TRAVEL UPDATE: Bunga Rampai, Restoran Bergaya Kolonial yang Menyajikan Hidangan Khas Nusantara

TRIBUNTRAVEL.COM - Jalan-jalan mengelilingi Jakarta Pusat, kamu akan menemukan beberapa bangunan bergaya kolonial.

Umumnya, beberapa bangunan tersebut dijadikan sebagai pusat perkantoran, namun ada pula yang menjadi restoran.

Seperti halnya bangunan kolonial yang kini menjadi restoran bernama Bunga Rampai.

Bunga Rampai berlokasi di Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut laporan wartawan TribunJakarta.com, Penny Adhe Liana, restoran ini menyajikan makanan khas nusantara dengan gaya fine dining.

Selain hidangannya, yang menarik di sini adalah suasananya.

Baca juga: Tips Tetap Aman Makan di Restoran saat Pandemi COVID-19, Hindari Makan dengan Santai

Traveler akan dibuat terkagum-kagum dengan interiornya yang mewah, namun tetap klasik.

Bunga Rampai, sebenarnya baru berdiri sejak 2007 silam.

Tapi, restoran ini menempati sebuah rumah lama yang bergaya kolonial.

Konon, bangunan kuno ini dibangun pada awal 1900-an, yang mana dahulu sering digunakan untuk tempat pertemuan tokoh-tokoh penting nasional.

Meski kini difungsikan sebagai restoran, tapi menurut pengelola gedung ini masih ditampilkan seperti aslinya.

Seperti didominasi dengan warna putih, juga jendela-jendela besar yang menjadi ciri khas dari bangunan-bangunan di zaman kolonial.

Sejak awal, desain dari restoran Bunga Rampai ini ditangani oleh desainer interior Agam Riadi.

Ia berupaya menyelaraskan unsur eksterior dan interior gedung ini dengan lingkungan di sekitarnya yang cenderung modern.

Tetapi, tetap mempertahankan keaslian arsitektur muasal rumah.

Saat ini, bagian bangunan tersebut dibagi menjadi beberapa ruangan untuk dapat dimanfaatkan dan disesuaikan dengan berbagai jenis acara.

Hingga pada pertengahan 2013, gedung Bunga Rampai direnovasi seiring kondisi sebagian gedung yang sudah semakin tua.

Kini, restoran Bunga Rampai terdiri dari tiga lantai dengan beberapa ruangan di dalamnya.

Diantaranya lantai dasar sebagai ruang utama, ada juga ruang VIP, serta rooftop di lantai tiga.

Restoran ini, menyuguhkan berbagai hidangan khas nusantara.

"Ini sesuai dengan visi dan misi kita, yakni berupaya menyajikan makanan Indonesia dengan kualitas yang prima dan ingin mengharumkan nama Indonesia di kata mancanegara," kata Mulia Denny, pimpinan BungaRampai, Senin (8/3/2021).

Yang terbaru, restoran ini muncul dengan tampilan yang lebih segar dengan wajah baru dan menu-menu baru yang diadopsi dari masakan dan sajian khas daerah.

Seperti Ayam Tangkap (Aceh), Bebek Sultan (Madura), Gurame Pesmol Mede (Jawa Barat), olahan Bebek Madura yakni Bebek Sultan, dan masih banyak yang lainnya.

Mulia Denny, selaku Pimpinan dari Bunga Rampai menjelaskan, beberapa menu baru yang dihadirkan ini merupakan salah satu bentuk kreasi di bidang kuliner dari Restoran Bunga Rampai agar tetap dicintai masyarakat.

Sempat tutup karena imbas pandemi Covid 19, Restoran Bunga Rampai saat ini mencoba inovasi baru agar tetap dapat bertahan dan kembali mewarnai dunia kuliner di Indonesia.

"Era pandemi, efeknya sangat besar termasuk bisnis restoran, juga pada Bunga Rampai. Bunga Rampai sempat tutup 3 bulan, sempat mati suri. Tetapi kami melihat hikmah dibalik itu. Kami jadi punya waktu untuk berbenah," kata Mulia.

Restoran penerima penghargaan Adikarya Wisata dari pemerintah sebagai Resto Indonesia Formal Dining Terbaik tahun 2019 ini, terpacu untuk semakin berbenah diri.

Menurut Mulia, era pandemi bukan jadi waktu untuk membatasi diri dalam berkreasi.

Apalagi, bagi Restoran Bunga Rampai.

"Sebetulnya di situasi sekarang, pilihannya kita diam, stagnan, gak ada hal yang baru, atau kalau kita mau tetap jaga spirit kita, maka kreasi terus tumbuh," katanya.

Maka dari itu, Restoran Bunga Rampai memberanikan diri untuk tetap berinovasi ditengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19.

Suluruh staf dan pramusaji juga mengenakan seragam baru rancangan desainer mode Sebastian Gunawan.

Krem, merah, emas, sogan, hitam, dan putih, mendominasi warna busana yang berselaras senada dengan warna ruang.

Para staf dan pramusaji wanita di sini mengenakan kebaya pendek kutubaru khas Kartini dengan selendang dan bersepadan batik tradisi Jawa Tengah, atau baju kurung berselendang yang dipadukan dengan songket khas Sumatera.

Sementara untuk barisan para pria, ada yang memakai jas beskap berblangkon dengan bawahan kain batik, ada pula setelan bergaya teluk belanga berkain songket, lengkap dengan pecinya.

Tak lupa, masker jadi pelengkap busana wajib dalam padanan busana.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Restoran Ini Punya Cara Unik untuk Terapkan Aturan Social Distancing

Baca juga: Resto Khoja, Rekomendasi Kuliner Timur Tengah Enak di Semarang Buat Menu Buka Puasa

Baca juga: Teras Kayu Resto, Tempat Makan di Kota Padang yang Suguhkan Nuansa Tradisional

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Resto Kebun Raya Bogor, Sajikan Ragam Kuliner Nusantara dan Internasional

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Mencicipi Ragam Hidangan Lezat di Resto Kebun Raya Bogor

(TribunTravel.com/Mym)

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin