Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah, Ini Alasan di Baliknya
TRIBUNTRAVEL.COM -Tahun BaruImlek bagi masyarakat Tionghoa bukan hanya sekedar perayaan pergantian tahun.
Tahun Baru Imlek juga menandai perpindahan zodiak dalam kultur Tionghoa, yang dilambangkan dengan binatang.
Tahun 2021 adalah tahun Kerbau, sedangkan tahun 2020 kemarin adalah tahun Tikus.
MelansirChinesenewyear.net, tahun ini, perayaan Imlek jatuh pada Jumat (12/2/2021) dan sudah mulai dirayakan sejak Kamis (11/2/2021).
Perayaan puncaknya adalah Festival Lampion, yang diselengagrakan pada Jumat (26/2/2021). Perayaan ini sekaligus mengakhiri rangkaian perayaan Imlek.
Selama perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan menghias rumah mereka dengan pernak-pernik tradisional, seperti lampion, dan juga mengenakan busana tradisional.
Tradisi lain yang dikenal luas masyarakat saat Imlek adalah tradisi membagikanangpao(amplop kecil berisi uang) berwarna merah.
Selain angpao, pernak-pernik lain saat perayaan Imlek, seperti baju dan lampion, juga didominasi warna merah.
MengapaImlek identik dengan warna merah?
Ada beragam versi mengenai alasan Imlek identik dengan warna merah.
Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto mengatakan, warna merah yang dominan dalam perayaan Imlek berhubungan dengan akar budaya penduduk Tiongkok pada saat itu, yang hidup bertani.
Dwi, yang telah beberapa kali melakukan riset tentang kebudayaan Tionghoa, mengatakan, warna merah melambangkan petir yang dilihat oleh para petani saat hujan, dan digunakan untuk menunjukkan rasa bahagia memasuki masa panen.
"Di zaman dulu itu kan masyarakat sana (Tiongkok) itu pertanian. Nah, merah itu asalnya dari petir. Kalau ada petir itu kan hujan, artinya hujan itu kan panen, jadi bahagia. Jadi warna merah itu warna kebahagiaan," kata Dwi saat dihubungiKompas.com, Rabu (10/2/2021).
Dwi mengatakan, Imlek sebetulnya adalah perayaan pergantian musim. Namun, ada juga yang menyebut bahwa Imlek itu adalah perayaan agama Konghucu.
"Tapi sekarang dari perkembangan-perkembangannya, menjadi kebudayaan. Artinya seperti Idul Fitri itu, orang juga ikut merayakan, ikut beli baju, dan macam-macam lainnya," ujar Dwi.
Mitos makhluk buas
Salah satu versi lain mengenai warna merah yang dominan saat perayaan Imlek berkaitan dengan mitologi yang dipercayai oleh masyarakat Tionghoa.
MelansirReader's Digest, 22 Januari 2019, legenda menyebutkan, warna merah pada saat Imlek bermula dari kepercayaan tentang Nian, seekor binatang buas yang akan meneror penduduk desa pada Tahun Baru, memakan tanaman, ternak, dan bahkan anak-anak.
Akan tetapi, penduduk desa mengetahui bahwa makhluk setengah banteng berkepala singa itu takut pada tiga hal, yaitu api, kebisingan, dan warna merah.
Akhirnya, Nian dapat dikalahkan oleh penduduk desa, dan sejak saat itu warna merah dianggap membawa keberuntungan dan rejeki bagi semua orang.
Oleh karena itu, warna merah dipakai saat Imlek, untuk melambangkan keberuntungan dan rasa suka cita karena telah mengalahkan Nian.
Baca juga: Makna dan Sejarah Tradisi Angpau, Amplop Merah Berisi Uang yang Ditunggu saat Perayaan Imlek
Baca juga: Berkunjung ke Lembang Park ; Zoo saat Liburan Imlek 2021, Ini Aturan yang Harus Diketahui
Baca juga: Mulai Rp 100 Ribuan, Hotel Mewah di Pontianak ini Cocok untuk Libur Tahun Baru Imlek
Baca juga: Promo Imlek KFC, Paket 3 Nasi Ayam Cola ; Puding Mulai dari Rp 99 Ribu, Kamu Juga Bisa Dapat Angpau!
Baca juga: Berburu Kue Keranjang Legendaris Khas 5 Daerah di Indonesia, Buat Perayaan Imlek Lebih Bermakna
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah?