Viral Curhatan Wisatawan Harus Sewa Jip ke Petilasan Mbah Maridjan, Ketua Asosiasi Jip: Ada Oknum
TRIBUNTRAVEL.COM - Sebelumnya viral di media sosial curhatan wisatawan yang dipaksa parkir dan harus sewa ojek atau jip untuk sampai ke Petilasan Mbah Maridjan.
Curhatan tersebut pun ditanggapi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kelapa Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman Suci Sinuraya.
Pihaknya memastikan jawatannya segera menindaklanjuti soal curhatan wisatawan tersebut.
Baca juga: 7 Makanan Tertua di Dunia yang Ditemukan Arkeolog, Ada Roti Gosong Berusia 5.500 Tahun
Ia juga telah mengirim surat untuk menggelar rapat bersama lintas pemangku kepentingan, khusus membahas persoalan tersebut termasuk memanggil Komunitas dan Asosisasi Jip Lereng Merapi.
"Kemarin kan masalahnya di situ. Iya. Kita panggil komunitas dan asosiasi Jip yang terkait dengan itu," kata Suci, Selasa (1/6/2021), dilansir dari Tribun Jogja.
Menurutnya, sejak Senin (31/5/2021) kemarin surat pemanggilan sudah dibuat dan telah dikirimkan.
Pihaknya ingin duduk bersama, mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.
Ia mengundang semua pemangku kepentingan, mulai dari Kalurahan, Kapanewon hingga Kepolisian.
Pihaknya juga mengundang juga Bagian Hukum Pemkab Sleman, Inspektorat dan Satpol-PP yang bertugas di bagian penegakkan peraturan daerah.
Suci enggan membocorkan di mana lokasi rapat.
Sebab, dirinya menjaga semua pihak, sehingga nantinya hasil rapat saja yang akan disampaikan.
Menurutnya, yang jelas rapat rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Alam di Jogja Buat Berburu Foto, Harga Tiket Masuk Murah dan Pemandangannya Indah
"Kami agendakan Kamis ini. Surat sudah kami kirimkan," ujar Suci.
Menurutnya, pihaknya perlu duduk bersama untuk memetakan dan mengurai masalah.
Lalu mengomunikasikan dengan baik-baik kepada pihak terkait sehingga ke depan bisa menjadi sistem yang bisa diterapkan, agar permasalahan serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.
Ia mengungkapkan, jika pertemuan Kamis (3/6/2021) besok belum selesai, maka bisa dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.
"Saya berharap nanti bisa ketemu solusi permanen. Jadi (permasalahan seperti ini) tidak akan terjadi lagi," katanya.
Diketahui sebelumnya, unggahan netizen dengan nama Iqbal Basyari viral di media sosial.
Ia mempertanyakan di sebuah grup Facebook, karena tidak dibolehkan menuju Petilasan Mbah Maridjan dengan kendaraan pribadi.
Dirinya disetop dan harus memarkir kendaraan di Cangkringan.
Kemudian diminta melanjutkan perjalanan dengan menyewa Jip atau ojek dengan alasan jalan rusak.
Padahal, dari hasil pengamatannya jalan di sana sudah cukup baik dan bisa dilewati.
Karena tidak ingin berdebat, ia terpaksa tidak melanjutkan perjalanan, dan akhirnya putar balik.
Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Wilayah Timur, Bambang Sugeng menanggapi curhatan tersebut.
Menurutnya, keluhan wisatawan di media sosial ini menjadi permasalahan yang terus berulang ke sekian kali.
Ia meluruskan, bahwa pihak Jip sebenernya tidak ada hubungannya dengan hal itu.
Sebab yang terjadi di sana adalah oknum.
Ada sekelompok orang yang membuat lahan parkir pribadi dan menyetop wisatawan untuk parkir di sana.
Pihaknya mengaku justru dirugikan, sebab dinarasikan harus naik Jip.
Padahal pengelola Jip sendiri tidak membuka rute khusus ke petilasan Mbah Maridjan.
Bahkan, sejak empat tahun silam, Bambang mengaku sudah berpikir kegiatan penyetopan wisatawan untuk parkir ini akan 'membunuh' perlahan destinasi wisata petilasan Mbah Maridjan, maupun wisata lainnya yang ada di Kepuharjo dan Cangkringan.
"Ini sudah permasalahan kesekian kali. Itu dilakukan oleh oknum. Intinya, pihak jip tidak berkaitan dengan hal itu. Jip lepas dari semua itu. Jadi, tidak ada hubungannya," kata dia, Senin (31/5/2021).
Menurutnya, kegiatan penyetopan wisatawan untuk parkir dan melanjutkan perjalanan dengan jasa ojek ataupun Jip ini terus berulang.
Sebab, setiap berhasil menawarkan Jip, oknum tersebut otomatis akan mendapatkan Fee.
Pegiat Jip sendiri, diakui Bambang sudah tidak nyaman dengan permasalahan ini.
Sebab asosiasinya tidak pernah membuka trip dengan rute dari titik parkir ke petilasan Mbah Maridjan.
Trip yang selalu ditawarkan pihak Jip ke wisatawan adalah menjelajah sejumlah destinasi.
Misalnya ke stonehenge, museum mini sisa hartaku, wisata lava Merapi dan batu alien, bahkan bunker hingga petilasan Mbah maridjan.
"Tapi kalau trip spesial khusus ke petilasan Mbah Maridjan saja, itu enggak ada," aku Bambang.
Ia mengungkapkan, jalan menuju tempat petilasan Mbah Maridjan adalah jalan yang sudah dibuka untuk umum.
Apabila wisatawan mau naik menggunakan kendaraan pribadi sebetulnya tidak apa-apa.
Tidak ada larangan
Karenanya untuk mengurai polemik ini, dalam waktu dekat akan ada tindak lanjut penyelesaian dari pihak-pihak terkait maupun Pemerintah Kabupaten Sleman.
"Ini butuh duduk bareng. Akan ada forkompinda menindaklanjuti bersama dengan pihak terkait," ujar dia.
Unggahan netizen yang mempertanyakan soal wajib sewa jip ke petilasan Mbah Maridjan ini viral.
Bahkan, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, ikut memberikan komentar setelah postingan diunggah juga oleh @merapi_uncover.
Bupati mengaku akan melakukan pemeriksaan dan tindak lanjut, dengan upaya penyelesaian masalah.
"Semoga kawasan wisata Merapi tetap nyaman untuk berwisata," tulisnya.
Saling Jaga
Plt Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suci Iriani Sinuraya menilai curhatan wisatawan di media sosial soal destinasi wisata tidak akan terjadi manakala semua pihak bisa saling menjaga.
Kemudian, Pemerintah juga memonitor dan memberikan aturan yang tepat.
Menurut dia, masing-masing pihak seharusnya bisa saling memahami posisi, dan memiliki komitmen untuk kebaikan.
"Jika tidak. Maka akan merusak semuanya. Jangan sampai wisatawan yang mau datang jadi takut," kata dia.
Suci berharap semuanya dapat saling menjaga dan memahami.
Apalagi, Pariwisata menyumbang perekonomian masyarakat cukup besar di Kabupaten Sleman maupun Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahkan, dari pariwisata dapat mengangkat dan menumbuhkan sektor lain.
Mulai dari sektor UMKM, transportasi, perbankan, penginapan, kuliner, hingga jasa laundry dan pijat.
Semua itu saling berkembang dan terhubung dengan wisata.
"Jika tidak saling memahami dan menjaga, akan menjadi kerusakan bersama, kebangkrutan bersama," tuturnya.
Tonton juga:
Baca juga: Viral di Medsos, Mahasiswi Cantik Asal Klaten Jualan di Warung Pos 3 Pendakian Gunung Lawu
Baca juga: Turis Pria Gali Tambang di Taman Nasional, Tak Disangka Dapat Berlian 2,2 Karat
(TribunTravel.com/ Rwid)
Baca selengkapnya seputar Viral di Medsos, di sini.