Mengenal Berbagai Jenis Pempek Khas Palembang, Ada Lenjer hingga Lenggang

TRIBUNTRAVEL.COM - Pempek merupakan kuliner khas Palembang yang sudah cukup terkenal.

Namun, tahukah kamu kalau rupanya pempek khas Palembang punya jenis yang berbeda-beda?

Ya, pempek khas Palembang memang kerap disajikan dalam berbagai variasi.

Mulai dari pempek polos berbentuk lonjong hingga yang diberi isian berupa telur.

Lalu apa saja sih jenis-jenis pempek khas Palembang tersebut?

Baca juga: Tips Memasak Pempek Khas Palembang yang Bertekstur Kenyal dan Tidak Keras

Berikut ulasan selengkapnya:

1. Lenjer

Pempek lenjer termasuk jenis pempek khas Palembang yang berbentuk lonjong polos.

Nama lenjer berasal dari bahasa masyarakat sekitar lenjeran yang berarti lonjong seperti silinder.

Pempek lenjer ini terbilang sebagai pempek original karena hanya terbuat dari adonan pempek saja.

Pempek jenis lenjer biasanya tersedia dalam ukuran mini hingga jumbo.

2. Kapal Selam

Pempek kapal selam mungkin merupakan pempek favorit hampir semua orang karena memiliki isian berupa telur.

Nama kapal selam sendiri diambil dari proses memasak pempek ini.

TONTON JUGA:

Pempek kapal selam saat direbus biasanya akan tenggelam terlebih dahulu, barulah mengapung ketika sudah matang.

Selain itu, bentuk pempek kapal selam ini relatif besar, bundar dan agak menggembung.

3. Adaan

Pempek jenis adaan memiliki bentuk bulat beraturan mirip seperti bakso.

Menariknya lagi, pempek jenis adaan adonannya diberi tambahan santan sehingga lebih gurih dan sedap.

Selain itu pempek adaan biasanya disajikan dengan cara langsung digoreng tanpa direbus terlebih dahulu.

4. Keriting

Sesuai namanya pempek jenis ini memiliki bentuk bulat dengan detail kriting.

Jika dilihat sekilas mungkin akan seperti bola-bola mi namun terbuat dari adonan pempek.

Cara membuat pempek keriting terbilang lebih rumit daripada jenis lain, karena harus menggunakan pirikan.

Pirikan yang dimaksud adalah sebuah saringan, dengan pegangan pada kedua sisinya.

Selain untuk mencetak kriting, pikiran juga digunakan untuk menghaluskan ikan untuk pempek maupun tekwan.

5. Kulit

Selain dibuat menggunakan daging ikan tenggiri, pempek juga ada yang dibuat menggunakan kulit ikan.

Biasanya adonan pempek biasa akan diberi tambahan kulit ikan yang sudah dihaluskan.

Berbeda dengan pempek lain, pempek jenis ini warnanya sedikit gelap karena mendapat campuran kulit.

6. Lenggang

Pempek lenggang merupakan bentuk inovasi untuk menyantap adonan dasar pempek.

Adonan pempek yang sudah matang biasanya diberi tambahan kocokan telur.

Setelah itu pempek akan digoreng atau dibakar dalam wadah yang terbuat dari daun pisang.

Barulah pempek disantap bersama kuah cuko dan irisan timun agar semakin mantap.

7. Tunu

Jika pempek pada umumnya direbus atau digoreng maka pempek tunu justru berbeda.

Pempek jenis ini disajikan dengan cara dipanggang setelah adonan dibentuk bulat.

Setelah matang, pempek tunu dibelah dan diberi isi ebi, kecap manis, dan cabai rawit tumbuk.

8. Pempek Tahu

Sesuai namanya, pempek jenik ini pembuatannya dikombinasikan dengan tahu.

Bukan malah menjadi isian, tahu pada pempek jenis ini digunakan untuk membungkus adonan.

Setelah dibungkus barulah pempek tahu digoreng dan disantap bersama kuah cuko.

9. Pistel

Selain pempek tahu, pempek khas Palembang juga ada yang bentuknya mirip seperti pastel.

Nama pempek pistel sendiri diambil dari kata kates yang berarti pepaya.

Hal ini dapat dilihat dari isian pempek yang berupa tumis daun pepaya muda dan ebi yang dimasak dengan santan.

Selain itu pempek pistel juga biasa disantap setelah direbus ataupun digoreng.

Baca juga: Bosan Sarapan Nasi? Kunjungi 5 Tempat Makan Pempek di Palembang Ini

Baca juga: 5 Pempek Enak di Pelembang Paling Terkenal dan Murah, Rasanya Autentik dan Cocok Buat Oleh-oleh

Baca juga: Menikmati Cita Rasa Pempek Ny Kamto, Usaha dari Rumahan hingga Buka Kedai di Berbagai Kota

Baca juga: 6 Tempat Makan Pempek di Palembang yang Terkenal Enak dan Sering Diburu Wisatawan

Baca juga: Sejarah Pempek Megaria, Kuliner Legendaris di Menteng Jakarta yang Ada Sejak 1989

(TribunTravel/Zainiya Abidatun Nisa')