Bukan Mesir Kuno, Ini Dia Asal Usul Mumi Tertua di Dunia
TRIBUNTRAVEL.COM -Ketika kita mengatakan mumi, kita berpikir tentang Mesir Kuno.
Memang, Mesir memiliki beberapa mumi paling terkenal di dunia, seperti Tutankhamun dan Ramses II.
Tetapi orang Mesir kuno bukanlah yang pertama kali mempraktekkan mumifikasi.
Dilansir dari amusingplanet, orang-orang Chinchorro di Gurun Atacama Chili adalah orang pertama yang memumikan mayat.
Baca juga: Ilmuwan Jepang Ungkap Fakta di Balik Misteri Mumi Putri Duyung yang Ditemukan Tahun 1700-an
Baca juga: Museum Unik di Jepang, Simpan Sisa-sisa Mumi Mesir Kuno di Tengah Kota Tokyo
Orang-orang Chinchorro mendiami wilayah pesisir Pasifik di Chili utara saat ini dan Peru selatan sekira 9.000 tahun yang lalu sampai sekira 3.500 tahun yang lalu ketika mereka menghilang.
Chinchorro memperoleh mata pencaharian mereka dari laut dan merupakan nelayan ahli.
Mereka mengembangkan peralatan memancing yang canggih seperti kail pancing yang terbuat dari kerang dan kaktus, dan pemberat batu untuk jaring yang terbuat dari kain jala.
Chinchorro juga terkenal dengan praktik mumifikasi dan pemakaman mereka yang terperinci.
Meskipun terletak di dekat laut, gurun Atacama adalah satu tempat terkering di bumi.
Lingkungan gersang ini membantu pengawetan mayat.
Orang-orang Chinchorro pasti telah memperhatikan bahwa mayat tampak tidak membusuk, dan dengan demikian memulai praktik mumifikasi yang disengaja.
Chinchorro pertama kali mulai memumikan mayat mereka sekira 7.000 tahun yang lalu.
Baca juga: Penemuan Mengejutkan 6 Mumi Anak-anak, Terbungkus Kain di Makam Bangsawan
Baca juga: 6 Penemuan Artefak Kuno Teraneh dan Misterius di Dunia, Termasuk Mumi Lady Dai
Menurut satu teori, arsenik alami di Sungai Camarones, seratus kali lebih tinggi dari tingkat keamanan modern, mungkin telah menyebabkan keracunan dan pengawetan bayi yang belum lahir secara tidak sengaja, yang memicu upacara upacara Chinchorro terhadap orang yang meninggal.
Chinchorro membuat sayatan kecil di tubuh dan mengeluarkan organ dalam sebelum mengisinya dengan tongkat, alang-alang, dan tanah liat untuk memberi volume pada mayat.
Mereka kemudian menjahitnya kembali menggunakan kulit manusia atau singa laut.
Biasanya anak-anak dan bayi menerima pengawetan mumifikasi yang paling rumit.
Kepala akan diberi rambut hitam tebal dan wajah akan ditutupi dengan tanah liat dan topeng dengan bukaan untuk mata dan mulut.
Akhirnya, tubuh dicat dengan warna merah atau hitam khas menggunakan pigmen dari mineral, oker, mangan dan oksida besi.
Orang mati kemudian ditempatkan di atas kain yang terbuat dari alang-alang dan dikubur di tanah gurun di mana mereka telah disimpan selama ribuan tahun karena iklim yang kering.
Sulit untuk menentukan mengapa Chinchorro merasa perlu untuk memumikan orang mati.
Mumi mungkin berfungsi sebagai sarana untuk membantu jiwa dalam bertahan hidup, dan untuk mencegah tubuh menakuti yang hidup.
Baca juga: 5 Mitos Titanic yang Masih Dipercaya hingga Sekarang, Benarkah Ada Mumi Terkutuk di dalam Kapal?
Sebuah teori yang lebih umum diterima adalah bahwa ada semacam pemujaan leluhur, karena ada bukti dari beberapa mumi yang ditempatkan dalam posisi terhormat selama ritual besar.
Kamu dapat melihat mumi di Museum Arkeologi San Miguel de Azapa dan di dekatnya di museum Azapa, yang memiliki koleksi mumi terbesar yang berjumlah sekira 300, meskipun sembilan puluh persennya ada di gudang.
Sampai baru-baru ini, lingkungan kering Atacama mengalami perubahan iklim.
Meningkatnya kelembaban di gurun Atacama telah menyebabkan mumi memburuk dengan cepat.
Beberapa bahkan memiliki jamur yang tumbuh.
Sebuah museum baru sedang dibangun yang akan memiliki lingkungan yang terkendali untuk pelestarian mumi.
Saat ini mumi disimpan tanpa AC atau kontrol kelembaban.
Museum baru senilai 20 miliar peso Chili yang sedang dibangun ini dijadwalkan dibuka pada tahun 2024.
Museum ini akan berukuran 5.000 meter persegi dan menyimpan mumi pada tingkat kelembaban optimal antara 40 dan 60 persen.
Ambar/ TribunTravel