
Lezatnya Serabi Kocor Mbak Tini, Kuliner yang Wajib Dicoba saat Jalan-jalan ke Parangtritis
TRIBUNTRAVEL.COM - Serabi merupakan jajanan tradisional yang cukup legendaris.
Hingga kini, kuliner yang terbuat dari tepung beras ini masih menjadi favorit bagi banyak orang hingga.
Bahkan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, serabi masih bisa ditemukan di pinggiran jalan.
Satu di antara banyak penjual serabi di pinggiran jalan yang bisa kamu temui adalah warung Serabi Kocor Mbak Tini.
Baca juga: Perbedaan Serabi Solo dan Serabi Bandung, Mulai Bahan Dasar hingga Alat Masaknya
Melansir laman TribunJogja, serabi Mbak Tini dijajakan di pinggiran Jalan Parangtritis, Gadingharjo, Kretek, Bantul.
Di warung sederhana ini, kamu bisa menikmati serabi kocor dan serabi manis.

Warung Serabi Kocor Mbak Tini sudah ada sejak 2008 lalu.
Lokasi warungnya berada di kurang lebih 10 meter dari utara jembatan Kretek yang menuju Pantai Parangtritis.
Meskipun warungnya terbilang sederhana, tetapi cita rasa serabinya sangat enak saat disantap.
Sugi (50), suami dari Mbak Tini menuturkan, serabi terbuat dari tepung beras dan kelapa, yang kemudian akan digoreng di atas cobek tanpa menggunakan minyak.
Biasanya, dalam sehari Sugi dan Tini akan menghabiskan sekira 4 kilogram beras.
"Warungnya buka dari jam 2 siang sampai habis. Nggak pasti tutupnya jam berapa. Tapi nggak sampai jam 10 malam sudah habis. Buka setiap hari," jelas Sugi.
Warung serabi Mbak Tini menyediakan serabi kocor dan serabi manis.
Serabi kocor adalah serabi yang rasanya gurih (asin), kemudian ditambahkan kuah gula jawa dan santan.
Sedangkan serabi manis, rasanya sudah manis tanpa harus diberi kuah kocor.
Ada beberapa varian rasa serabi manis yang bisa kamu pilih yakni cokelat, nangka dan pisang.
Harga serabinya cukup murah, yakni Rp 2.500 saja.
Tini menuturkan, dirinya memilih berjualan serabi karena sang nenek juga berjualan makanan tradisional ini di Pasar Angkruk.
"Kalau nenek saya sudah lama sekali jualan serabi. Saya kan dulu bantu setiap hari, jadi bisa bikin serabi. Akhirnya saya ikut jualan," ungkap wanita 42 tahun ini.
Berbeda dengan kuliner lain, serabi di tempat ini masih dimasak dengan cara yang sederhana.
Meski sudah ada kompor, Mbak Tini masih mempertahankan nuansa tradisional, yaitu memasak menggunakan anglo atau tungku yang terbuat dari tanah liat.
Bahkan, perapiannya juga menggunakan kayu bakar.
Menurut dia, memasak serabi menggunakan anglo memiliki cita rasa berbeda dibanding dengan alat masak lainnya.
"Ada aroma khas kayu bakar. Jadi serabi akan jadi lebih enak," tutur Mbak Tini.
Selain itu, alasan lain memasak serabi menggunakan anglo karena lebih cepat matang dibanding pakai kompor, menurutnya.
Baca juga: Nikmatnya Soto Sadang, Kuliner Legendaris Purwakarta yang Eksis Sejak 1974
Baca juga: 6 Kuliner Legendaris di Malang untuk Makan Siang, Cicipi Sate Gebug yang Bumbunya Menggoyang Lidah
Baca juga: Ini 5 Kuliner Legendaris di Teras Surken, Surganya Para Pecinta Kuliner di Bogor
Baca juga: 5 Serabi Enak di Yogyakarta, Ada Serabi Mertua hingga Serabi Bandung Kang Sena Gejayan
Baca juga: Lezatnya Serabi Oncom Buatan Rudi, Kuliner Khas Sunda dengan Harga Cuma Rp 2.000
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal Rekomendasi Kuliner di sini.
