Protokol New Normal Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani, Apa Saja?
JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tengah menyiapkan Standar Operasional Prosedural (SOP) atau protokol pendakian dan aktivitas wisata alam dalam menghadapi masa New Normal.
Hal tersebut disampaikan Kepala Balai TNGR Dedy Asriady saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
"SOP-nya sedang kami siapkan, tapi untuk penyesuaiannya kami sedang menunggu arahan dari pusat (Jakarta) dan akan disesuaikan juga dengan hasil koordinasi pemerintah daerah setempat," kata Dedy.
Lantas, apa saja yang tengah dipersiapkan TNGR dalam menyambut New Normal?
Jalur pendakian baru akan disiapkan
Dedy mengungkapkan TNGR saat ini sudah mempersiapkan wisata pendakiannya seperti jalur pendakian baru.
Jalur pendakian tersebut, kata dia, sudah selesai digarap pada April 2020. Proses pengerjaan jalur itu memakan waktu kurang lebih empat bulan--terhitung sejak bulan Januari.
Baca juga: Dalam 2 Hari, Ada 50 Pendaki Ilegal yang Coba Masuk Gunung Rinjani
Adapun jalur pendakian Gunung Rinjani seperti diketahui sempat rusak akibat gempa Lombok, Juli 2018.
Oleh karena penggarapan jalur pendakian sudah selesai, Dedy mengatakan tahun ini jalur pendakian dapat dilalui semaksimal mungkin untuk wisatawan atau pendaki.
"Mungkin akan ada jalur tambahan, tapi ini masih menunggu rapat selanjutnya yang mana kita akan buka hasil perbaikan jalur," ujarnya.
Siapkan kuota pembatasan pendakian 50 persen
Dedy juga mengatakan, bahwa akan ada hal baru dalam protokol New Normal pendakian Gunung Rinjani. Salah satunya adalah pendakian akan dibatasi kuota 50 persen.
"Ini masih draft-nya ya, jadi nanti akan dibatasi kuota 50 persen untuk para pendaki tentu pendakiannya dengan protokol kesehatan standar New Normal," terangnya.
Ia menjelaskan protokol kesehatan standar tersebut di antaranya penanganan kesehatan, penyediaan disinfektan, penggunaan masker, hand sanitizer, dan protokol standar lainnya.
Adapun protokol tersebut berlaku bagi semua pihak yang terkait Gunung Rinjani, mulai dari petugas jaga, pengunjung atau pendaki, tur operator dan siapa saja yang berkunjung.
Siapkan eRinjani terintegrasi asuransi
Lebih lanjut, Dedy mengatakan TNGR akan menerapkan dan memperbarui aplikasi eRinjani. Aplikasi yang sudah berjalan dua tahun ini akan mengalami perbaikan dan perbaruan salah satunya akan terintegrasi dengan asuransi.
"Karena kita harus menjamin bukan hanya kenyamanan tapi juga keamanan. Kalau terjadi apa-apa itu untuk meng-cover, jadi asuransinya itu harus pasti," terangnya.
Baca juga: Virtual Tour Mendaki Gunung Rinjani, Peserta Pakai Jaket Gunung
Hal ini menurut Dedy sifatnya wajib mengingat kata dia, Gunung Rinjani merupakan kategori wisata pendakian terindah di Indonesia.
Selain itu, tambah Dedy, asuransi juga sangat penting mengingat segmen pasar wisatawan Gunung Rinjani yaitu wisatawan mancanegara (wisman).
"Otomatis seperti asuransi itu mereka lebih butuh, jadi kita mau pastikan itu," tambahnya.
Tak hanya wisatawan mancanegara, baik porter dan guide juga akan di-cover perihal asuransi. Hal ini kata Dedy juga sebagai syarat dari pendakian bertaraf internasional.