Bupati Kediri Pastikan Bandara Dhoho Kediri Siap Beroperasi Oktober 2023
TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar gembira untuk traveler yang ingin bepergian dengan mudah ke Jawa Timur.
Kini perjalanan jalur udara ke Jawa Timur segera bertambah dengan hadirnya Bandara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur.
Sebelumnya, pembangunan Bandara Internasional Dhoho dilakukan dengan peletakan batu pertama pada April 2020 lalu.
Pembangunan Bandara Internasional Dhoho dilakukan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan dana seluruhnya ditanggung PT Gudang Garam Tbk.
Baca juga: 4 Area Terlarang di Bandara untuk Selfie dan Berfoto, Termasuk Tempat Pemeriksaan Keamanan
Sementara itu PT Angkasa Pura I bertindak sebagai pengelola.
Berdasarkan peninjauan terbaru oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan di Bandara Internasional Dhoho pada Jumat (8/7/2022), bandara tersebut dikatakan siap beroperasi tahun depan.
Hanindhito memastikan bahwa Bandara Internasional Dhoho akan siap beroperasi pada Oktober 2023 mendatang.
"Bandara akan tetap selesai di Bulan Juni, cuma baru beroperasi di bulan Oktober 2023," kata Hanindhito.
Dalam kunjungannya yang ditemui pihak PT Surya Dhoho Investama (SDHI), Hanindhito mempertanyakan progres pembangunan bandara untuk mempersiapkan infrastruktur pendukung di luar proyek bandara.
Dalam hal ini, infrastruktur diluar dampak proyek bandara yang menjadi kewenangan PT SDHI.
Pemerintah Kabupaten Kediri, lanjut Hanindhito, sangat perlu mengetahui progres pembangunan bandara.
Pasalnya, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur terkait ruas jalan yang mendukung konektivitas antar wilayah.
"Jangan sampai bandara sudah selesai jalannya belum siap," ungkapnya.
Selain proyek jalan tol yang ditangani Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Kediri menyiapkan ruas-ruas jalan alternatif.
Hanindhito menyebutkan, ruas jalan dari Kertosono mulai Papar-Gampengrejo-Purwoasri perlahan mulai dilakukan perbaikan.
Baca juga: Viral Pasangan Kekasih Mengamuk di Bandara, Serang Petugas hingga Saling Dorong dan Berkata Kasar
Baca juga: Viral Istri Pergoki Suami Liburan Bareng Selingkuhan, Terciduk di Bandara Changi Singapura
Selain jalan, Hanindhito menyebutkan saat ini tengah mengerjakan Jembatan Ngadi penghubung antara Kabupaten Kediri dengan Tulungagung.
Kemudian akan dilanjutkan pengerjaan Jembatan Mrican yang menghubungkan Kota Kediri dengan Kabupaten Kediri.
"Tidak mungkin sudah ada bandara, tapi ada satu konektivitas yang terputus karena jembatan yang tidak dibangun," tuturnya.
Hanindhito menegaskan, pemerintah sangat serius untuk mempersiapkan adanya bandara.
Sebab, adanya bandara dipastikan akan terjadi lonjakan atau perubahan yang cukup eksponensial baik itu sektor perekonomian, pariwisata maupun sektor lain.
"Kami berharap adanya bandara yang pertama bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat yang ada di Kediri Raya," tuturnya.
Dalam kunjungannya itu, Hanindhito juga diajak berkeliling proyek bandara.
Orang nomor satu di Kabupaten Kediri itu pun menyampaikan, untuk bangunan gedung terminal sudah mulai dibangun pondasi.
Sementara itu, Direktur PT SDHI, Maksin Arisandi menyampaikan sejauh ini proses pembangunan masih berjalan sesuai target yang ditentukan.
Keseluruhan, secara fisik ditargetkan pertengahan 2023 selesai.
"Jadi sejauh ini masih on track, sesuai target. Mudah-mudahan lancar sampai selesai dan tahun depan sudah mulai beroperasi targetnya," ucapnya.
Bandara Banyuwangi Masuk Daftar Deretan Arsitektur Terbaik di Dunia
Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), beberapa waktu lalu masuk ke dalam daftar 20 bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia.
Adapun penghargaan tersebut dirilis secara resmi dalam The Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2022.
Melansir laman webAngkasa Pura II, Senin (13/6/2022) pihak Aga Khan Award telah mengakui suatu bangunan adalah yang terbaik.
Hal tersebut dilihat dari sejumlah keunggulan yang meliputi arsitektur kontemporer, social housing, berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, pelestarian sejarah, hingga konservasi kawasan.
Kemudian juga dilihat dari segi desain lanskap dan perbaikan lingkungan, serta juga melihat pemanfaatan sumber daya lokal, penggunaan teknologi secara inovatif, serta aspek lain seperti misalnya insinyur dan pengrajin.
Sebagaimana diketahui, Bandara Internasional Banyuwangi dirancang oleh arsitek nasional, Andra Matin.
Dilihat dari segi arsitekturnya, terminal penumpang Bandara Internasional Banyuwangi memang mengusung konsepgreen airport.
Green airport yang dimaksud yakni Bandara Internasional Banyuwangi tidak mengandalkan pendingin udara namun tetap terasa nyaman bagi penumpang pesawat.
Bandara Internasional Banyuwangi memiliki terminal penumpang seluas 7.000 meter persegi dan berkapasitas 3 juta penumpang.
Pada tahun ini Bandara Internasional Banyuwangi dibangun oleh Pemkab Banyuwangi dan mengadopsi konsep atap rumah Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi.
Keindahan arsitektur terminal penumpang ini kemudian menjadi salah satu landmark yang cukup ikonik di Jawa Timur.
Kemudian pada 2017, Bandara Internasional Banyuwangi kemudian dikelola oleh Angkasa Pura II dan pengembangan pun terus berlanjut.
Pihak AP II lantas mengembangkan sisi udara yang meliputi penebalanrunway,pelebaran dan perpanjanganrunwaymenjadi 2.450 x 45 m dan perluasan apron (parkir pesawat) menjadi 16.200 meter persegi, serta pembangunantaxiway.
&;Pengembangan sisi udara guna mendukung operasional pesawat berbadan sedang(narrow body)sekelas Boeing 737-900 ER dan Airbus A320 yang saat ini menjadi pesawat komersial rute jarak pendek dan menengah paling banyak digunakan maskapai di Indonesia atau bahkan di dunia,&; ujar President Direkturr AP II, Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin mengatakan AP II juga memperkuat implementasigreen airport.
&;Bandara Banyuwangi sudah memiliki terminal penumpang dengan arsitektur yang luar biasa indah dan sangat mendukung penerapan green airport," ujarnya.
"AP II akan memperkuat penerapan green airport ini dan menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Greenship Existing Building,&; ungkap Muhammad Awaluddin.
Guna memperkuat penerapangreen airport, pihak AP II memiliki program efisiensi dan konservasi energi.
Hal tersebut diwujudkan melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi di bandara ini.
&;Program ini sudah berjalan, AP II didampingi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM berkolaborasi untuk mendorong pemanfaatan PLTS di bandara-bandara termasuk di Bandara Banyuwangi,&; jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun dari evaluasi yang telah dilakukan, pemanfaatan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dilakukan di atas atap seluas 3.300 meter persegi dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 KWp (kilowatt peak).
&;Panel surya dalam sistem PLTS akan dipasang di atap gedung Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) dan gedung Main Power Station (MPS),&; jelas Awaluddin.
Implementasi PLTS ini juga sejalan dengan pengembangan Bandara Banyuwangi untuk selalu mengikuti tren global.
Dengan demikian pihak AP II akan mendorongseamless journey experiencemelalui pemanfaatan mesinself check in, layanan dengan mobile apps, selfbaggage dropdan fasilitas lainnya seperti biometrikfacial recognitionuntuk naik ke pesawat.
&;Penumpang pesawat atau traveler yang saat ini didominasi kalangan milenial lebih memilih penggunaan teknologi untuk memproses keberangkatan penerbangan dan merasakanseamless journey experience,&; ungkap Awaluddin.
&;Melalui pengembangan sisi darat yang mencakup terminal penumpang berarsitektur terbaik dunia, lalu pengembangan sisi udara mencakuprunway,apron,taxiway,serta pengembangan infrastruktur teknologi dan energi baru, terbarukan, Bandara Internasional Banyuwangi akan menjadi pilot project pengembangan bandara modern untuk mendukung wisata," tambahnya.
"Traveler yang melalui bandara ini akan merasakan aura berlibur yang sangat kental, bebas ribet, bebas stress dan bebas hambatan," lanjutnya.
Saat ini, di tengah periode pemulihan penerbangan dari dampak pandemi Covid-19, Bandara Banyuwangi melayani telah melayani penerbangan dengan sejumlah rute.
Di antaranya ada Jakarta-Banyuwangi yang dioperasikan oleh Citilink dan Batik Air, serta Sumenep - Banyuwangi oleh Susi Air.
Pemulihan penerbangan secara berkelanjutan diharapkan berjalan lancar seiring dengan membaiknya penanganan pandemi.
Sehingga dengan begitu rute-rute lain akan kembali dibuka di Bandara Banyuwangi untuk kedepannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Tinjau Progres Bandara Kediri, Bupati Hanindhito Pastikan Oktober 2023 First Landing
Baca juga: Kisah Bandara Kai Tak Hong Kong, Terpaksa Tutup Lantaran Terlalu Berbahaya
Baca juga: Penerbangan Internasional di Bandara Ngurah Rai Bali Bertambah, Kini Layani 48 Rute