Calon Pendaki Gunung Everest Tak Bisa Mulai Pendakian dari Tibet, Apa yang Terjadi?

TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia yang menjadi bagian dari Pegunungan Himalaya.

Gunung dengan ketinggian 8.849 mdpl itu terletak di perbatasan Nepal dan Tibet.

Calon pendaki yang ingin mendaki Gunung Everest dapat memilih satu dari dua jalur pendakian yang ada, yaitu jalur utara (Tibet) dan selatan (Nepal).

Namun saat ini, calon pendaki Gunung Everest tidak bisa memulai pendakian dari Tibet.

Mengutip Travel+Leisure, China mengumumkan penutupan jalur pendakian di sisi Tibet pada Jumat (14/5/2021).

Baca juga: 4 Alasan Tak Ada Pesawat Terbang yang Berani Melewati Kawasan Tibet

Gunung Everest
Gunung Everest (haikudeck.com)

Keputusan ini diambil karena adanya kekhawatiran virus corona yang berasal dari Nepal.

Diinformasikan CNN, Nepal telah memberikan izin pada 400 pendaki untuk mendaki Gunung Everest pada musim ini.

Rencananya, Nepal akan kembali membuka jalur pendakian untuk musim gugur.

Sementara China belum mengizinkan wisatawan asing untuk mendaki Gunung Everest melalui jalur Tibet.

Pada 9 Mei, China mengumumkan rencana untuk membuat 'garis pemisah' di puncak Everest untuk memastikan para pendaki menjaga jarak.

Sebuah tim dibentuk untuk melakukan pendakian untuk memetakan rencana itu, Reuters melaporkan pekan lalu ketika kasus Covid-19 di Nepal terus meningkat.

Baca juga: 9 Kuliner Khas Nepal, dari Fermentasi Sayuran Gundruk hingga Kue Berbentuk Ikan Yonari

Namun, proses pembuatannya dipertanyakan karena tipisnya kadar oksigen di puncak yang sulit bagi tubuh manusia.

Seorang pemandu Austria memberi tahu AP bahwa ia membatalkan pendakian dari Nepal.

Everest Base Camp
Everest Base Camp (Global Crossroad)

Baca juga: Gunung Everest Akhirnya Memiliki Ketinggian Resmi Setelah China dan Nepal Sepakat

"Kami mengakhiri ekspedisi hari ini karena masalah keamanan dengan wabah Covid-19 yang diberikan," kata Lukas Furtenbach.

"Kami tidak ingin mengirim orang atau sherpa, mereka bisa sakit bahkan mati di sana," tambahnya.

Minggu lalu, dua pendaki Gunung Everest dilaporkan meninggal dunia saat melakukan perjalanan di Nepal.

Namun penyebab kematian mereka tidak disebutkan.

Kasus Covid-19 di Nepal meningkat

Kasus Covid-19 di Nepal telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Tingkat kepositifannya mencapai 45 persen atau sekitar 9.000 kasus baru setiap hari, dilaporkan NBC.

The Irish Pub, Namche Bazaar, Nepal
The Irish Pub, Namche Bazaar, Nepal (anilblon.wordpress.com)

Beberapa pendaki dinyatakan positif setelah kembali dari base camp Everest Nepal.

Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Nepal sedang menuju krisis serupa dengan tetangganya, India.

Baca juga: Nepal Larang Penggunaan Plastik Bagi Pendaki Gunung Everest

"Kami sedang dalam tahap awal. Saya pikir kondisinya akan semakin kritis dalam beberapa hari mendatang," ujar Sushila Pandit, seorang pekerja bantuan Mercy Corps di Nepal, mengatakan kepada NBC News

Menurut data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, negara berpenduduk 28,6 juta itu telah mengalami 455.020 kasus dan 5.001 kematian sejak awal pandemi.

Semetara itu, sekitar 1,27 persen dari populasinya saat ini telah divaksinasi.

(TribunTravel.com/Sinta A.)

Baca juga: Orang yang Selamat dari Kemacetan di Gunung Everest Minta Aturan Pendakian Diperketat

Baca juga: 7 Fakta Gunung Everest yang Disebut-sebut Pernah Ditaklukkan Capres Prabowo Subianto pada 1997

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin