Tampak di Langit Indonesia, Apa Itu Hujan Meteor Quadrantid?

TRIBUNTRAVEL.COM - Hujan meteor Quadrantid menjadi salah satu fenomena astronomi yang terjadi pada awal 2021.

Dalam situs resminya, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) mengatakan, hujan meteor Quadrantid mencapai puncaknya pada 4 Januari 2021.

Informasi yang tertulis dalam laman Lapan, Quadrantid dapat terlihat paling jelas bagi pengamat yang terletak di belahan bumi bagian utara karena posisi titik radian atau arah datangnya Quadrantid berada di langit utara.

Sementara di Indonesia, Quadrantid tampak dari arah timur laut setelah rasi bintang Bootes terbit, yaitu sekitar pukul 02.30 dini hari hingga pukul 05.00, dengan titik radian tertinggi terjadi sesaat sebelum fajar sekitar pukul 04.00.

Lalu, apa itu hujan meteor Quadrantid?

Hujan meteor Quadrantid merupakan fenomena astronomi tahunan yang sudah ada sejak 500 tahun yang lalu.

Ilustrasi hujan meteor di langit saat malam hari.
Ilustrasi hujan meteor di langit saat malam hari. (Flickr/Channone Arif)

Quadrantid terjadi sejak 12 Desember hingga 12 Januari setiap tahunnya.

Melansir dari situs resmi Lapan, Quadrantid tidak berasal dari komet, melainkan dari asteroid.

Quadrantid dikenal memiliki intensitas besar, dengan leboh dari 100 meteor per jam.

Kendati demikian, Quadrantid sulit untuk diamati.

Hal ini dikarenakan, puncak hujan meteor Quadrantids bertepatan dengan Bulan Perbani Akhir, saat langit terang.

Padahal kondisi terbaik dalam mengatami hujan meteor adalah langit gelap tanpa awan dan tidak ada polusi cahaya.

Waktu terbaik menyaksikan hujan meteor Quadrantid

Andi Pangerang, peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan menjelaskan, untuk di wilayah Indonesia puncak aktivitas Quadrantid terjadi pada tanggal 3 Januari pukul 23.00 WIB atau 4 Januari pukul 00.00 WITA/01.00 WIT.

"Sehingga, intensitas maksimumnya dapat disaksikan sejak 4 Januari dini hari sekitar pukul 02.30 waktu setempat hingga menjelang matahari terbit," tambah Andi, seperti dikutip TribunTravel dari Kompas.com.

Andi menjelaskan meski puncak aktivitas Quadrantid terjadi pada 3 Januari, namun saat itu Quadrantid belum terbit. Sementara itu hujan meteor baru bisa disaksikan ketika terbit, yaitu pada 4 Januari.

Jadi, waktu ketampakan intensitas maksimumnya diambil dari waktu yang terdekat dengan puncak aktivitas.

"Jadi, 3 Januari jam 23.00 WIB itu lagi deras-derasnya. Cuma, karena Quadrantid belum terbit, baru dapat disaksikan ketika terbit," ujarnya.

Baca juga: Jadi Maskapai Teraman di Dunia 2021, Qantas Buka Kembali Penerbangan Internasional Juli 2021

Baca juga: Pedang yang Dicuri dari Patung Pahlawan 40 Tahun Lalu Akhirnya Dikembalikan

Baca juga: Polisi Temukan Makhluk Laut Raksasa Mirip Monster yang Terdampar di Pantai

Baca juga: Kronologi Pendaki Gunung Rinjani Tewas Jatuh ke Jurang, Diduga Salah Memilih Jalur

Baca juga: Inilah Maskapai Teraman di Dunia Tahun 2021 Menurut AirlineRatings

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin