Kisah Bandara Kai Tak Hong Kong, Terpaksa Tutup Lantaran Terlalu Berbahaya

TRIBUNTRAVEL.COM - Tepat 24 tahun yang lalu, Bandara Kai Tak (HKG) ditutup setelah 73 tahun beroperasi.

Secara resmi dikenal sebagai Bandara Internasional Hong Kong, Bandara Kai Tak beroperasi dari tahun 1954 hingga 6 Juli 1998.

Bandara Kai Tak, Hong Kong.
Bandara Kai Tak, Hong Kong. (Flickr/ simon butler)

Alasan penutupan Bandara Kai Tak hanyalah masalah perkembangan Hong Kong yang sangat pesat.

Sayangnya, Bandara Kai Tak tak mampu mengatasi perubahan tersebut.

Baca juga: Menilik Sejarah Bandara Changi Singapura, Kini Sudah Beroperasi Lebih dari 4 Dekade

Ketika dibuka pada tahun 1954 usai perang, Bandara Kai Tak dirancang untuk menampung 24 juta penumpang per tahun.

Kemudian pada tahun 1996, total 29,5 juta penumpang melewati bandara bersama dengan 1,56 juta ton barang.

Torehan tersebut menjadikan Bandara Kai Tak sebagai bandara tersibuk ketiga dunia untuk lalu lintas penumpang dan angkutan udara.

Asal Usul Bandara Kai Tak

Melansir Simple Flying, Sabtu (9/7/2022), asal usul Bandara Kai Tak bermula pada tahun 1912 silam.

Kala itu, pengusaha Hong Kong membeli tanah di Kowloon untuk pembangunan.

Sayangnya, rencana bisnis mereka tidak pernah membuahkan hasil, dan pemerintah membeli tanah pengembangan untuk digunakan sebagai lapangan terbang.

Pada tahun 1924, seorang pria bernama Harry Abbott membuka sekolah terbang, yang kemudian berbagi bandara dengan klub terbang lainnya dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Baca juga: Bandara Populer yang Penuh Konspirasi di Amerika Serikat, Diduga Pernah Jadi Markas Illuminati

Lalu pada tahun 1928, landasan pacu rumput itu bergabung dengan landasan beton untuk mengakomodasi pesawat amfibi yang akan mendarat di Teluk Kowloon.

Berlanjut pada 1935 sebuah hanggar pesawat dan menara kontrol ditambahkan ke bandara yang memungkinkan kedatangan penerbangan penumpang internasional pertama Hong Kong pada tahun 1936.

Pada tanggal 18 Desember 1941, Jepang menginvasi Hong Kong dan menggunakan tawanan perang yang ditangkap setahun kemudian untuk membangun dua landasan pacu beton.

Setelah perang, Bandara Kai Tak menjadi pangkalan angkatan laut untuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang berganti nama menjadi bandara Royal Naval Air Station HMS Flycatcher.

Maskapai Korean Air di Bandara Kai Tak, Hong Kong.
Maskapai Korean Air di Bandara Kai Tak, Hong Kong. (Flickr/ simon butler)

Bandara Mulai Berkembang

Pada awal 1950-an, ada pembicaraan tentang penerbangan komersial, dan pada 1957 landasan pacu 13/31 telah diperpanjang menjadi 5.459 kaki.

Sementara itu, landasan pacu kedua Bandara Kai Tak, 25/7, tetap sepanjang 4.760 kaki.

Pada tahun yang sama, BOAC mulai menerbangkan Bristol Britannia 102 antara London, Hong Kong dan Tokyo.

Pada tahun 1958, Hong Kong mereklamasi tanah di Kowloon Bay untuk membangun landasan pacu baru sepanjang 8.350 kaki, menggantikan dua landasan pacu yang lebih tua.

Baca juga: Fakta Bandara Kobe Jepang: Hampir 30 Tahun Diusulkan Baru Dibangun dan Dibuka

Sebuah terminal penumpang baru dibuka pada tahun 1962, dan pada pertengahan 1970-an, landasan pacu Banara Kai Tak telah diperpanjang lagi menjadi 11.130 kaki.

Pada saat tahun 1980 datang, bandara sudah mencapai batas kapasitasnya.

Kemudian pada tahun 1996, bandara telah melampaui batas 4,5 juta penumpang per tahun dan berusaha keras di bawah tekanan.

Juga, karena kedekatannya dengan rumah-rumah penduduk, bandara harus ditutup antara pukul 23.30 dan 06.30, menambah tekanan lebih lanjut pada operasional penerbangan.

Setelah memutuskan bahwa Hong Kong membutuhkan bandara baru, pemerintah memilih lokasi di pulau Chek Lap Kok di lepas Pulau Lantau.

Baca juga: 15.000 Penumpang Ketinggalan Pesawat di Bandara Madrid Spanyol, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi pesawat hendak mendarat di Bandara Kai Tak, Hong Kong.
Ilustrasi pesawat hendak mendarat di Bandara Kai Tak, Hong Kong. (Flickr/ Ozzy Delaney)

Loksinya jauh dari daerah pemukiman utama, kebisingan dan polusi, sehingga mengurangi potensi kecelakaan mengerikan di tempat padat penduduk.

Penerbangan terakhir di Bandara Kai Tak

Pada tanggal 6 Juli 1998, pukul 01.28, pesawat terakhir, Cathay Pacific Airbus A340, berangkat dari Bandara Kai Tak untuk penerbangan ke Bandara Internasional Chek Lap Kok Hong Kong (HKG).

Setelah keberangkatan pesawat, upacara singkat diadakan di menara kontrol bandara, di mana direktur penerbangan sipil saat itu Richard Siegel menyampaikan pidato singkat yang diakhiri dengan kata-kata "Selamat tinggal Kai Tak, dan terima kasih."

Baca juga: Profil Bandara Ngloram yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi, Intip Keistimewaannya

(TribunTravel.com/Mym)

Baca selengkapnya soal artikel penerbangan di sini.

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin