Limun Sarsaparilla, Soda Jadul Khas Jogja yang Mulai Langka, Dulu jadi Favorit Bangsawan

TRIBUNTRAVEL.COM - Berbicara soal Yogyakarta, kota ini tidak hanya istimewa dengan wisatanya, tapi juga kulinernya.

Seperti satu di antaranya ada limun sarsaparilla.

Limun sarsaparilla merupakan soft drink alias minuman soda jadul khas Jogja.

Limun sarsaparilla khas Jogja ini juga dikenal dengan nama dari pelafalan masyarakat lokal, saparella.

Sebagai minuman khas, limun sarsaparilla ini tergolong langka dan mungkin tidak dapat ditemui di kota lain.

Hal ini disebabkan oleh bahan baku utama dalam membuat limun sarsaprilla juga sudah mulai sulit ditemukan.

Baca juga: Cari Menu Sarapan Dekat Malioboro? 7 Kuliner Enak Khas Jogja Berikut Tak Boleh Dilewatkan

Sejarah Limun Sarsaparilla

Limun sarsaparilla merupakan minuman bersoda yang jadul dan khas dari Yogyakarta
Limun sarsaparilla merupakan minuman bersoda yang jadul dan khas dari Yogyakarta (Instagram/@hendi_alfatih)

Sarsaparilla pada mulanya merupakan minuman yang sempat populer di Amerika Serikat sekitar abad 19.

Sesuai namanya, minuman klasik AS ini dulunya terbuat dari ekstrak tanamanan sarsaparilla dan kerap dijadikan sebagai obat bebas.

Kemudian setelah itu pamornya meluas ke berbagai negara termasuk Indonesia.

TONTON JUGA:

Eksistensi limun sarsaparilla di Indonesia pertama kali diprakarsai Heinrich Surbeck pada 1916.

Pada saat itu ia mendirikan pabrik es batu bernama NV Ijs Fabriek Siantar di Kota Pematang Siantar.

Untuk melebarkan sayap industri, Surbeck juga memproduksi minuman bersoda dengan merek 'Badak', yang tersedia dalam rasa jeruk, anggur, dan sarsaparilla.

Rasa sarsaparilla inilah kemudian digemari oleh banyak masyarakat dan mulai tenar hingga Jogja.

Limun sarsaparilla sempat populer di Jogja pada sekitar 1950 hingga 1960-an.

Namun, setelah pasar miunuman soda dari mancanegara mulai masuk ke Indonesia, pamor sarsaparillapun meredup secara perlahan.

Favoritnya Para Bangsawan

Konon, limun sarsaparilla merupakan minuman soda jadul yang jadi favoritnya para bangsawan Jogja.

Kususnya bagi para bangswan keraton kesultanan Yogyakarta.

Sehingga tidak heran jika pada zaman dulu limun sarsaparilla sempat menjadi simbol kelas ekonomi pada masyarakat Jogja.

Kemewahan limun sarsaparilla juga dapan dilihat dari penjajiannya pada zaman dahulu.

Yaitu hanya disuguhkan pada saat acara tertentu seperti pernikahan dan khitanan.

Atau untuk menyambut tamu-tamu penting di kesultanan Yogyakarta.

Keunikan Limun Sarsaparilla

Limun sarsaparill khas Yogyakarta ini terbilang sebagai soda jadul yang tidak biasa.

Hal tersebut dapat dilihat dari bahan bakunya yang terbuat dari tumbuhan sarsaparilla.

Tumbuhan sarsaparilla ini termasuk spesies tanaman langka dan sudah cukup sulit untuk ditemukan.

Dalam membuat limun sarsaparilla, bagian tanaman yang diambil adalah batangnya yang kemudian dicampur air berkarbonasi.

Limun sarsaparilla memiliki cita rasa manis, dengan perpaduan sedikit mint.

Namun, kamu jangan kaget saat minum limun sarsaparilla karena minuman ini juga memiliki aroma jamu yang sangat kuat.

Beberapa masyarakat bahkan menyebutkan, aromanya mirip seperti balsem.

Tidak hanya rasanya, limun sarsaparilla juga dikemas dalam botol berbentuk unik dan tidak biasa.

Biasanya limun sarsaparilla dikemas dalam botol kaca dengan dua varian ukuran yakni besar dan kecil.

Pada botol besar bentuknya mungkin sama seperti botol kecap, namun untuk limun ukuran kecil botolnya berbentuk bulat dengan bagian dasarnya melebar.

Di Jogja sendiri limun sarsaparilla ini diproduksi dalam berbagai merek seperti Herkules, Maeraktja, Ay Hwa, Minerva dan Indo Saparella.

Sayangnya untuk pabrik limun sarsaparilla bermerek Herkules (di Gondomanan) dan Maerakatja (di Mangkubumi) saat ini sudah ditutup.

Untuk mendapatkan minuman ini kamu bisa berkunjung ke beberapa tempat makan di Jogja.

Seperti di Soto Kadipiro Bantul, Restoran Bale Raos di Jalan Magangan Kulon, dan Warung Kepik Sawah di Jalan Godean, Sleman.

Baca juga: 5 Tempat Makan Sate Klatak di Jogja, Ada yang Terkenal Gara-gara Film AADC 2

Baca juga: Pilihan 5 Tempat Sarapan Enak di Jogja, dari Hidangan Tradisional hingga Segar Berkuah

Baca juga: 4 Kuliner Legendaris di Jogja yang Hampir Punah, Pernah Coba Kethak Blondo?

Baca juga: Oseng Mercon Bu Narti dan 4 Kuliner Legendaris di Jogja yang Cocok untuk Menu Makan Malam

Baca juga: Seruput Hangatnya Wedang Ronde Mbah Payem, Kuliner Legendaris Jogja Sejak 1965

(TribunTravel/Zainiya Abidatun Nisa')

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin