3 Jimat Keberuntungan yang Bisa Kamu Beli di Kuil Jepang, Cocok Buat Oleh-oleh
TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Jepang? Jangan lupa mampir ke kuil.
Jepang dikenal dengan ribuan kuilnya.
Baca juga: Nikmatnya HokBen di Solo, Restoran Cepat Saji yang Hadirkan Menu Bergaya Jepang
Baca juga: 8 Tempat Nongkrong di Tokyo Jepang untuk Menikmati Suasana Musim Gugur
Satu barang yang wajib dibeli saat berada di kuil Jepang adalah jimat keberuntungan.
Dilansir dari jw-webmagazine, berikut ini deretan jimat keberuntungan yang bisa kamu beli di kuil Jepang.
1. Ema
Baca juga: Jepang Luncurkan Sprei ; Selimut Mirip Bulu Kucing, Dijual Mulai Rp 211 Ribu
Ema (絵馬) adalah plakat kayu kecil tradisional di mana kamu menulis keinginan agar para Dewa membacanya.
Ema secara harfiah berarti "kuda yang ditarik" atau "lukisan kuda".
Dahulu, selama periode Nara (710-784), kuda dipandang sebagai &;kendaraan para dewa&; sehingga ketika orang ingin membuat permintaan di kuil, mereka menyumbangkan kuda sebagai persembahan kepada para Dewa.
Kemudian para Dewa akan mendengarkan doa-doa mereka dan memenuhi keinginan.
Tapi tentu saja, kuda itu mahal dan hanya sedikit orang yang bisa melakukan itu (bangsawan, samurai, dll).
Kemudian orang-orang yang tidak mampu mulai menggunakan figur kuda yang terbuat dari kayu, tanah liat atau kertas.
Seiring waktu mereka mengganti figur kuda dengan plakat kayu kecil.
Selama periode Muromachi (1336-1573) beberapa kuil mulai menampilkan hal-hal lain selain kuda dan saat ini setiap kuil memiliki gambar yang dipersonalisasi sendiri dengan ciri khas dari kuil tersebut.
Beberapa bahkan memiliki bentuk yang berbeda, seperti rubah atau torii
2. Omamori
Baca juga: Cara Melihat Lelang Tuna yang Terkenal di Dunia di Pasar Toyosu Jepang, Kapasitas 27 Orang Perhari
Omamori (お守り) adalah satu jimat Jepang paling populer yang memberikan berbagai bentuk perlindungan keberuntungan.
Mamori berarti perlindungan atau melindungi, dan 'o' adalah awalan yang terhormat.
Omamori dikatakan mengandung busshin (cabang spiritual) dalam konteks Shinto atau kesshin (manifestasi) dalam konteks Buddhis, dan disakralkan dalam sebuah ritual.
Awalnya terbuat dari kertas atau kayu, tapi sekarang tas brokat kecil yang berisi doa di dalamnya.
Mereka tersedia di kuil dan tempat suci, terlepas dari afiliasi agama seseorang dan merupakan hadiah yang sangat populer sebagai bentuk fisik ucapan selamat.
Kamu bahkan dapat membeli satu untuk melindungi hewan peliharaanmu.
Meskipun berasal dari kuil, Omamori telah menjadi sangat populer sehingga mudah untuk melihat Omamori "palsu" di toko suvenir dengan karakter atau anime terkenal, seperti Hello Kitty, Rilakuma atau One Piece.
Namun kamu bisa menemukan anime asli Ema dan Omamori di Kuil Kanda Myojin di sebelah Akihabara.
3. Omikuji
Baca juga: Pertama Kali Liburan ke Jepang? Kunjungi 10 Kuil Terbaik di Kyoto, Bertabur Sejarah dan Spot Estetik
Omikuji (御御籤, ) adalah potongan kertas yang memprediksi keberuntungan dan masa depan.
Berikut ini cara mendapatkan omikuji.
Pertama, kamu harus membayar sedikit biaya (biasanya sekitar 100 hingga 300 yen).
Kamu dapat menemukan kotak koin di dekat tempat omikuji.
Taruh saja koin di dalam kotak ini sendiri.
Langkah selanjutnya: kocok kotak kayu silinder (relatif berat) yang di dalamnya terdapat tongkat panjang dan tipis bernomor (disebut mikuji-bo).
Setelah mengocoknya selama beberapa detik, sebuah tongkat keluar dari kotak.
Baca nomornya dan letakkan tongkat kembali ke dalam kotak.
Kemudian ambil kertas dari laci dengan nomor kamu dan temukan keberuntungan mu.
Keberuntungan Omikuji dibagi menjadi berbagai tingkat keberuntungan dan kesialan.
- 大吉 Daikichi : Keberuntungan yang luar biasa
- Kichi: Semoga berhasil
- 中吉 Chukchi: Keberuntungan tengah
- Shokichi: Sedikit keberuntungan
- Suekichi: Keberuntungan di masa depan
- 凶 Kyo: Nasib buruk
Ini adalah cara tradisional untuk mendapatkan omikuji, tetapi ada juga cara berbeda untuk menerima omikuji.
Misalnya, di beberapa kuil ada maskot kucing atau ikan.
Atau bahkan di mesin penjual otomatis.
Jika mendapat nasib buruk jangan khawatir.
Tradisinya adalah melipat selembar kertas dan mengikatnya ke pohon pinus atau dinding kabel logam di samping nasib buruk lainnya di halaman kuil atau tempat suci.
Alasannya adalah pelesetan kata untuk pohon pinus (松 matsu) dan kata kerja 'menunggu' (待つ matsu), idenya adalah bahwa nasib buruk akan menunggu di pohon daripada menempel pada pembawa.
Ambar/TribunTravel