TRAVEL UPDATE : Mencicipi Legitnya Kue Mangkuak Tampuruang, Jajanan Tradisional Khas Padang

TRIBUNTRAVEL.COM - Berbicara soal jajanan tradisional khas Padang, Sumatera Barat memang tidak akan pernah ada habisnya.

Ada banyak jajanan tradisional khas Padang yang wajib kamu cicipi.

Satu di antaranya ada kue mangkuak tampuruang.

Menurut laporan TribunPadang, Rima Kurniati, kue ini disebut mangkuak karena bentuknya mirip mangkok dan sekilas seperti telor mata sapi.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Danau Teratai Asahan, Tempat Wisata Murah dengan Pemandangan Memukau

Kue mangkuak tampuruang adalah kue berbentuk mangkok dalam tempurung.

Tempurung ini berfungsi sebagai wadah sekaligus cetakan kue.

Bahan-bahan dalam membuat kue mangkuak tampuruang ini di antaranya ada tepung terigu, gula jawa, dan santan kelapa.

Baca juga: TRAVEL UPDATE : Air Terjun Pelaruga, Wisata Alam Eksotis di Langkat Sumatera Utara

Tampilannya yang klasik, kue mangkuak tampuruan menjadi jajanan favorit masyarakat Padang.

Biasanya kue magkuak tampuruang disantap langsung dari tempurung dengan menggunakan sendok.

Saat disendok bagian kue berwarna cokelat bercampur dengan pinggiran kue yang putih dengan rasa gurih lembut menambah kenikmatan saat menyantapnya.

Kue mangkuak tampuruang biasanya dijual pada pagi hari untuk menu sarapan atau pada acara besar seperti pernikahan.

Bentuknya yang unik, kue mangkuak tampuruang selalu mencuri perhatian.

TONTON JUGA :

Manisnya godok batinta khas Minang

Selain kue mangkuak tampuruang, ada juga godok batinta.

Jajanan ini memang tak sepopuler lamang tapai, sala lauak, dan jajanan tradisional khas Sumatera Barat lainnya.

Bahkan uniknya jajanan ini mudah dijumpai hanya pada saat bulanRamadan, terutama pada Pasar Pabukoan.

Di antara banyaknya pada pedagang yang menyajikan berbagai menu makanan dan minuman, godok batinta tetap menjadi pilihan masyarakat sebagai takjil buka puasa.

Godok batinta merupakan jajanan tradisional khas dari Sumatera Barat yang bahan utamanya adalah pisang dan tepung beras.

Kedua bahan tersebut dicampurkan dan digoreng hingga warnanya berubah menjadi agak kecokelatan.

Adonan yang telah digoreng kemudian diberi tambahan saus yang terbuat dari gula merah.

"Orang Minang menyebut gula merah tersebut dengan gula saka," jelasnya.

Menurutnya, dinamakan godok batinta karena pisang yang telah digoreng tadi dilumuri oleh gula saka tersebut sehingga bentuknya menyerupai tinta yang ditumpahkan.

Baca juga: TRIBUN TRAVEL : Menikmati Nasi Gudeg Bu Ijah, Kuliner Legendaris di Glodok Jakarta Barat

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Serunya Bermain di Sikembang Park, Tempat Wisata Alam Seru di Batang

(TribunTravel.com/Septi Nandiastuti)