Miris, Beruang di Vietnam Disiksa untuk Praktik Pengobatan Aneh

TRIBUNTRAVEL.COM - Aktivis perlindungan hak hewan mati-matian berusaha menyelamatkan nyawa ribuan binatang yang disiksa dengan brutal setiap tahun.

Satu di antaranya praktik aneh "memerah empedu" beruang.

Praktik ini sudah ada selama ribuan tahun, namun tak banyak orang mengetahuinya.

Susu empedu beruang digunakan dalam pengobatan tradisional Asia untuk mengobati kondisi hati pada manusia.

Beruang bulan dan beruang madu adalah yang paling banyak diburu untuk dimasukkan peternakan.

Itulah sebabnya populasi mereka saat ini menuju kepunahan.

Biasanya, pemburu mencari anak beruang di alam liar.

Induknya dibunuh kemudian anaknya dimasukkan penangkaran hingga usia 30 tahun.

Baca juga: Viral Pasutri di Lampung Diserang Beruang, Selamat karena Tiru Suara Kambing

Baca juga: Viral di Medsos, Seorang Ibu Lempar Balitanya ke Kandang Beruang di Kebun Binatang

Mereka dimasukkan ke dalam kandang yang sangat kecil.

Tubuh hewan itu jadi sulit berkembang.

Mereka juga sering kehilangan gigi karena mencoba menggerogoti besi kandangnya.

Dikutip dari laman UNILAD, Rabu (8/6/2022), Jill Robinson adalah pendiri Animals Asia, yang menyelamatkan beruang dari pemburu.

Ia saat ini sedang berupaya untuk mengakhiri praktik sadis terhadap hewan di Vietnam.

Praktik ini masih berlangsung, meskipun telah dilarang pada tahun 1992.

Saat diwawancara UNILAD, Robinson berkata, "Ekstraksi empedu beruang menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis yang tak terbayangkan pada beruang dan masalah kesehatan jangka panjang.

"Ada berbagai teknik ekstraksi, yang semuanya invasif dan traumatis.

"Tekniknya mulai dari metode 'tetesan' di mana beruang dibuat lubang di perut dan kantong empedunya, yang terus dibuka kembali, penyisipan kateter permanen, hingga menemukan kandung empedu melalui ultrasound dan mengekstraksi empedu melalui lubang berukuran empat inci dengan jarum."

Dia menambahkan, "Kebanyakan beruang di peternakan ini kelaparan dan dehidrasi karena praktik ini dapat mendorong produksi empedu.

"Karena kondisi yang tidak alami dan tidak higienis, mereka terpaksa hidup, banyak juga yang menderita berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang akhirnya membunuh mereka."

Aktivis perlindungan hak hewan saat ini bekerja dengan pemerintah Vietnam untuk menindak pemerahan empedu beruang.

Baru-baru ini, tim meluncurkan suaka terbarunya di Bach Ma, yang akan menjadi rumah bagi sekitar 300 beruang.

Beruang Disiksa Dalam Praktik Pengobatan Aneh Di Asia
Beruang Disiksa Dalam Praktik Pengobatan Aneh Di Asia (Animals Asia Via UNILAD)

Situs seluas 12 hektar ini mencakup area karantina, di mana beruang yang baru diselamatkan akan tinggal selama 45 hari.

Ada juga rumah sakit hewan dan pusat pendidikan, untuk pelajar dan mahasiswa, serta pejabat pemerintah untuk belajar lebih banyak tentang hewan.

Sekarang ada sekitar 310 beruang masih terjebak di peternakan empedu di Vietnam.

Sementara ribuan lain berada di tempat lain, termasuk di China.

Jill yakin tempat perlindungan baru itu akan menjadi langkah terbaik untuk mengakhiri perdagangan beruang di Vietnam untuk selamanya.

Jill mengatakan, "Kami menandatangani Nota Kesepahaman dengan pemerintah Vietnam pada tahun 2017, yang bertujuan untuk mengakhiri peternakan empedu beruang di negara itu dengan menutup peternakan dan menyelamatkan beruang yang tersisa. Sejak itu, kami telah menyelamatkan ratusan beruang dari peternakan.

"Tempat perlindungan baru pada akhirnya akan menjadi rumah bagi semua beruang yang diselamatkan.

Setelah beruang terakhir diselamatkan, perdagangan ini akan menjadi sejarah bagi Vietnam."

"Dan bagi kami, itu akan menjadi pencapaian terbesar kami, untuk mengakhiri peternakan empedu beruang di Vietnam." (TribunTravel.com/Tys)

Baca juga: 10 Kegiatan Wisata di Sungai Aare Selain Berenang, Bertemu Beruang Bern hingga Wakeboarding

Baca juga: Selfie Terlalu Dekat dengan Beruang, Tiga Turis Ini Dipenjara dan Didenda Rp 44 Juta

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin