Keren! Gunung Tertinggi di Afrika Kini Punya Akses Internet Berkecepatan Tinggi
TRIBUNTRAVEL.COM - Layanan internet berkecepatan tinggi telah dipasang di Gunung Kilimanjaro.
Kehadiran internet berkecepatan tinggi memungkinkan para pendaki mengabadikan pendakian gunung tertinggi Afrika mereka di media sosial untuk pertama kalinya.
Akses internet berkecepatan tinggi yang dipasang, broadband, diperkenalkan di Gunung Kilimanjaro oleh Tanzania Telecommunications Corporation pada Selasa (16/8/2022) lalu.
Nape Moses Nnauye, Menteri Informasi, Komunikasi dan Teknologi Informasi Tanzania, membuat pengumuman tersebut melalui sebuah postingan di Twitter.
Baca juga: Ribuan Pendaki Akan Bentangkan Bendera Merah Putih 400 Meter di Gunung Penanggungan
&;Hari ini di Gunung Kilimanjaro: Saya sedang membangun komunikasi internet berkecepatan tinggi (broadband) di atap Afrika,&; tulis Nnauye, seperti dikutip dari laman The National, Sabtu (20/8/2022).
&;Wisatawan sekarang dapat berkomunikasi dengan seluruh dunia dari puncak Gunung Kilimanjaro. Kami akan ke Puncak Uhuru, 5.880 meter di atas permukaan laut,&; ungkapnya.
Layanan internet berkecepatan tinggi tentu disambut para pendaki untuk tetap terhubung saat berada di Gunung Kilimanjaro.
Selain itu, antusiasme juga timbul bagi mereka yang ingin berbagai pengalaman mendaki Gunung Kilimanjaro di media sosial.
Kendati demikian, beberapa dari mereka juga tetap akan menikmati kesempatan untuk benar-benar terputus dari seluruh dunia sembari melakukan pendakian.
Baca juga: Gunung Api Sakurajima di Jepang Meletus, Status Siaga Tingkat Tinggi
Terletak di Tanzania utara, Gunung Kilimanjaro memiliki ketinggian lebih dari 5.900 meter.
Massa vulkanik berdiri terisolasi di tengah dataran sekitarnya, dan memiliki puncak bersalju yang khas.
Gunung itu dianugerahi status Warisan Dunia UNSECO pada tahun 1987 dan sekira 50.000 wisatawan berusaha mendakinya setiap tahun, sebelum pandemi.
Pada tahun 2019, Tanzania mulai mencari ide untuk memperkenalkan kereta gantung di gunung, dalam upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung, tetapi tidak ada yang terwujud di luar studi kelayakan.
Rencana juga sedang dilakukan untuk membawa konektivitas 4G ke puncak Gunung Everest pada akhir tahun ini.
Digagas oleh Ncell, sebuah perusahaan telekomunikasi sektor swasta di Nepal, proyek tersebut akan membangun menara telepon seluler tertinggi di dunia pada ketinggian 5.200 meter.
Perusahaan sebelumnya juga telah membangun base transceiver station setidaknya di 5 lokasi kawasan Everest, mulai dari ketinggian 3.830 meter hingga 5.204 meter di atas permukaan laut.
Meskipun sudah ada konektivitas internet di Basecamp Gunung Everest, pendaki secara tradisional harus membawa telepon satelit selama pendakian mereka.
Hal itu dibutuhkan agar tetap terhubung atau untuk membuat panggilan dalam keadaan darurat.
Baca juga: Viral Video Suami Istri Ajak Bayi Usia 6 Bulan Mendaki Gunung, Digendong di Tengah Kabut
Nepal Akan Pindahkan Base Camp Everest Akibat Gletser Mencair
Nepal akan memindahkan Base Camp Everest karena pemanasan global dan aktivitas manusia membuatnya tidak aman.
Base Camp Everest yang digunakan oleh hingga 1.500 orang pada musim pendakian musim semi itu terletak di gletser Khumbu yang menipis dengan cepat, dilaporkan BBC.
Para peneliti menyebutkan bahwa air lelehan membuat gletser di Base Camp Everest tidak stabil.
Sementara itu, para pendaki mengaku melihat semakin banyak ceruk-ceruk yang muncul di Base Camp Everest saat mereka tidur.
Taranath Adhikari, direktur jenderal departemen pariwisata Nepal, mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya telah menyiapkan lokasi baru di ketinggian yang lebih rendah.
"Kami sekarang sedang mempersiapkan relokasi dan kami akan segera memulai konsultasi dengan semua pemangku kepentingan," ungkap dia.
"Ini pada dasarnya tentang beradaptasi dengan perubahan yang kita lihat di base camp dan itu menjadi penting untuk keberlanjutan bisnis pendakian gunung itu sendiri," sambungnya.
Adhikari melanjutkan, kamp yang digunakan saat ini berada di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Sedangkan lokasi kamp yang baru akan turun sekira 200 sampai 400 meter.
Baca juga: Cerita 11 Orang Hilang Secara Misterius di Taman Nasional Gunung Shasta California
Rencana tersebut mengikuti rekomendasi dari komite yang dibentuk oleh pemerintah Nepal untuk memfasilitasi dan memantau pendakian gunung di wilayah Everest.
Gletser Khumbu, seperti banyak gletser lain di Himalaya, dengan cepat mencair dan menipis akibat pemanasan global, menurut temuan para ilmuwan.
Sebuah studi oleh para peneliti dari Universitas Leeds pada 2018 menunjukkan bahwa segmen yang dekat dengan base camp menipis dengan kecepatan 1 juta per tahun.
Scott Watson, salah satu peneliti mengatakan kepada BBC, sebagian besar gletser ditutupi oleh puing-puing berbatu, tetapi ada juga area es yang terbuka, yang disebut tebing es, dan pencairan tebing es yang paling membuat gletser tidak stabil.
"Ketika tebing es mencair seperti itu, puing-puing bongkahan batu dan bebatuan yang ada di atas tebing es bergerak dan jatuh kemudian mencair juga mencipt akan badan air," jelasnya.
"Jadi kami melihat peningkatan jatuhnya batu dan pergerakan air lelehan di permukaan gletser yang bisa berbahaya," lanjut dia.
Masih dikatakan Watson, gletser kehilangan 9,5 juta meter kubik air per tahun.
Baca juga: Anak Tangga ke Puncak Gunung Lawu Akan Dibangun 12 Kilometer, Benarkah?
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel viral di sini.