Begini Cara Mengolah Mi Instan yang Tepat Supaya Rasanya Makin Nikmat
TRIBUNTRAVEL.COM - Pecinta mi instan merapat!
Mi instan merupakan makanan yang disukai sejuta umat.
Tersaji dalam aneka varian seperti kuah, goreng, maupun nyemek, ternyata mi instan ini jadi favorit banyak orang.
Biasanya mi instan cocok dimakan saat kumpul keluarga, ketika musim hujan, maupun sebagai teman nonton film.
Tapi tahukah kamu jika ada cara khusus untuk mengolah mi instan supaya rasanya makin nikmat?
Baca juga: Tempe Berbahan Dasar Mi Instan Viral di Medsos, Dibungkus Daun Pisang Mirip Tempe Kedelai
Dilansir Grid.ID melalui Intisari Online, Sabtu (7/8/2021), mi instan ini dibuat agar tahan lebih lama, tentu saja ada proses yang panjang.
Mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium dan dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.
"Dalam kebanyakan kasus monosodium glutamat (MSG) serta hidrokuinon tersier-butil (TBHQ) - pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi - mungkin ada dalam mi instan untuk meningkatkan rasa dan menjaga ketahanan."
"Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.
Mengutip dari Tribunnews.com, mi instan sering dianggap sebagai makanan miskin gizi dan malah dituding banyak mengandung zat berbahaya seperti MSG (penyedap rasa), pewarna makanan, dan pengawet serta bahan pengenyal mi.
Namun ternyata salah jika melarang sama sekali konsumsi mi instan.
Boleh saja jika sekali-sekali makan mi instan asal makanan instan itu disehatkan terlebih dulu.
Berikut ini cara menyehatkan mi instan.
Baca juga: 5 Kuliner ala Sisca Kohl yang Viral di TikTok, Ada Mi Instan Topping Stroberi Seharga Rp 1,2 Juta
"Mi instan adalah sumber karbohidrat yang bukan komplek. Bahannya terbuat dari terigu, tepung yang diproses. Makin diproses, sumber karbohidrat jadi makin kurang sehat. Selain itu, di dalam kemasan mi instan terdapat terdapat bumbu dan minyak. Bumbu dan minyak ini yang bikin mi instan jadi enak karena banyak garam, penyedap dan lemak dari minyak," ujar Dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK dari departemen gizi fakultas kedokteran UI Jakarta.
Kebanyakan garam, penyedap dan lemak ini tentunya merugikan kesehatan.
Terlalu banyak bumbu mi instan dan penyedap bisa membahayakan tekanan darah karena keduanya sama-sama sumber natrium.
Kebanyakan lemak bisa membahayakan kesehatan jantung.
Meski begitu, Dr. Fiastuti berpendapat agak salah kaprah jika melarang mengonsumsi mi instan.
"Boleh-boleh saja makan mi instan, asal ada syaratnya," katanya.
Syarat pertama adalah mengurangi bumbu dan minyaknya.
Bumbu harus dikurangi agar asupan natrium yang berlebihan bisa dihindari.
Minyak bumbu mi instan pun harus dikurangi untuk mengurangi asupan lemak.
"Apalagi jika mi instan itu disiapkan untuk anak-anak. Anak tidak dianjurkan makan garam atau gula berlebihan. Jangan mengajari anak untuk menyantap makanan yang kebanyakan garam dan penyedap."
"Sebab begitu anak tahu rasa enak dari makanan yang banyak garam dan penyedap dia tak mau lagi makanan yang kurang asin. Beda dengan orang dewasa yang sudah punya nalar dan memilih makanan sehat. Sama halnya dengan rasa manis."
"Anak yang biasa minum manis akan kesulitan minum susu tanpa gula. Maka mulailah memberi anak susu plain atau tanpa rasa," katanya.
Baca juga: Harga Makanan di Kedai Puncak Bogor Jadi Viral, 2 Porsi Mi Instan Pakai Telur Rp 54 Ribu
Meskipun anak tidak boleh diberi diet rendah lemak, ia menegaskan anak tidak boleh diberi lemak sebebas-bebasnya.
Dr. Fiastuti berpesan agar anak tetap diberi lemak namun tetap dipilihkan lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti yang terdapat pada alpukat dan ikan.
Syarat kedua, harus ditambahkan zat gizi yang lain sehingga memasok gizi yang komplit untuk tubuh.
"Mi instan jadi makin tak sehat jika dikonsumsi hanya mi saja. Itu artinya, kita hanya mengasup karbohidrat saja. Apalagi jika mi instan dijadikan lauk makan nasi. Ini makin tak sehat," tegas Dr. Fiastuti.
Agar sehat, hendaknya mi instan disajikan bersama dengan sayuran dan sumber protein sehingga tercapai komposisi ideal 60 persen karbohidrat, 15-20 persen protein dan 30 persen lemak.
"Sumber protein paling mudah ditambahkan di mi instan adalah telur. Sumber protein telur ini termasuk yang paling baik karena mengandung asam amino yang paling lengkap," kata Dr. Fiastuti.
Baca juga: Sisca Kohl Makan Mi Instan Seharga Rp 16 Juta, Seperti Apa Rasanya?
Baca juga: Viral Kedai Mi Instan dengan Harga Tak Wajar, Camat Cisarua Turun Tangan
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "Mi Instan Punya Sisi Gelap yang Berbahaya, Begini Cara Mengolahnya Agar Sehat dan Tak Berbahaya Bagi Tubuh".