Kenang Peristiwa G30S, Kunjungi Lubang Buaya di Jakarta Timur yang Penuh Sejarah
TRIBUNTRAVEL.COM - Lubang Buaya merupakan saksi bisu kekejaman peristiwa G30S PKI yang menjadi sejarah kelam banga Indonesia.
Nah, buat traveler yang ingin mengenang peristiwa G30S, Lubang Buaya tentu bisa menjadi destinasi yang tepat.
Terlebih lokasi Lubang Buaya yang bersejarah kini telah disulap menjadi Monumen Pancasila Sakti.
Monumen Pancasila Sakti terdiri dari dua area, yaitu area outdoor dan area indoor.
Baca juga: Napak Tilas Peristiwa G30S di 3 Museum di Jakarta, Ada Monumen Pancasila Sakti
Area outdoor terdiri dari pameran taman sedangkan area indoor berupa museum dan paseban.
Di area outdoor, ada sebuah cungkup yang didalamnya terdapat sumur maut.
Sumur inilah yang menjadi tempat di mana jenazah para pahlawan revolusi dikuburkan.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, Lubang Buaya merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban G30S.
Dirangkum dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Kamis (29/9/2022), monumen terdiri dari beberapa tempat bersejarah sebagai berikut:
Baca juga: Sejarah Monumen Purwa Aswa Purba, Ikon Stasiun Bandung yang Legendaris
1. Sumur Tua Tempat Pembuangan Jenazah
Sumur yang berkedalaman 12 meter dan berdiameter 75 cm inilah yang menjadi saksi bisu dari kekejaman gerombolan G30S.
Tepat di atas sumur terdapat sebuah plakat yang bertuliskan "Tjita-tjita ; perdjuangan kami untuk menegakkan kemurnian pantja-sila tidak mungkin dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini".
Dari sumur ini, ditemukan jenazah 7 pahlawan revolusi yang akhirnya dapat diangkat pada 4 Oktober1965 dalam keadaan rusak akibat penganiayaan secara kejam oleh gerombolan PKI.
2. Rumah Penyiksaan
Bersebelahan dengan sumur maut terdapat sebuah rumah kecil yang dikenal dengan nama "Rumah Penyiksaan".
Pada saat terjadinya pemberontakan, serambi rumah ini digunakan oleh gerombolan G30S sebagai tempat menawan dan menyiksa para perwira TNI sebelum akhirnya dibunuh dan dimasukan kedalam sumur maut.
Di dalam rumah ini, dapat dilihat diorama penyiksaan para korban perwira TNI yang diculik masih dalam keadaan hidup.
Mereka adalah Mayor Jendral TNI R. Soeprapto, Mayor Jendral TNI S. Parman, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo dan Lettu Czi Pierre Andreas Tendean.
Diorama dibuat berdasarkan keterangan dari hasil cerita Berita Acara Pemeriksaan (BAP) para pelaku penyiksaan dan pembunuhan dalam sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), serta kesaksian dari Agen Polisi II Sukitman yang merupakan salah satu korban selamat dari peristiwa G30S.
4. Pos Komando
Tidak jauh dari Rumah Penyiksaan, terdapat sebuah rumah kecil yang dijadikan sebagai Pos Komando.
Pada waktu meletusnya G30S tahun 1965, rumah ini dipakai oleh pimpinan gerakan yaitu Letkol Untung dalam rangka mempersiapkan penculikan terhadap tujuh Jendral TNI AD.
Pos Komando masih dipertahankan keasliannya sampai isi rumahnya pun sebagian besar masih asli seperti meja, kursi, almari, tempat tidur, mesin jahit, bufet dan balai (kamar depan).
5. Dapur Umum
Sama seperti Rumah Pos Komando, rumah yang menjadi dapur umum juga dipertahankan keasliannya mulai dari bentuk dan isi rumahnya sampai beberapa perabotan yang ada didalamnya.
Baca juga: 4 Tempat Wisata Sejarah di Jakarta untuk Napak Tilas Peristiwa G30S/PKI
6. Mobil-mobil Tua Peninggalan Pahlawan Revolusi
Terdapat sebuah truk besar dengan tulisan "PN. Artha Yasa". Truk model Dodge tahun 61 ini adalah replika kendaraan jemputan PN. Artha Yasa yang dirampas oleh pemberontak G30S di sekitar Jalan Iskandarsyah, daerah Blok-M, kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Setelah dicuri, truk tersebut digunakan oleh para pemberontak untuk menculik dan mengangkut Jenazah Brigjen D.I Panjaitan dari kediamannya menuju daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Kemudian terdapat mobil dinas yang pernah digunakan oleh Jendral TNI Ahmad Yani sewaktu menjabat menteri/panglima Angkatan Darat (1962-1965).
Ada pula mobil yang digunakan Soeharto dalam memimpin operasi penumpasan pemberontakan G30S.
Lalu ada Panser Saraceen dengan tipe PCMK-2 buatan inggris yang digunakan mengangkut jenazah para Pahlawan Revolusi dari Markas Besar Angkatan Darat ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Baca juga: Museum Hingga Monumen Ari-ari, 3 Lokasi Mengenang RA Kartini di Jepara
7. Monumen Pancasila Sakti
Monumen ini terletak 45 meter (melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia) sebelah utara dari cungkup sumur maut.
Patung para pahlawan revolusi berdiri dengan latar belakang sebuah dinding setinggi 17 meter (melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia) dengan hiasan patung Garuda Pancasila.
Di bawah patung tersebut terdapat sebuah relief yang menggambarkan peristiwa prolog, kejadian ; penumpasan G30S oleh ABRI dan Rakyat
8. Museum Pengkhianatan PKI
Museum ini berisi diorama yang menceritakan mengenai sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang terjadi di wilayah Indonesia.
Terdapat berbagai macam diorama yang berhubungan dengan pemberontakkan PKI di berbagai wilayah Indonesia.
9. Museum Paseban
Museum Paseban juga mencakup diorama tentang perisitwa G30S mulai dari rapat persiapan pemberontakan, latihan sukarelawan PKI di Lubang Buaya, penculikan para jenderal dan masih banyak lagi.
Untuk diketahui, Lubang Buaya berlokasi di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Baca juga: Menilik Monumen Pers Nasional, Bangunan Ikonik di Kota Solo yang Penuh Sejarah
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel G30S di sini.