Dituduh Ambil Untung dari Invasi Rusia, Presiden Serbia Ingin Jadwal Penerbangan ke Moskow Dihapus

TRIBUNTRAVEL.COM - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mengumumkan bahwa maskapai penerbangan negaranya, Air Serbia, akan secara signifikan mengurangi frekuensi pengoperasian penerbangan ke Moskow, Rusia.

Keputusan ini diambil setelah Serbia dituduh mengambil untung dari invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir TribunTravel dari Simple Flying, Selasa (15/3/2022), Presiden Serbia mengindikasikan dalam konferensi pers akhir pekan lalu bahwa Air Serbia akan segera berhenti mengoperasikan frekuensi tambahan ke Moskow yang telah ditambahkan sebelumnya.

Namun, tidak jelas kapan perubahan ini akan dimulai.

Baca juga: Pesawat Terbesar di Dunia Antonov AN-225 Hancur saat Invasi Rusia ke Ukraina

Air Serbia memiliki kapasitas kursi hampir tiga kali lipat pada penerbangan antara Serbia dan Rusia setelah maskapai dari seluruh Eropa menangguhkan penerbangan ke Rusia sebagai bagian dari sanksi menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Maskapai itu memposisikan dirinya sebagai maskapai transfer utama untuk setiap penumpang yang ingin melakukan perjalanan dari mana saja di Rusia dan ke mana saja di Eropa.

Ilustrasi naik pesawat
Ilustrasi naik pesawat (aviatrade.aero)

Selain Turkish Airlines, tidak ada maskapai Eropa lain yang dapat menghubungkan penumpang ke kota-kota Eropa Barat dengan satu tiket yang terbang ke Rusia.

Serbia dan Turki sama-sama menolak untuk memberlakukan sanksi penerbangan terhadap Rusia.

Sehingga maskapai nasional dari kedua negara, Turkish Airlines dan Air Serbia, mendapat untung dari ini.

Baca juga: Nama Menu Mirip Nama Presiden Rusia Vladimir Putin, Restoran Prancis Beri Klarifikasi usai Dikecam

Meningkatkan frekuensi penerbangan

Sebelumnya, Serbia telah mengerahkan pesawat terbesarnya, Airbus A330-200, pada penerbangan ke Moskow.

Pesawat ini hanya digunakan pada penerbangan ke New York dua kali seminggu, sehingga Air Serbia dapat terbang ke Moskow beberapa kali setiap minggu.

Bersamaan dengan A330, Air Serbia juga mengirim pesawat keluarga A320 ke Moskow lebih sering daripada sebelum invasi Rusia.

Satu nomor penerbangan, JU657, tercatat lebih sering terbang pada Maret 2022 ini dibanding tahun lalu.

Menanggapi kritik keras

Vucic telah mengklaim bahwa ada 'perburuan penyihir' yang sedang berlangsung terhadap negaranya.

Dia juga mengungkapkan kekecewaannya pada negara-negara Barat karena tidak menekan Turki seperti yang dilakukan pada Serbia.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic
Presiden Serbia Aleksandar Vucic (JOHN THYS/AFP)

Ia mengatakan bahwa maskapai penerbangan di Turki mengoperasikan penerbangan 30 kali lebih banyak ke Moskow daripada yang dilakukan Air Serbia.

Namun, ia tidak membahas fakta bahwa peningkatan kapasitas kursi Air Serbia ke Moskow beberapa kali lebih besar daripada peningkatan kapasitas kursi yang ditawarkan oleh Turkish Airlines.

Baca juga: Ribuan Turis Rusia Terlantar di Thailand setelah Penerbangan Ditangguhkan

Air Serbia sendiri juga menghadapi tekanan lain.

Maskapai itu dua kali menjadi korban ancaman bom palsu dalam penerbangannya ke Moskow minggu ini.

Tiga hari lalu, penerbangan JU652 harus kembali ke Beograd dalam perjalanan ke Moskow setelah ancaman bom dikirim melalui email.

Pada Senin (14/3/2022), penerbangan yang sama kembali ke Beograd dalam perjalanan ke Moskow mendapat ancaman bom sekali lagi.

(TribunTravel.com/Sinta)

Baca juga: 144 WNI Berhasil Dipulangkan ke Indonesia dari Ukraina

Baca juga: 18 Fakta Unik Belarusia, Negara Pecahan Uni Soviet Seperti Rusia dan Ukraina

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin