Menilik Keunikan Batik Tulis Soedjono, Batik Kontemporer Lamongan yang Dibuat secara Custom

TRIBUNTRAVEL.COM - Batik merupakan kain tradisional Indonesia yang terkenal dengan motifnya yang khas.

Sebagai satu di antara warisan budaya, batik memiliki bergam keunikan yang berbeda-beda sesuai dengan daerah asalnya.

Tak terkecuali dengan satu kota kecil di Provinsi Jawa timur, yaitu Lamongan.

Tak hanya populer dengan kuliner soto atau pecel lelenya, Kabupaten Lamongan rupanya memiliki batik yang cukup ikonik.

Adalah Batik Tulis Soedjono, pencetus batik kontempoper yang berasal dari Desa Daliwangung, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Batik Tulis Soedjono diprakarsai pertama kali oleh seorang pemuda bernama Umbar Basuki.

Tempat Workshop Batik Tulis Soedjono di Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio, Kabutapen Lamongan, Jawa Timur.
Tempat Workshop Batik Tulis Soedjono di Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio, Kabutapen Lamongan, Jawa Timur. (TribunTravel/Zainiya Abidatun N)

Di plosok desa kecilnya, Umbar bertekat memperkenalkan batik tulis kepada masyarakat yang kesehariannya lebih dekat dengan dunia pertanian.

Dimulai sejak 2020, langkah kecilnya menciptakan batik khas untuk tanah kelahirannya kini terbilang berhasil.

Bagaimana tidak, meski masih belia, Batik Tulis Soedjono tampaknya sudah mulai mendapat tempat tersendiri bagi para pecinta karya seni.

"Pencetusan Batik Tulis Soedjono ini sebenarnya menjadi salah satu dari upaya saya menciptakan identitas perkainan pada wilayah Lamongan bagian selatan. Hal ini karena kebanyakan masyarakat sebelumnya lebih mengenal bahwa batik Lamongan kebanyakan berasal dari wilayah bagian utara atau Pantura," ujar Umbar saat ditemui TribunTravel, Selasa (17/5/2022).

TONTON JUGA:

Baca juga: Mengenal Tenun Ikat Parengan Lamongan, Punya Motif Khas dan Dipintal Secara Tradisional

Baca juga: Belajar Hidup Toleransi di Desa Pancasila, Wisata Religi di Lamongan

Berbeda dengan kain batik pada umumnya, Batik Tulis Soedjono tidak memiliki motif yang pakem.

Hal tersebut lantaran Batik Tulis Soedjono memang hadir dengan konsep yang lebih kontemporer namun tetap khas.

Jika biasanya kain batik memiliki motif yang begitu-begitu saja, Batik Tulis Soedjono justru hadir dengan gaya yang lebih bebas tanpa batasan.

Sehingga kain dari Batik Tulis Soedjono terkesan lebih modern, kekinian, dan sangat cocok untuk kaum milenial.

Tak hanya kontemporer, Batik Tulis Soedjono juga eksklusif karena memiliki motif yang anti mainstream.

Kain Batik Tulis Soedjono dengan motif yang kontemporer dan beragam.
Kain Batik Tulis Soedjono dengan motif yang kontemporer dan beragam. (TribunTravel/Zainiya Abidatun N)

Baca juga: Uniknya Live Music di Taman Mahoni Lamongan, Padukan Alat Musik Modern dan Tradisional

Baca juga: Menyantap Penyetan Ikan Asap di Lamongan, Makan dengan Nuansa Pedesaan di Gubuk Bambu

Dikatakan demikian karena, Batik Tulis Soedjono biasanya dibuat sesuai permintaan pembeli atau disebut batik custom.

Jadi, pelanggan bisa memesan kain batik dengan motif atau gambar serta warna yang dapat dipilih sesuka hati.

Tak hanya itu, mulai dari ukuran kain hingga jenis dan kualitas bahan juga dapat disesuaikan sesuai keigininan para pelanggan.

"Saya sengaja memilih batik dengan konsep custom agar para pemuda bisa menciptakan sendiri kain batik yang mereka inginkan, ya ini juga merupakan misi saya agar anak-anak muda tetap bangga memakai kain batik sebagai warisan budaya," pungkas Umbar.

Sebagai batik custom, pelanggan yang hendak membuat kain pada Batik Tulis Soedjono dapat membawa lukisan atau motif yang didesain sendiri.

Jika merasa kesulitan, pelanggan juga dapat mengimajinasikan motif batik sendiri lalu divisualkan oleh tim dari Batik Tulis Soedjono.

Setelah mendapat kesepakatan desain, tim Batik Tulis Soedjono akan mewujudkannya malalui goresan canting yang ciamik.

"Ya kalau tidak bisa gambar, atau tidak punya motif, bisa dibicarakan langsung atau melalui pesan di Whatsapp, nanti dari tim kita bisa desaikan untuk dibuat jadi kain batik," jelas Umbar.

Proses pemolaan pada Batik Tulis Soedjono khas Lamongan, Jawa Timur.
Proses pemolaan pada Batik Tulis Soedjono khas Lamongan, Jawa Timur. (TribunTravel/Zainiya Abidatun N)

Selain terkenal dengan motif bebas, Batik Tulis Soedjono juga memiliki ciri khas berupa motif batik Daliwangun.

Nama motif ini diambil dari cerita rakyat yang kini diangkat menjadi nama sebutan untuk desa tempat Umbar dilahirkan.

Motif Daliwangun sendiri berasal dari kata 'dali' yang merupakan jenis burung walet, dan 'wangun' yakni nama pohon yang banyak tumbuh di sekitar tempat Umbar tinggal.

Menurut cerita masyarakat sekitar, pohon wangun tersebut pada zaman dulu digunakan untuk berlindung dari kejaran para penjajah pada masa kolonial Belanda.

Pohonnya yang rimbun konon juga sekaligus menjadi sarang dari burung dali yang kerap terbang di atasnya.

"Nah, pohon inilah yang menyelamatkan masyarakat sekitar sini dari kejaran penjajah pada zaman dulu, maka sebagai penghormatan, saya wujudkan dalam bentuk motif pada kain batik," ungkapnya.

Proses pencantingan oleh tim pengerajin Batik Tulis Soedjono, Lamongan, Jawa Timur.
Proses pencantingan oleh tim pengerajin Batik Tulis Soedjono, Lamongan, Jawa Timur. (TribunTravel/Zainiya Abidatun N)

Selain daya tarik dari motifnya, Batik Tulis Soedjono juga masih dekerjakan sebagiamana cara membatik tradisional.

Semua proses dikerjakan satu persatu oleh tangan-tangan terampil Umbar dan tim yang terdiri dari masyarakat sekitar.

Mulai dari menggambar, membuat pola, mencanting, hingga proses pewarnaannya, semua masih dilakukan manual.

Tak heran produknya cukup terbatas, bahkan untuk memesannya harus rela antre panjang dalam waktu yang cukup lama.

"Karena memang di sini batik custom ya jadi kami tidak produksi secara massal, tidak ada deadline, jadi kalau pesan harus rela antre sampai batiknya benar-benar jadi," pungkas Umbar.

Meski cukup eksklusif, Batik Tulis Soedjono ini bisa kamu dapatkan dengan harga yang ramah di kantong.

Untuk ukuran satu lembar kain, Batik Tulis Soedjono hanya membanderol dengan harga paling murah mulai Rp 195 ribuan saja.

Sementara itu harga termahal tidak terhingga karena disesuaikan dengan kerumitan dan bahan baku dari kain batik yang dipesan pelanggan.

Baca juga: Menelisik Wisata Religi dan Sejarah ke Makam Sunan Drajat, Tokoh Ulama Penyebar Islam di Lamongan

Baca juga: Nasi Pecel Legendaris di Lamongan Eksis Sejak 1968, Porsi Jumbo Cuma Rp 7 Ribu

(TribunTravel/Zed)

Baca slengkapnya soal Lamongan di sini.

.

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin