Pilot Ini Ceritakan Dirinya Pernah Tersedot Keluar dari Jendela Kokpit 30 Tahun Lalu

TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pilot dari salah satu maskapai penerbangan terbesar di Britania baru-baru ini menceritakan kejadian yang menyeramkan.

Pilot yang dulu menerbangkan British Airways ini bercerita soal dirinya yang pernah tersedot keluar dari jendela kokpit di tengah penerbangannya.

Namun insiden itu telah terjadi 30 tahun yang lalu, tepatnya 10 Juni 1990, dilaporkan Dailymail.

Saat itu, pesawat sedang melakukan perjalanan dari Birmingham menuju Malaga.

Setelah 27 menit mengudara dan pesawat berada di langit Oxfordshire, dua dari enam jendela kokpit pecah.

Kaca depan kiri di kokpit pecah dan menyebabkan dekompresi yang berpotensi mematikan.

Baca juga: 6 Hal yang Diperhatikan Pilot saat Penerbangan, Mulai dari Bau hingga Pintu Darurat

Tekanan udara dari luar pesawat juga menyebabkan pintu kokpit terlepas dari engselnya dan terlempar ke kontrol throttle, menyebabkan pesawat berakselerasi dengan cepat menuju tanah.

Kapten pesawat Tim Lancaster terlepas dari kursinya dan tersedot keluar melalui jendela pada ketinggian 23.000 kaki atau setara 7.000 meter, menurut laporan Thesun.

Ilustrasi ruang kokpit pesawat, Rabu (19/8/2020).
Ilustrasi ruang kokpit pesawat, Rabu (19/8/2020). (Pixabay/StockSnap)

Kaki kapten pesawat itu tampak tersangkut di mesin pengatur penerbangan.

Saat itu kru kabin bernama Nigel Ogden berencana memasuki ruang kokpit untuk menanyakan 'apakah pilot menginginkan minuman'.

Dia terkejut melihat kejadian di ruang kokpit dan bergegas menghampiri arah jendela hingga pada akhirnya berhasil menangkap kaki Lancaster yang tersangkut.

Ogden memeganginya dengan sekuat tenaga.

Ogden mengatakan kepada Sydney Morning Herald, "Saya berbalik dan melihat kaca depan telah menghilang dan tubuh kapten Lancester keluar dari jendela, dia tersedot dan terlepas dari sabuk pengamannya dan yang bisa saya lihat hanyalah kakinya".

"Saya langsung melompati kolom kontrol dan memeluknya (sekitar pinggang kapten) dengan erat agar tubuhnya tidak keluar sepenuhnya," terusnya.

"Kemejanya tertarik dari punggungnya dan kapten menekuk tubuhnya ke badan pesawat bagian atas pesawat".

"Kakinya macet ke depan, memutus sambungan autopilot, dan pintu penerbangan bersandar pada kontrol, membuat pesawat meluncur ke bawah dengan kecepatan hampir 650 kmh melalui beberapa langit paling padat di dunia."

Ilustrasi ruang kokpit pesawat, Sabtu (29/8/2020).
Ilustrasi ruang kokpit pesawat, Sabtu (29/8/2020). (Pixabay/imcockpit)

Perlahan, Ogden menyelinap keluar jendela untuk memegangi kapten pilot dan untungnya kru kabin lain bernama John Heward melihatnya dan lari ke arah mereka untuk meraih sabuk pengaman kapten.

Ogden menambahkan, "Saya masih memegangi kapten Lancester, tapi kekuatan lengan saya semakin melemah dan kemudian dia terpeleset. Saya pikir saya akan kehilangan dia, tapi dia akhirnya membentuk huruf U melengkungkan badannya di sekitar jendela".

"Wajahnya membentur jendela dan darah mengucur dari hidung dan sisi kepalanya, lengannya mengibas dan tampak panjangnya sekitar 1,8 meter. Yang paling mengerikan, matanya terbuka lebar. Saya tidak akan pernah bisa melupakan pemandangan itu selama sisa hidup saya."

Sementara itu, co-pilot pertama, Alistair Atchison sedang berusaha mengambil alih kemudi untuk mengendalikan pesawat.

Bahkan kru kabin yang melihat kejadian itu telah yakin jika kapten pilot itu telah kehilangan nyawanya.

Ogden mengatakan, "Yang masih saya ingat adalah melihat Alistair Atchison, co-pilot itu sedang berjuang mengendalikan pesawat dan berteriak memberi peringatan 'Mayday!' 'Mayday!' lewat saluran radio".

Dengan bantuan kru kabin lain, Simon Rogers, mereka dapat membebaskan kaki Lancaster yang tersangkut dari mesin pengendali pesawat dan membawanya masuk lagi ke ruang kokpit.

"Hanya Tuhan yang tahu caranya, tapi saat itu terjadi, Atchison berhasil mengendalikan pesawat," imbuh Ogden.

Co-pilot Atchison juga berhasil melakukan pendaratan darurat di Southampon tanpa ada penumpang yang cedera.

Setelah pendaratan darurat di Bandara Southampton, Lancaster dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena dia mengalami patah lengan, radang dingin, dan memar di tubuhnya.

Tak hanya Lancaster, kru kabin Ogden juga mengalami sejumlah luka seperti disloksai bahu dan radang dingin.

TONTON JUGA:

"Saya membiarkan John mengambil alih urusan kabin dan saya berlari kembali untuk menjaga para penumpang, di mana semua penumpang telah mendengar suara ledakan itu. Untungnya, rekan saya, Sue Prince, telah menjaga mereka," tutur Ogden.

Dia melanjutkan, "Saya berteriak Brace! Brace!. Saat itu semua orang tahu betapa seriusnya situasi itu".

Belakangan ini diketahui bahwa kaca depan kokpit yang dikemudikan kapten Lancaster dipasang dengan sekrup yang diameternya terlalu kecil.

Sekira 87 baut pada kaca pesawat tidak kuat menahan tekanan setelah pesawat mencapai titik ketinggian.

Hal itu dipengaruhi oleh adanya perbedaan tekanan udara di dalam pesawat dan di luar pesawat.

Setelah tragedi ini, co-pilot Atchison menerima Penghargaan Polaris untuk keahliannya menangani kualitas udara.

Sementara pramugara Ogden, diberi penghargaan oleh ratu atas pelayanan luar biasa di udara.

Baca juga: Dukung Kapten Sepakbola yang Terkena Skandal, Pilot Buat Pola Penerbangan Berbentuk Organ Vital Pria

Baca juga: Pilot Ini Ungkap Betapa Mengerikannya Membuat Pengumuman di Kokpit Pesawat

Baca juga: Spruce Creek, Kota yang Mayoritas Warganya Pilot dan Punya Pesawat Pribadi

Baca juga: Hati-hati saat Naik Pesawat, Pilot Ungkap Risiko Turbulensi Makin Kuat karena Alasan Ini

Baca juga: Pilot Ibu dan Putrinya Ini Kerja Bersama Menerbangkan Pesawat Penumpang Komersial

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin