Taman Nasional Ini Dijuluki Lembah Manusia Tanpa Kepala, Berikut 4 Tempat Teraneh di Dunia

TRIBUNTRAVEL.COM - Bumi memiliki beragam tempat yang mungkin tak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Dari situs keagamaan yang terkenal dengan racunnya hingga taman nasional yang dijuluki lembah manusia tanpa kepala.

Keanehan dari tempat-tempat ini yang membuat banyak turis berbondong-bondong mengunjunginya.

Dilansir TribunTravel dari laman unbelievable-facts, berikut deretan tempat teraneh di dunia.

1. Coober Pedy, kota pertambangan kecil di Australia Selatan, disebut sebagai &;ibukota opal dunia&;.

Coober Pedy, kota pertambangan kecil di Australia Selatan
Coober Pedy, kota pertambangan kecil di Australia Selatan (Flickr/Oat Sydney)

Baca juga: Miris, Beruang di Vietnam Disiksa untuk Praktik Pengobatan Aneh

Kota Coober Pedy di Australia Selatan tampaknya bukan tempat yang terbaik bagi mereka yang suka dengan lingkungan yang rindang.

Bagaimana tidak, suhu di Kota Coober Pedy luar biasa panas.

Selama bulan-bulan musim panas, suhu bisa melonjak hingga 113 °F di tempat teduh.

Tentu kamu bisa membayangkan seberapa panasnya hawa di jalanan Kota Coober Pedy.

Saking panasnya hawa di kota, pemerintah lokal mengeluarkan inisiatif untuk menanam pohon.

Hawa yang panas tentu membuat orang enggan tinggal di sana.

Alih-alih meninggalkan kota, penduduk di sana menemukan cara untuk beradaptasi.

Ketika permukaan menjadi terlalu panas untuk ditinggali, mereka menggunakan alat pertambangan mereka untuk menggali lubang di lereng bukit dan membuat tempat tinggal bawah tanah yang disebut &;tempat istirahat&;.

Saat ini, sekira setengah dari populasi kota tinggal di bawah tanah di mana suhu tetap stabil pada 75 °F sepanjang tahun.

Untuk menghindari panas terik musim panas dan hawa dingin di musim dingin, penduduk kota terus membangun di bawah tanah, yang mengarah pada penciptaan komunitas bawah tanah.

Saat ini, beberapa atraksi utama kota termasuk museum, gereja, kolam air, dan hotel berada di bawah tanah.

Pertanyaannya kini, mengapa Coober Pedy yang punya iklim ekstrem nekad ditinggali manusia?

Coober Pedy didirikan sekira 106 tahun yang lalu, setelah seorang anak laki-laki berusia 14 tahu menemukan batu permata opal di daerah tersebut.

Sejak saat itu, Coober Pedy menjadi titik penambangan opal.

Sekira 70 persen dari total produksi opal dunia berasal dari Coober Pedy.

Itulah sebabnya Cooper Pedy dijuluki "ibukota opal dunia."

Mayoritas penduduk kota bekerja di industri opal.

Beberapa tahun yang lalu, para penambang menemukan mutiara opal yang berusia lebih dari 65 juta tahun.

2. Ploutonion at Hierapolis, juga dikenal sebagai "Gerbang Pluto", adalah situs keagamaan yang dibangun di atas gua yang mengeluarkan gas beracun.

Ploutonion at Hierapolis, juga dikenal sebagai
Ploutonion at Hierapolis, juga dikenal sebagai "Gerbang Pluto" (Carole Raddato from FRANKFURT, Germany, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Baca juga: 7 Museum Paling Aneh di Dunia, Termasuk Museum Hangover yang Menyimpan Cerita Orang Mabuk

Terletak di Pamukkale , Provinsi Denizli , Turki, Ploutonion at Hierapolis, lebih dikenal sebagai "Gerbang Pluto," adalah situs keagamaan yang didedikasikan untuk Pluto, dewa, dan penguasa dunia bawah.

Belum diketahui usia pasti dari situs ini, tetapi kota tetangga Hierapolis didirikan sekira tahun 190 SM.

Ditemukan pada 1965, Gerbang Pluto dibangun di atas gua yang mengeluarkan gas beracun.

Daerah ini pernah digunakan untuk melakukan ritual pengorbanan hewan.
Hewan yang diikat dengan tali akan dilemparkan ke dalam gua dan kemudian ditarik kembali.

Orang Yunani kuno menggunakan situs ini sebagai jalan menuju dunia bawah, yang juga memberinya reputasi sebagai "pintu gerbang ke neraka."

Para arkeolog telah menemukan bahwa asap yang keluar dari gua telah mempertahankan sifat racunnya dan bisa mematikan.

Burung terbang terlalu dekat bisa mati lemas begitu mereka menghirup asap beracun.

Fakta mengerikannya adalah bahwa wisatawan yang mengunjungi Gerbang Pluto dapat membeli burung kecil atau hewan lain untuk menguji seberapa beracun gas tersebut.

3. Pulau Morgan di Carolina Selatan adalah rumah bagi sekira 4.000 monyet yang dibawa ke sana untuk pengujian medis

Ilustrasi - monyet
Ilustrasi - monyet (Flickr/ Snake3yes)

Baca juga: Teka-teki Hilangnya Pesawat MH370, Dugaan Pilot Terlibat hingga Pola Aneh Jalur Penerbangan

Pulau Morgan adalah pulau rawa seluas 4.489 hektar di Beaufort County, Carolina Selatan, Amerika Serikat.

Dikelola dan dimiliki oleh Departemen Sumber Daya Alam Carolina Selatan, pulau ini adalah rumah bagi sekira 4.000 monyet rhesus yang hidup bebas.

Menariknya, monyet adalah populasi hewan utama pulau itu, yang secara historis tidak berpenghuni karena jaraknya dari daratan.

Lalu, bagaimana monyet-monyet itu sampai di sana?

Pada 1979, ketika populasi monyet di Pusat Penelitian Primata Karibia di Puerto Rico menderita gelombang virus herpes B, beberapa ratus monyet rhesus dikirim ke Pulau Morgan.

Selama bertahun-tahun, monyet-monyet itu berkembang pesat di rumah baru mereka, menghasilkan sekira 750 spesies setiap tahunnya.

Selama lebih dari tiga dekade, monyet telah tinggal di pulau yang dilindungi federal. Satu-satunya orang yang diizinkan menginjakkan kaki di pulau ini adalah para peneliti yang bertanggung jawab untuk menandai monyet-monyet tersebut dan mengambil sekira 500 di antaranya setiap tahun untuk pengujian medis.

Monyet-monyet Pulau Morgan telah terlibat dalam berbagai penelitian termasuk yang terkait dengan AIDS, polio, vaksin, dan bahkan bioterorisme.
Karena kontroversi seputar pengujian hewan, pulau itu sangat dilindungi dan dibatasi untuk umum.

Bahkan mereka yang ingin mengambil risiko melanggar hukum dan memasuki pulau harus tahu bahwa monyet itu teritorial dan dapat bereaksi agresif terhadap orang asing.

4. Cagar Alam Taman Nasional Nahanni Kanada, juga dikenal sebagai &;Lembah Manusia Tanpa Kepala&;,

Cagar Alam Taman Nasional Nahanni di Dehcho, Northwest Territories, Kanada
Cagar Alam Taman Nasional Nahanni di Dehcho, Northwest Territories, Kanada (Fort Simpson Chamber of Commerce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Baca juga: 5 Ritual Kecantikan Paling Aneh di Dunia, Pijat Ular hingga Pedikur Ikan

Cagar Alam Taman Nasional Nahanni di Dehcho, Northwest Territories, Kanada merupakan satu dari empat lokasi warisan alam pertama di dunia yang berstatus sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Namun, mereka yang tahu tentang legenda lokal dan pengetahuan tentang tempat ini mungkin tidak datang ke sini hanya untuk melihat pemandangan.

Masyarakat Dene lokal telah ada di sekitar taman selama ribuan tahun.

Faktanya, pendudukan manusia pertama di wilayah itu terjadi pada 9.000 hingga 10.000 tahun yang lalu.

Para ahli telah menemukan bukti manusia prasejarah di berbagai lokasi di dalam taman.

Menurut sejarah lisan setempat, suku yang tinggal di gunung bernama Naha biasa menduduki tanah dan menyerang pemukiman tetangga.

Orang Naha diduga menghilang dengan cepat dan misterius.

Selama Demam Emas Klondike, pengetahuan tentang Naha dan lanskap berbahaya yang mereka huni berkembang pesat.

Banyak penjelajah mencoba mencapai ladang emas Yukon yang terkenal melalui lanskap berbahaya Nahanni.

Meskipun tidak ada penemuan emas yang signifikan, legenda telah menghantui lembah sejak mayat tanpa kepala dari dua pencari emas ditemukan di Cagar Alam Taman Nasional Nahanni sekitar tahun 1908.

Pada tahun-tahun berikutnya, beberapa penambang lainnya juga ditemukan tewas secara misterius.

Itulah mengapa taman itu mendapat julukan "Lembah Manusia Tanpa Kepala."

Baca juga: Pramugari Bongkar Perilaku Penumpang Jet Pribadi, Beri Tip Puluhan Juta ; Punya Permintaan Aneh

Ambar Purwaningrum/TribunTravel

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin