Mengenal Seletar, Bandara Kedua di Singapura yang Sering Terlupakan
TRIBUNTRAVEL.COM - Meskipun berukuran kecil, Singapura mewakili lokasi utama Asia dalam hal perjalanan udara.
Bandara utamanya, Changi, adalah salah satu hub tersibuk dalam penerbangan dunia.
Lokasinya yang strategis, membuat Bandara Changi populer dengan penumpang transit ke segala arah.
Namun, tahukah kamu bahwa Singapura ternyata memiliki bandara kedua bernama Seletar?
Baca juga: Ketinggalan Pesawat, Bule Ngamuk dan Adu Jotos dengan Polisi di Bandara Ngurah Rai Bali
Berawal dari pangkalan militer
Banyak bandara di seluruh dunia memiliki sejarah operasi militer, begitu pula dengan Bandara Seletar Singapura (XSP).
Bandara Seletar dibuka pada 28 Februari 1928, dengan nama Royal Air Force (RAF) Seletar.
RAF adalah divisi udara dan ruang angkasa dari angkatan bersenjata Inggris, dan hadir di Singapura karena menjadi koloni Inggris pada saat itu.
Rencana untuk membuka pangkalan RAF di Singapura dimulai pada tahun 1921, dengan Seletar menjadi salah satu dari dua lokasi yang terpilih pada tahun 1923.
Pesawat pertama yang menggunakan pangkalan RAF setelah selesai dibangun adalah Supermarine Southampton.
Dalam dekade pertama operasi RAF Seletar, penerbang perintis Amy Johnson (1930) dan Amelia Earhart (1937) mendarat di sana dengan penerbangan jarak jauh.
Baca juga: Bandara Kacau karena Kemunculan Rubah ; Burung, Sejumlah Penerbangan Batal
Sementara RAF Seletar pada dasarnya adalah sebuah pangkalan militer, RAF Seletar memang melayani penerbangan sipil secara singkat.
Ini berlangsung dari tahun 1930 hingga 1947, saat itulah Bandara Kallang dibuka.
Pangkalan udara tersebut sibuk selama Perang Dunia Kedua, dengan pasukan Australia juga hadir di sana.
Namun bandara tetap aktif setelah konflik, dan memainkan peran kunci dalam perang gerilya yang dikenal sebagai Darurat Malaya.
Perluasan dan pemugaran
RAF akhirnya menarik diri dari Seletar pada tahun 1971, menyerahkan pangkalan itu kepada Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF).
Sejak saat itu menjadi bandara sipil, terutama menangani penerbangan umum dan jet pribadi, dengan beberapa layanan komersial.
Untuk mendukung transisi ini, Seletar telah mengalami beberapa perubahan selama bertahun-tahun.
Baca juga: Dianggap Berpakaian Tidak Pantas, Mantan Miss Universe Terpaksa Ganti Baju di Bandara
Bandara Seletar disebut-sebut sebagai sarana untuk mengurangi tekanan pada Changi.
Terutama, pada tahun 2011 terdapat perpanjangan landasan pacu, diikuti oleh proyek perbaikan pada tahun 2015.
November 2018 menandai pembukaan terminal baru dan daerah sekitarnya telah dikenal sebagai Seletar Aerospace Park.
Baca juga: Ketiduran dalam Bagasi Pesawat, Petugas Bandara Heran Bangun-bangun Sudah di Abu Dhabi
Layanan komersial terbatas
Terlepas dari rencana Grup Bandara Changi menggunakan Seletar untuk memindahkan pesawat yang lebih kecil dari bandara utama Singapura, pandemi virus corona yang sedang berlangsung telah membatasi operasi komersial di fasilitas tersebut.
Pada Juni 2021, satu-satunya penerbangan terjadwal Seletar melayani bandara sekunder Subang (SZB) Kuala Lumpur yang dioperasikan oleh maskapai Malaysia Firefly.
Meski demikian, bukan berarti pesawat komersial tidak mengunjungi Seletar.
Memang, sekilas data dari RadarBox.com menunjukkan bahwa beberapa jet penumpang telah berangkat dalam beberapa hari terakhir, termasuk Airbus A320 Virgin Australia dan Eurowings A321.
Nantinya, Bandara Seletar rencananya akan mengoperasikan penerbangan kargo untuk Lufthansa.
Baca juga: Terdampar di Bandara Bersama Anak Balitanya, Wanita Ini Akui Sulit Mendapat Kamar Hotel saat Pandemi
Baca juga: 10 Barang Sitaan dari Penumpang yang Tak Biasa di Bandara, Ada Deodoran Isi Peluru
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal penerbangan di sini.