Angkot Feeder Diminati di Palembang, Penggunanya Lebih dari 100 Ribu Sejak Juni 2022

TRIBUNTRAVEL.COM - Kehadiran layanan angkot feeder terbukti sukses meningkatkan minat masyarakat kota Palembang, Sumatera Selatan dan sekitarnya untuk menggunakan angkutan umum.

Layanan angkot feeder di Palembang sudah dioperasikan secara gratis sejak Juni 2022 lalu dengan dua koridor.

Budi Karya Sumadi menjajal integrasi antarmoda angkot feeder dan LRT dalam kunjungan kerjanya ke Palembang pada Sabtu (27/8/2022).
Budi Karya Sumadi menjajal integrasi antarmoda angkot feeder dan LRT dalam kunjungan kerjanya ke Palembang pada Sabtu (27/8/2022). (Dok. Kemenhub)

Hasilnya, sudah sekira 100 ribu lebih penumpang telah menggunakan angkot feeder atau angkutan pengumpan untuk Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) di Palembang.

&;Saya senang sejak bulan Juni kita menambah angkot feeder LRT, penumpang LRT pun turut naik 25 persen," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dikutip dari laman dephup.go.id, Senin (29/8/2022).

Baca juga: Tiga Upaya Kemenhub Stabilkan Harga Tiket Pesawat, Termasuk Menghilangkan Pajak Avtur

"Saya lapor Presiden, beliau apresiasi, dan menugaskan agar ditambah lagi (koridor angkot feeder),&; tambahnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Palembang pada Sabtu (27/8/2022), Budi Karya Sumadi menjajal integrasi antarmoda angkot feeder dan LRT.

Budi Karya Sumadi naik LRT dari Stasiun LRT Sumsel di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, kemudian turun di Stasiun LRT Asrama Haji.

Ia melanjutkan perjalanan menggunakan angkot feeder (berbasis listrik) menuju Hotel Santika Premiere Bandara, untuk menghadiri kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Sistem E-Ticketing Berbasis Akun untuk Mendukung Integrasi Pembayaran Antarmoda dan Sosialisasi Sistem Pembayaran BRT yang diselenggarakan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub.

&;Untuk penambahan koridor angkot feeder ke depannya akan menggunakan mobil listrik. Tetapi kita memang butuh suatu studi/kajian untuk melakukan pengamatan dan komparasinya,&; tutur Budi Karya Sumadi.

Baca juga: Kemenhub Lakukan Uji Coba Runway Bandara Halim Perdanakusuma, Siap Beroperasi September 2022

Lebih lanjut, Budi Karya Sumadi mendorong dilakukannya integrasi sistem pembayaran e-ticketing antarmoda angkutan massal yang ada di kota Palembang, yaitu antara angkot feeder, BRT, dan LRT.

&;Pada sistem e-ticketing ada konsep first mile dan last mile. Jadi ada kepastian dari dan tujuan secara lengkap dan terukur, yang memberi kemudahan bagi masyarakat,&; ungkapnya.

Sejak peluncuran angkot Feeder pada Juni lalu, jumlah penumpangnya mencapai 105.709 orang.

Sejalan dengan itu, penumpang LRT per 23 Agustus 2022 juga meningkat, yaitu hingga 1.791.803 penumpang.

Jika rata-rata penumpang harian bisa konsisten, maka hingga akhir tahun diproyeksikan jumlah penumpang LRT bisa melebihi masa sebelum pandemi yaitu sebanyak 2,7 juta penumpang.

Angkot feeder di Palembang baru saja diresmikan, Sabtu (11/6/2022) dan akan beroperasi sebagai angkutan pengumpan Light Rapid Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) Sumatera Selatan.
Angkot feeder di Palembang baru saja diresmikan, Sabtu (11/6/2022) dan akan beroperasi sebagai angkutan pengumpan Light Rapid Transit (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) Sumatera Selatan. (Instagram/@kemenhub151)

Saat ini angkot feeder LRT melayani dua rute/koridor, pertama yaitu lintas Talang Kelapa - Talang Buruk via Asrama Haji dengan panjang rute 20,4 kilometer.

Rute kedua yaitu lintas Asrama Haji - Sematang Borang via jalan Noerdin Pandji dengan panjang rute 40,2 kilomter.

Ke depannya, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat akan melanjutkan pengembangan layanan angkot feeder pada 2023.

Terdapat lima rute/koridor yang direncanakan, yaitu Makrayu-Palembang Icon, UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor-Sukabangun I, Terminal Plaju-Tegal Binangun-Jakabaring, Komplek OPI-Komp. TOP-St. LRT DJKA, serta Perum Talang Betutu-Simpang Kades.

Baca juga: Kemenhub Terbitkan 4 Surat Edaran Baru, Berlaku untuk Transportasi Darat, Laut, Udara ; Kereta Api

Kemenhub Dorong Kesetaraan Aksesibilitas Transportasi Bagi Kelompok Rentan

Kementerian Perhubungan juga terus mendorong kesetaraan aksesibilitas transportasi bagi kelompok rentan.

Kelompok rentan yang dimaksud ialah kelompok disabilitas, lanjut usia, anak-anak, serta ibu hamil, yang cepat, mudah diakses, dan terjangkau.

Kemenhub tengah melakukan berbagai upaya, termasuk menyelenggarakan Workshop/Pelatihan Dasar Pelayanan yang Ramah, Responsif, dan Sensitif terhadap Kelompok Rentan pada Sektor Transportasi.

Workshop berlangsung pada 23-25 Agustus 2022 lalu di Bandung dengan tujuan mempercepat pemenuhan hak-hak pengguna jasa dari kelompok rentan.

Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kemenhub Marwanto Heru Santoso berharap pelatihan ini mampu meningkatkan pelayanan kepada kelompok rentan.

Ilustrasi penyandang disabilitas yang termasuk sebagai kelompok rentan. Kementerian Perhubungan terus mendorong kesetaraan aksesibilitas transportasi bagi kelompok rentan.
Ilustrasi penyandang disabilitas yang termasuk sebagai kelompok rentan. Kementerian Perhubungan terus mendorong kesetaraan aksesibilitas transportasi bagi kelompok rentan. (Dok. Kemenhub)

Baca juga: Penjelasan Kemenhub Soal Kabar Stasiun Gambir Akan Pensiun

Selain itu, pelatihan juga bertujuan sebagai upaya mendorong seluruh operator sarana dan prasarana transportasi untuk menyediakan dan melengkapi fasilitas serta petugas yang responsif dalam memberikan pelayanan terhadap kelompok rentan.

Heru menjelaskan, setiap penyelenggara publik wajib menerapkan asas pelayanan publik antara lain kesamaan hak, persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, pelayanan yang menyediakan fasilitas, serta perlakuan khusus bagi kelompok rentan.

Hal itu sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2017 tentang Penyandang Disabilitas.

&;Pelayanan transportasi yang aman dan nyaman adalah hak seluruh masyarakat, termasuk pengguna jasa yang memiliki keterbatasan secara fisik berhak pula mendapatkan pelayanan yang setara,&; tuturnya.

Pelatihan selama tiga hari ini diikuti oleh sekira 30 peserta petugas pelayanan bidang transportasi di lingkungan Kemenhub.

Kegiatan menggabungkan antara materi dan praktik melalui simulasi pelayanan berbagai disabilitas antara lain netra, tuli/rungu, serta daksa dan turut merasakan menjadi bagian dari pengguna jasa disabilitas.

Adapun narasumber dalam pelatihan ini berasal dari organisasi Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN) yang menyampaikan materi tentang Dasar Hukum Pelayanan yang ramah Disabilitas, Pengenalan Ragam Disabilitas Netra, Tuli/Rungu, dan Daksa.

Serta, dari Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel yang menyampaikan materi tentang praktik baik (best practice) Pelayanan Sepenuh Hati Kepada Pengguna jasa Kelompok Rentan.

Baca juga: Simpang Joglo Dibangun, Kemenhub dan Pemkot Solo Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

(TribunTravel.com/mym)

Baca selengkapnya soal artikel Kementerian Perhubungan di sini.

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin