Alasan Orang Amerika Menyebut Nominal Uang Bucks, Bukan Dolar
TRIBUNTRAVEL.COM - Alasan orang Amerika menyebut nominal uang bukan dengan satuan dolar, tetapi bucks.
Pernah dengar orang Amerika menyebutkan nominal uang dengan sebutan 'bucks'?
Misalnya, ketika mereka menyebut barang dengan harga dibawah 200 dolar, maka mereka mengatakan "under 200 bucks"bukan 200 dolar.
Banyak orang sedikit bingung mendengarnya.
Baca juga: Maia Estianty Liburan Mewah ke Amerika Serikat, Keliling New York Naik Helikopter
Bahkan tak sedikit yang mengira ini adalah slang atau bahasa gaul.
Padahal, bucks dalam penyebutan nominal dolar yang digunakan orang Amerika bukanlah slang.
Lalu, mengapa orang Amerika menyebut dolar dengan buck?
Rupanya ada sejarah menarik di balik sebutan buck untuk dolar.
Dikutip TribunTravel dari laman Reader Digest, kata buck jika diterjemahkan memiliki arti rusa jantan.
Buck dan dolar sebenarnya sama.
Jauh sebelum dolar jadi alat pembayaran resmi di Amerika, orang Amerika menggunakan kulit hewan sebagai alat tukar.
Kulit hewan paling berharga pada saat itu adalah kulit rusa.
Namun, bukan berarti semua kulit rusa bisa menjadi uang.
Hanya kulit rusa dengan bulu yang sangat bagus yang bisa jadi alat tukar.
Kulit rusa paling bagus adalah rusa yang disembelih pada musim dingin karena bulu dan kulit mereka tebal.
Sementara kulit rusa yang diambil saat musim panas menjadi kurang berharga.
Beberapa kulit hewan yang lebih kecil, misalnya kelinci dan berang-berang juga menjadi mata uang pada saat itu.
Baca juga: Anya Geraldine Terbang ke Amerika Serikat usai Liburan di Labuan Bajo dan Bali
Kata buck digunakan sekitar tahun 1748.
Pada saat itu, lima bucks bernilai satu tong wiski.
Kata dolar menggantikan buck setelah uang koin Amerika Serikat pertama dibuat, sekitar 1792.
Sejak saat itu, orang-orang sudah terbiasa menyebut dolar sebagai buck.
Hingga saat ini, istilah buck pun masih digunakan sebagai istilah slang untuk dolar.
Fakta Unik New York, Kota Terpadat di Amerika Serikat
New York merupakan kota terpadat di Amerika Serikat yang sampai saat ini berpopulasi sekira 8 juta jiwa.
Meski demikian, banyak artis papan atas yang gemar bepergian ke New York.
Bagaimana tidak, New York juga dikenal sebagai pusat mode dan fesyen populer yang digandrungi para fashionista.
Namun tak banyak orang tahu bahwa kota yang berjuluk Big Apple ini memiliki fakta unik yang cukup mengejutkan.
Baca juga: Kota di Amerika Ini Mengalami Kebakaran Selama 60 Tahun
Di balik keglamorannya, ternyata New York juga memiliki 'sisi gelap' yang tidak diketahui semua orang.
Dibalik kepopuleran Kota New York, ternyata kota ini masuk dalam 10 peringkat kota terkotor dan terjorok di dunia.
Hal ini tentu cukup mengejutkan, mengingat New York merupakan kota bergaya hidup tinggi.
Tapi, menurut survey Dirtiest Cities, New York masuk dalam kategori tersebut karena polusi sampah yang menduduki peringkat teratas.
Kota metropolitan yang berpenduduk 8 juta orang itu juga dihuni sekitar 2 juta ekor tikus.
Tikus bisa dengan mudah dijumpai di sudut-sudut kota, terutama di tempat pembuangan sampah dan gang-gang gelap di antara gedung-gedung tinggi.
Kondisi kota New York yang kotor tidak sepenuhnya mengejutkan, mengingat populasi di kota itu sungguh beragam.
Baca juga: Rossa Liburan ke Amerika Bareng Anak, Rayakan Idul Adha di Los Angeles
Sebagai kota terbesar berdasarkan populasi di Amerika, kota ini merupakan pusat ekonomi dengan pabrik, mobil, orang, dll, yang berarti konsentrasi polusi sangat tinggi.
Bagi yang baru pertama kali ke NYC, selalu mengejutkan mengetahui bahwa kota kelas dunia ini tidak sebersih yang mereka harapkan.
Tetapi sebagian besar warga sudah terbiasa dengan masalah bahkan ketika mereka mengeluh tentang hal itu.
Beberapa laporan menyebut New York City sebagai salah satu kota paling kotor di Amerika.
Terbaru, New York City menduduki peringkat kota kedua terkotor di dunia karena tikus dan tumpukan sampah meraja lela.
New York berada di urutan kedua setelah Roma, Italia, sebagai kota paling kotor di planet ini sementara Glasgow, Skotlandia, menempati urutan ketiga, menurut survei Time Out terhadap 27.000 orang di seluruh dunia.
Kota New York bukan yang paling kotor hanya karena jalanannya yang dipenuhi sampah.
Polusi udara di kota adalah bagian penting dari masalahnya dan mengapa kota ini menjadi salah satu kota yang paling tercemar.
New York City memiliki populasi lebih dari 8 juta orang, menjadikannya kota terpadat di Amerika sejauh ini.
Dengan jumlah orang yang banyak ini juga timbul sampah yang besar.
Departemen Kebersihan menangani 12.000 ton sampah setiap hari pada tahun 2017.
Ini hanya mencakup sampah bangunan perumahan dan institusi karena sampah komersial ditangani oleh operator swasta.
Laporan lain mengklaim bahwa kota ini menghasilkan 14 juta ton sampah setiap tahun.
Kota dengan populasi lebih dari 8 juta juga tidak bisa lepas dari kemacetan.
Sementara itu di kendaraan-kendaraan umum seperti busway, tidak heran lagi jika anda mencium bau pesing bahkan menemukan kotoran manusia.
Hal itu dianggap biasa oleh penduduk New York karena sudah menjadi pemandangan setiap hari disana.