Viral Warung Tengkleng di Solo Harganya Terlampau Mahal, Penjual Sedih Kini Sepi Pembeli

TRIBUNTRAVEL.COM - Harsi mungkin tak pernah menyangka, warung sederhana tempat ia menjajakan tengkleng mendadak sepi pembeli.

Perempuan berusia 60 tahun itu mengaku tidak mengetahui warungnya viral di media sosial karena harga yang dipatok terlampau tinggi.

Warung yang berlokasi di Solo Baru, tepatnya di Jalan Kunir V, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah itu kini menjadi sepi pembeli.

Harsi mengungkapkan, kini dirinya hanya membuat tengkleng sekira dua kilogram.

"Biasanya dulu masih ramai sehari bisa bikin tengkleng sampai 5 kilogram," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (7/12/2021).

Harsi mengaku, harga tengkleng di warungnya tidak mahal.

Harsi (60) pemilik warung Tengkleng Bu Harsi di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. (TribunSolo.com/Agil Tri)
Harsi (60) pemilik warung Tengkleng Bu Harsi di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. (TribunSolo.com/Agil Tri)

Terlebih saat ini harga bahan untuk membuat tengkleng semakin naik.

"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," tambah dia.

Harsi pun mengaku sedih dengan anggapan bahwa warungnya mematok harga tengkleng terlalu mahal.

Baca juga: Mie Aceh Meuligoe, Rekomendasi Kuliner Mi Pedas di Kota Solo dengan Cita Rasa Autentik

Tidak ada daftar harga menu

Harsi mengatakan bahwa tidak ada daftar harga menu di warungnya.

Hal ini karena dirinya tidak bisa baca tulis.

Sementara itu, tertulis harga di spanduk warungnya, yaitu tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.

Untuk menu tengkleng yang harganya mencapai ratusan ribu, Harsi menjelaskan bahwa tengkleng tersebut bukanlah porsi besar ataupun kecil.

Warung Tengkleng Bu Harsi di Jalan Kunir V, Solobaru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Warung Tengkleng Bu Harsi di Jalan Kunir V, Solobaru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. (TribunSolo.com/Agil Tri)

Tengkleng dengan harga Rp 150.000 per porsi merupakan tengkleng komplit dengan isian lengkap.

Mulai dari dua buah pipi, dua buah telinga, iga, lidah, dan otak.

"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," ujar Harsi.

Ia berharap warungnya kembali ramai dan tidak lagi viral karena harganya dianggap mahal.

Harsi mengaku, kejadian ini akan menjadi pengalaman bagi dirinya.

Ia juga akan lebih memperhatikan kebersihan dan memasang daftar harga menu di warungnya.

Lalu, apa itu tengkleng?

Tengkleng merupakan hidangan yang terbuat dari bahan dasar tulang dan daging kambing.

Meski mirip seperti gulai kambing, namun tengkleng tidak memakai santan untuk kuahnya.

Melansir dari situs resmi pariwisatasolo.surakarta.go.id, Rabu (8/12/2021), isi tengkleng adalah tulang belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel.

Baca juga: Soto Gading dan 5 Soto Enak di Solo yang Cocok untuk Menu Sarapan

Biasanya juga berisi sate usus, sate jerohan, otak dan organ-organ lain seperti mata, telinga, pipi, kaki dan lain-lain.

Kenikmatan menyantap tengkleng akan terasa ketika menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan menghisap isinya.

Tengkleng
Ilustrasi tengkleng (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Kendati demikian, tengkleng memiliki sejarah yang panjang hingga menjadi kuliner yang kerap diburu wisatawan di Solo.

Hidangan satu ini lahir dari kesengsaraan rakyat pada masa penjajahan, dilaporkan KompasTravel.

Saat itu, masyarakat hanya mampu membeli 'limbah' dari kambing yaitu bagian tulang dan jeroan.

"Itu dinamakan tengkleng karena, kalau ditaruh di piringnya orang miskin dulu, terbuat dari gebreng (semacam seng) itu bunyinya kleng-kleng-kleng," jelas Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr. Ir Murdijati-Gardjito, Selasa (26/11/2019).

Ia menjelaskan, bagian daging dari kambing pada masa itu, dihidangkan untuk para tuan dan nyonya orang Belanda dan para priyayi.

Baca juga: Rica Bu Sartini, Kuliner Pedas di Solo Favorit Mahasiwa UNS dan ISI

Sementara rakyatnya memakan sedikit daging yang masih melekat pada tulang.

"Tapi pada zaman global ini nyesepi tulang, nitili tulang itu menjadi suatu keasyikan tersendiri," tukasnya.

Baca juga: Lezatnya Selat Mbak Lies, Sajian Kuliner Legendaris di Solo

Baca juga: 5 Tempat Wisata Sejarah di Solo untuk Liburan Akhir Tahun 2021, Mampir ke Museum Keris

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin