Icip Kelezatan Empal Gentong, Kuliner Khas Cirebon yang Dimasak Menggunakan Gentong dan Kayu

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu daya tarik dari suatu daerah adalah kuliner khasnya yang terkenal enak.

Cirebon menyimpan kuliner khas yang unik dengan sebutan Empal Gentong.

Empal yang dimaksud bukan irisan pipih daging sapi yang diolah dengan bumbu manis gurih, melainkan potongan daging kecil dengan siraman kuah santan khas Cirebon.

Nah, kali ini TribunTravel telah merangkum dari berbagai sumber, berikut keunikan dari Empal Gentong yang kamu harus ketahui.

Baca juga: Mengenal Anyang, Kuliner Khas Medan yang Langka dan Hanya Disajikan saat Buka Puasa

1. Bercita rasa gurih yang menggiurkan

Empal Gentong, Cirebon
Empal Gentong, Cirebon (Instagram/ @steviansetiawan)

Empal Gentong merupakan makanan berkuah santan berwarna kuning pekat dengan tampilan yang menyerupai gulai.

Namun, yang membedakan dalam satu porsi Empal Gentong terdapat potongan selederi dan daun kucai yang semakin menggiurkan.

Selain itu, cita rasa gurih yang khas dari kuahnya akan semakin nikmat jika ditambahkan sedikit perasan jeruk nipis dan taburan bubuk cabai giling.

2. Menggunakan jeroan

Empal Gentong yang disajikan dengan lontong, dahulunyatidak memakai daging secara keseluruhan.

Melainkan banyak menggunakan varian jeroan seperti, babat, usus, hati dan beberapa irisan lemak.

Namun kini, Empal Gentong sudah mulai banyak menggunakan daging sapi dan beberapa potong tulang muda yang makin menambah kenikmatan.

3. Dimasak menggunakan gentong atau kayu

Hal unik dari Empal Gentong khas Cirebon ini adalah proses memasaknya.

Empal Gentong biasanya dimasak menggunakan gentong yang dibakar menggunakan api dari tungku kayu bakar.

Fungsi gentong dan kayu bakar ini merupakan rahasia kualitas turun temurun, sehingga menghasilkan aroma tradisional yang unik.

4. Hasil dari pendekatan Sunan Gunung Djati kepada masyarakat Cirebon

Empal Gentong tersebut sempat menjadi saksi sejarah ketika Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati mulai memperkenalkan agama Islam di wilayah pesisir laut jawa tersebut.

Saat itu beliau mencoba dekat dengan para masyarakat di Cirebon melalui pengenalan makanan yang berkuah dan berbahan dasar daging kerbau, serta memiliki tekstur yang empuk kepada masyarakat setempat yang mayoritas menganut ajaran Hindu dan mengkramatkan hewan sapi.

Saat itu Sunan Gunung Djati sangat menghormati perbedaan yang ada di Cirebon, sehingga ia menggantinya dengan daging kerbau agar tidak menimbulkan perselisihan antar masyarakat di sana.

Empal Gentong bisa menjadi satu daftar kuliner yang sangat enak disantap langsung di tempat, maupun dibawa pulang sebagai oleh-oleh dengan varian kemasan kaleng yang tahan hingga beberapa hari.

Baca juga: Mencicipi Brongkos Bu Atun, Kuliner Andalan dengan 16 Rempah dan Daging Sapi Pilihan

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Asam Khas Indonesia untuk Bumbu Masakan, Apa Saja Fungsinya?

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Mencicipi Sate Rembiga Ibu Sinnaseh, Punya Cita Rasa Asli yang Menggugah Selera

Baca juga: Mencicipi Brongkos Bu Atun, Kuliner Andalan dengan 16 Rempah dan Daging Sapi Pilihan

Baca juga: Mengenal Keunikan Jamu, Minuman Rempah Tradisional Indonesia sebagai Warisan Dunia

(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)

Baca selengkapnya berita soal kuliner Cirebon di sini

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin