
Menilik Kereta Inspeksi Sultan Madura, Bukti Layanan Kereta Api Pernah Eksis di Pulau Madura
TRIBUNTRAVEL.COM - Tahukah kamu bahwa dulu Pulau Madura memiliki layanan kereta api?
Ya, layanan kereta api pernah eksis di Pulau Madura dan Kereta Inspeksi Sultan Madura (KAIS) sebagai salah satu buktinya.

Dibuat pada tahun 1879, Kereta Inspeksi Sultan Madura mulai dinas pada 27 Mei 1912 silam.
Melansir akun Instagram @kai121_, Sabtu (27/8/2022), kereta pertama kali dipakai oleh perusahaan kereta api swasta, yakni Madoera Stoomtram Maatschapijj.
Baca juga: KAI Siap Lakukan Peremajaan Kereta Api Kelas Ekonomi, Bikin Perjalanan Makin Nyaman
Setelahnya, barulah kereta tersebut dipakai oleh Sultan Madura untuk inspeksi di lintas Madura.
Kereta Inspeksi Sultan Madura mempunyai ukuran panjang 5,9 meter dengan lebar 2,5 meter.
Memiliki bentuk yang cukup unik, kereta turut dilengkapi dengan teras untuk bersantai.
Demi keamanan, teras tersebut dikelilingi oleh pagar kayu berteralis besi.
Di sisi kereta juga terdapat undakan anak tangga yang digunakan untuk naik turun kereta.
Setelah jalur kereta api madura non aktif pada tahun 1980-an, Kereta Inspeksi Sultan Madura ikut terlupakan.
Kemudian pada tahun 1985, kereta inspekis ini ditemukan di Balai Yasa Kamal dalam kondisi terutup lumpur.
Baca juga: Asyik! Kereta Panoramic Pertama di Indonesia Segera Hadir
Kereta Inspeksi Sultan Madura akhirnya dipindah ke Dipo Sidotopo dan dilakukan restorasi.
Pada tahun 2012, Kereta Inspeksi Sultan Madura dipindahkan ke kompleks Museum Kereta Api Ambarawa.
Kereta legendaris tersebut menjadi pajangan statis dan bahan edukasi mengenai sejarah kereta api di Pulau Madura.
Tertarik untuk melihatnya? Langsung saja datang ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Sebagai informasi, Datang saja ke Museum Kereta Api Ambarawa berlokasi di Jalan Stasiun Nomor 1, Panjang Kidul, Panjang, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Museum ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang.

Mengenal Kisah Gerbong Maut, Tewaskan 46 Pejuang Kemerdekaan Akibat Dehidrasi dan Kelaparan
Pernah mendengar kisah tentang gerbong maut di Stasiun Bondowoso, Jawa Timur?
Masih dalam semangat Kemerdekaan, menarik rasanya untuk sedikit membahas kisah gerbong maut.
Kisah gerbong maut ini penting untuk diketahui agar kita tak lupa dengan jasa para pahlawan Kemerdekaan yang gugur.
Jadi, ada sejarah patriotik dan pengorbanan di Stasiun Bondowoso saat perjuangan mempertahankan Kemerdekaan pada tahun 1947 silam.
Kejadian itu terekam dalam sebuah gerbong, dengan puluhan pejuang Kemerdekaan gugur di dalamnya.
Gerbong tersebut akhirnya dikenal secara luas dengan sebutan 'gerbong maut'.
Baca juga: Mengenal Lokomotif Pertama di Perkeretaapian Indonesia, Dijuluki Si Jengki
Saat ini, gerbong maut bisa dijumpai di area Stasiun Bondowoso, Jawa Timur.
Monumen gerbong maut tersimpan sebagai koleksi walaupun hanya sebagai replika.
Konon, salah satu dari tiga gerbong maut yang diklaim asli berada di Museum Brawijaya Malang.
Gerbong maut tersebut dulunya digunakan untuk mengangkut 100 orang pejuang Indonesia yang ditangkap paska Agresi Militer Belanda.

Pada 23 November 1947, Belanda berencana memindahkan para tawanan ke penjara Bubutan di Surabaya.
Hal itu dilakukan karena kapasitas penjara di Bondowoso sudah sangat penuh.
Baca juga: Yuk Mengenal Jenis-jenis Lokomotif Diesel di Perkeretaapian Indonesia
Tragedi terjadi pada salah satu tahap pemindahan, di mana gerbong yang digunakan sama sekali tidak memiliki ventilasi dan tertutup rapat.
Alhasil, sepanjang 16 jam perjalanan para tawanan berjuang untuk bertahan hidup.
Mereka tersiksa karena udara dalam gerbong menjadi pengap dan panas, serta tanpa diberikan makanan atau minuman.
Setibanya di Surabaya, dilaporkan sebanyak 46 orang meninggal karena dehidrasi dan kelaparan.
Sisanya ditemukan selamat dengan kondisi sakit dan pingsan.
Kini, gerbong maut diabadikan dalam sebuah monumen.
Monumen-monumen gerbong maut tersebut diharapkan bisa selalu lestari dan tidak hanya berakhir sebagai monumen saja.
Namun, monumen juga diharapkan menjadi pengingat generasi muda tentang perjuangan para pahlawan yang mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Yuk Kenalan dengan KA Kertajaya, Kereta Api Penumpang dengan Rangkaian Terpanjang di Indonesia
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel kereta api di sini.
