TRAVEL UPDATE: Pesona Keindahan Desa Wae Rebo NTT, Dijuluki Desa Terindah di Indonesia

TRIBUNTRAVEL.COM - Nusa Tenggara Timur (NTT) memang terkenal akan keindahan alam yang memesona.

Wilayah kepulauan ini bisa dikatakan sebagai surga wisata untuk Kawasan Timur Indonesia.

NTT juga menjadi rumah bagi Taman Nasional Komodo yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Tak hanya itu, kawasan yang disebut desa terindah di Indonesia pun juga berada di NTT, yakni Wae Rebo.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Viral di Medsos, Nelayan Ini Temukan Hiu Berwajah Manusia di NTT

Dikutip dari Nationalgeographic.co.id, Wae Rebo merupakan desa tua di Kabupaten Manggarai, NTT.

Jika berkunjung ke sini, kamu akan melihat rumah-rumah tradisional khas Manggarai serta memiliki pengalaman berbaur dengan warga lokal.

Di desa Wae Rebo terdapat mbaru niang, bangunan tradisional dengan atap kerucut dan arsitektur yang unik.

Wisata kampung adat Wae Rebo di NTT, Senin (7/9/2020).
Wisata kampung adat Wae Rebo di NTT, Senin (7/9/2020). (Flickr/Stephen Taylor)

Terdapat tujuh rumah adat mbaru niang di sana.

Atap kerucutnya memiliki diameter sekira 12-15 meter dengan tinggi 8-10 meter yang menjuntai dan hampir menutupi seluruh rumah.

Mbaru niang sendiri terbuat dari beberapa jenis rumput, dan dilapisi ijuk atau serat pohon palem.

Bahan-bahan ini dipilih agar rumah mereka kuat menahan serangan angin dan air hujan.

Hingga kini, mbaru niang masih digunakan untuk berkumpul, melakukan ritual, dan berdoa bersama setiap Minggu pagi.

Desa di atas awan

Untuk mencapai Wae Rebo, kamu perlu mendaki selama tiga jam.

Namun, jangan khawatir, kamu tidak akan merasa lelah karena pemandangan sekitarnya sangat menakjubkan

Hutan hujan hijau yang mengelilinginya merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang indah.

Beragam tanaman seperti anggrek, pohon palem, dan pakis, akan kamu temui sepanjang perjalanan.

Tak ketinggalan, suara kicau burung yang merdu pun menuntun langkahmumenuju Wae Rebo.

Berdiri di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, Wae Rebo kerap disebut sebagai 'desa di atas awan'.

Hampir setiap pagi kabut-kabut tipis menyelimuti desa ini, memberikan kesan magis sekaligus menenangkan.

Keramahan warga lokal

Sesampainya di Wae Rebo, kamu tidak hanya disambut oleh rumah adat dan pemandangan indah, tetapi juga penghuninya yang ramah.

Di Wae Rebo, ada upacara sambutan bernama Waelu.

Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan selamat datang kepada turis atau wisatawan dan dipimpin oleh ketua suku.

Selain penyambutan, melaui upacara Waelu, kamujuga diberkati dengan doa-doa kebaikan dan keselamatan saat tinggal di Wae Rebo.

Meski berada di lokasi terpencil, tetapi kamu tidak akan bosan di sini.

Kamu bisa bergabung dan beraktivitas layaknya penduduk lokal.

Sejak pagi hari, warga Wae Rebo mulai sibuk menanam biji kopi dan mengolahnya.

Dan meskipun menenun bukan kegiatan utama di sini, tetapi kamu masih bisa menemukan beberapa wanita yang menenun kain songket.

Yang paling menarik, wisatawan diperbolehkan untuk bermalam di mbaru niang, bersosialisasi, dan makan malam bersama penduduk asli.

Kamu akan tidur di atas tikar dan merasakan bagaimana kehidupan di Wae Rebo.

Kehangatan tinggal satu atap dengan penduduk lokal tidak akan bisa kamu lupakan.

Cara menuju ke Wae Rebo

Desa Wae Rebo dapat dicapai menggunakan pesawat menuju Labuan Bajo.

Selanjutnya, perjalanan akan ditempuh melalui jalur darat.

Dari Labuan Bajo, kamu harus pergi ke Ruteng dengan perkiraan waktu tempuh perjalanan sekitar empat jam.

Sampai di Ruteng, kamu masih harus pergi ke Denge, desa terdekat dengan Wae Rebo.

Dari Denge ke Wae Rebo, perjalanan tidak dapat dilakukan menggunakan kendaraan, sehingga kamu harus mendaki selama tiga jam.

Namun, jangan khawatir, meskipun jalanan sedikit menanjak dan terjal, tetapi kamu akan ditemani oleh pemandangan yang indah.

Di jalur pendakian, juga tersedia tiga pos peristirahatan.

Pos pertama bernama Wae Lomba, yang jaraknya kurang lebih satu jam perjalanan dari Denge.

Selanjutnya, kamu akan menemukan pos Pocoroko, dan yang terakhir adalah Nampe Bakok.

Di pos ketiga, kamu bisa menikmati pemandangan pegunungan sebelum menginjakkan kaki di desa Wae Rebo.

Baca juga: Selain Pulau Komodo, 10 Tempat Wisata Terbaik di NTT untuk Liburan Akhir Pekan

Baca juga: Inilah Alasan Kenapa Pink Beach di NTT Punya Pasir Pantai Berwarna Merah Muda

Baca juga: Tarif Menginap di Nihi Sumba, Resor Mewah di NTT yang Jadi Lokasi Liburan Gisel dan Gempi

Baca juga: Berburu Senja di Pelabuhan Baa NTT, Cocok Dikunjungi untuk Liburan Akhir Pekan

Baca juga: Jelajah Pantai Bondei, Surga Tersembunyi di Manggarai Timur NTT

(TribunTravel.com/Mym)

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin