
Ribuan Lukisan Prasejarah Ditemukan di Gua Amazon, Jadi Bukti Perburuan di Jaman Es
TRIBUNTRAVEL.COM - Para peneliti baru-baru ini menemukan ribuan lukisan dari suku jaman es yang tersembunyi jauh di dalam hutan hujan Amazon.
Lukisan-lukisan tersebut tersebar di tiga hua di wilayah Serrania La Lindosa Kolombia.
Diperkirakan lukisan itu pertama kali digambar 12.600 dan 11.800 tahun yang lalu.
Satu di antara gua kuno, Cerro Azul memiliki lukisan yang mencakup lebih dari 2,5 mil.
Baca juga: 6 Perilaku Menyebalkan Penumpang Pesawat, Termasuk Memonopoli Sandaran Tangan
Dilaporkan Science Alert, lukisan tersebut menunjukkan beberapa penghuni awal Amerika Selatan dan interaksi mereka dengan hewan jaman es.
Termasuk kungkang raksasa, Ilama kuno dan kuda jaman es.
Beberapa lukisan, seprti di bawah bahkan menggambarkan apa yang menurut para ahli perburuan mastodon.
Mastodon adalah mamalia purba yang menyerupai persilangan antara mammoth dan gajah.

Ribuan Lukisan Sangat Detail
Banyak lukisan yang menunjukkan tingkat detail yang tak biasa untuk seni kuno semacam itu, menurut Jose Iriarte, seorang Profesor Arkeologi di Universitas Exeter dan pemimpin tim yang membuat penemuan itu.
"Kuda jaman es memiliki wajah yang liar dan berat. Begitu detailnya, kita bahkan bisa melihat rambut kudanya, menarik sekali," kata Iriarte kepada The Guardian.
Para peneliti menerbitkan studi tentang tiga situs pada bulan April di Jurnal Quaternary International.
Tetapi pada hari Senin, Universitas Exeter merilis pernyataan dengan informasi tentang penemuan itu bertepatan dengan liputan situs dalam sebuah episode Misteri Hutan: Kerajaan yang Hilang Amazon, serial dokumenter yang akan ditayangkan di Inggris mulai Sabtu.
Seorang Arkeolog Lingkungan di University of Exeter, Mark Robinson dan rekan penulis studi April, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa orang-orang yang memproduksi lukisan-lukisan ini kemungkinan besar pindah ke Amerika Selatan pada saat perubahan iklim yang ekstrem, di mana jaman es telah berakhir.

"Amazon masih berubah menjadi hutan tropis yang kita kenal sekarang," katanya.
"Lukisan-lukisan itu memberikan gambaran sekilas yang hidup dan menarik tentang kehidupan komunitas-komunitas ini. Sungguh luar biasa bagi kita hari ini untuk berpikir bahwa mereka hidup di antara, dan memburu, herbivora raksasa, beberapa berukuran sebesar mobil kecil," lanjutnya.
Lukisan-lukisan itu begitu luas dan banyak sehingga butuh waktu bertahun-tahun untuk mempelajarinya sepenuhnya.
Seorang Antropolog di Universitas Nasional Kolombia, Jeison Lenis Chaparro-Cárdenas dan anggota tim peneliti, mengatakan kepada Business Insider bahwa sebagian besar tebing di kawasan itu belum sepenuhnya dieksplorasi.
Melihat lebih dalam kehidupan prasejarah Amazon
Selain megafauna purba, gambar tebing dan gua menggambarkan aligator, tapir, monyet, penyu, ular, dan landak.
Mereka juga memasukkan bentuk geometris, serta pemandangan sehari-hari yang menunjukkan orang-orang berburu dan berinteraksi dengan tanaman dan pepohonan.
"Ada banyak hal dan momen kegembiraan dan takjub," kata Chaparro-Cárdenas.
Dia menambahkan bahwa sebagian besar gambar berputar di sekitar tema umum: "keagungan alam yang mengelilingi mereka dan yang berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari."
Tim melakukan penggalian tanah di sekitar situs seni cadas untuk menemukan petunjuk tentang bagaimana penduduk mengikis tanah liat untuk mengekstrak oker, pigmen yang mereka gunakan untuk membuat gambar.
Penyelidikan tersebut mengungkapkan sisa-sisa hewan yang kemungkinan dimakan oleh orang-orang purba, termasuk piranha, kura-kura, armadillo, dan kapibara, menurut Chaparro-Cárdenas.
Penghuni hutan hujan Amazon jaman modern masih memakan banyak hewan yang ditemukan di situs tersebut.
"Ini menunjukkan berbagai macam sumber daya yang digunakan oleh penduduk Amazon selama lebih dari 12.000 tahun," kata Chaparro-Cárdenas.
Sebuah perjalanan berbahaya '100 persen sepadan'
Tim tersebut pertama kali mulai mempelajari wilayah tersebut pada tahun 2014, dua tahun sebelum Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) membuat perjanjian damai dengan pemerintah Kolombia.
Wilayah Serran&;a La Lindosa berada di bawah wilayah FARC, dan masuk dengan aman masih membutuhkan negosiasi yang cermat dengan kelompok gerilya, menurut The Guardian .
Wilayah tersebut juga memiliki banyak bencana alam.
Ular dan caiman beracun menghuni daerah itu, yang berjarak satu jam perjalanan dari kota terdekat.
Pada satu titik, seekor ular semak berbisa yang besar menghalangi jalan tim peneliti.
Mereka harus berjalan mengelilinginya, karena tahu mereka jauh dari rumah sakit mana pun, The Guardian melaporkan.
"Anda berada di antah berantah," kata Ella Al-Shamahi, seorang arkeolog yang bekerja dengan tim pada film dokumenter yang akan datang, mengatakan kepada The Guardian.
Namun, dirinya menambahkan bahwa ia berani menghadapi bahaya '100 persen sepadan'.
Baca juga: Laporan Pentagon yang Bocor Ungkap Foto Kubus Perak Misterius di Atas Laut Atlantik
Baca juga: Dikabarkan Hilang, Monolit Logam Misterius Setinggi 4 Meter Kini Muncul di Rumania
Baca juga: Misteri Keberadaan Kapten Kapal Titanic, Benarkah Ia Masih Hidup Saat Kapal Tenggelam?
Baca juga: Benda Misterius di Gurun Ini Jadi Populer dan Menjadi Daya Tarik Wisatawan
Baca juga: Misteri DB Cooper, Pembajak yang Melompat dari Pesawat dan Menjadi Legenda
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)
