Mengenal Ampiang Dadiah, Kuliner Fermentasi Susu Kerbau Khas Minangkabau
TRIBUNTRAVEL.COM - Berbicara tentang ragam kuliner Indonesia memang tidak akan ada habisnya.
Di daerah dataran tinggi di Sumatera Barat dikenal memiliki banyak warisan kuliner yang unik.
Hal tersebut dapat dilihat dari satu kuliner Khas Minangkabau, yakni Ampiang Dadiah.
Ampiang Dadiah merupakan produk fermentasi susu tradisional asal kota Bukittinggi.
Baca juga: Mengenal Es Brasil Asli Purwokerto, Es Krim Jadul yang Manisnya Bikin Nagih
Ampiang Dadiah merupakan susu kerbau yang difermentasi secara alami di dalam buluh atau ruas batang bambu.
Biasanya, proses fermentasi terjadi dalam waktu satu hari penuh.
Proses fermentasi ini kemudian menghasilkan sejenis krim padat bertekstur lembut dan memiliki cita rasa yang asam.
Semakin lama umur fermentasinya, Ampiang Dadiah yang dihasilkan akan semakin padat dan mengeras.
Sekilas, Ampiang Dadiah mengingatkan pada jenis produk fermentasi susu lain yang lebih populer, yaitu yoghurt.
Meskipun sama-sama terbuat dari susu, tetapi ada beberapa hal yang membuat hasil proses fermentasi pada yoghurt dan dadiah memiliki karakteristik yang berbeda.
Salah satu perbedaannya adalah dari jenis susu yang digunakan.
Ampiang Dadiah hanya dapat dibuat menggunakan susu kerbau segar yang baru diperah.
Penggunaan susu jenis lain, semisal susu sapi terbukti tidak akan menghasilkan dadiah.
Proses pembuatan Ampiang Dadiah
Untuk 20 batang bambu Ampiang Dadiah membutuhkan perahan susu dari 3 ekor kerbau.
Susu segar ini biasanya disaring terlebih dahulu, kemudian langsung ditampung dalam buluh atau ruas bambu dengan panjang sekitar 20-30 centimeter.
Ruas-ruas bambu ini kemudian ditutup dan disimpan selama proses fermentasinya berlangsung.
Karenanya, proses pembuatan dadiah biasanya dimulai selepas subuh, bersamaan dengan aktivitas para peternak mulai memerah susu dari kerbau-kerbau.
Pengerjaan ampiang harus beberapa orang, minimal tiga orang.
Satu orang menumbuk, satu menimang, dan satu lagi merendang.
Keunikan Ampiang Dadiah
Selain faktor bahan baku susu, hal lain yang membuat dadiah unik adalah proses fermentasinya berlangsung secara spontan dalam wadah bambu.
Hal ini berbeda dengan yoghurt pada umumnya yang memerlukan tambahan kultur mikroba tertentu sebagai starter dalam proses fermentasinya.
Kedua produk yang dihasilkan pun memiliki karakteristik berbeda.
Jika yoghurt tetap bersifat cair tetapi sedikit mengental, maka dadiah cenderung mengeras.
Keunikan lain dari dadiah adalah cara menikmatinya.
Cara paling populer dalam menyantap Ampiang Dadiah ini adalah dengan menyajikannya bersama emping beras.
Rasa asam dadiah yang berpadu dengan kerenyahan emping beras ditambah siraman gula aren merupakan suatu kombinasi yang nikmat.
Ampiang Dadiah juga bisa disantap sebagai lauk bersama sambal, bawang, dan sirih.
Perpaduan ini menghasilkan rasa asam pedas yang segar sebagai teman menyantap nasi.
Bagi kamu yang berminat mencicipi seperti apa keunikan rasa Ampiang Dadiah, beberapa tempat yang menjadi rekomendasi di antaranya, Rumah Makan Simpang Raya serta Kedai Lestari H Minang di kawasan Pasar Atas Bukittinggi.
Baca juga: Mencicipi Seafood 99, Kuliner Malam Legendaris di Jakarta yang Sudah Eksis Sejak 1972
Baca juga: Mengenal Paniki, Kuliner Ekstrim Berbahan Dasar Kelelawar Khas Minahasa, Berani Coba?
Baca juga: Mengenal Beras Singkong, Kuliner Unik Khas Kampung Adat Cireundeu, Cimahi
Baca juga: Mengenal Taco, Makanan Tradisional Meksiko yang Terbuat dari Kulit Tortila
Baca juga: Mengenal Aneka Olahan Aci Khas Jawa Barat, Ada Cilok Hingga Cimin, Apa Itu?
(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)