Kue Keranjang Daun Pisang di Magelang, Kebanjiran Pesanan dari Luar Kota Jelang Imlek

TRIBUNTRAVEL.COM - Kue keranjang menjadi sajian yang bisa dibilang selalu ada saat Imlek.

Sejak menjelang Imlek tiba, para pedagang kue keranjang pun mulai kebanjiran pesanan.

Proses pengukusan kue keranjang yang sudah dibungkus dengan daun pisang, pada Selasa (10/1/2023) lalu.
Proses pengukusan kue keranjang yang sudah dibungkus dengan daun pisang, pada Selasa (10/1/2023) lalu. (TribunJogja.com/Nanda Sagita)

Terlebih rumah produksi kue keranjang yang sudah legendaris.

Seperti rumah produksi kue keranjang di Magelang, yang sudah menyajikan makanan khas Imlek tersebut sejak tahun 1980-an atau sudah 40 tahun lamanya.

Baca juga: Lokasi Kue Keranjang Ny Lauw Tangerang, Jelang Imlek Produksinya Sampai 5 Ton

Pemiliknya pun, kini sudah dipegang oleh generasi kedua bernama Juliawati (56) atau sapaannya Cik Juliawati.

Rumah produksi kue keranjang itu berlokasi di Jalan Brigjend Katamso, Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, Magelang, Jawa Tengah.

Nah, kue keranjang yang satu ini terkenal mempertahankan tradisi dengan tetap menggunakan daun pisang sebagai pembungkus.

Di tengah maraknya kue keranjang berbungkus plastik karena dianggap lebih ringkas, rumah produksi terus mempertahankan bungkus ramah lingkungan, yakni berbahan daun pisang.

Ilustrasi kue keranjang Ong Eng Hwat yang dibungkus menggunakan daun pisang.
Ilustrasi kue keranjang yang dibungkus menggunakan daun pisang. (Flickr/Eliza Adam)

Juliawati mengatakan, pengolahan secara tradisional dan penggunaan daun pisang dilakukan untuk menjaga tradisi dan rasa.

"Jadi memang, kami buat kue keranjang sudah sejak lama dari Ibu saya (generasi pertama) sudah berbungkus daun pisang. Dan, diolahnya secara tradisional dikerjakan secara manual. Semua itu untuk mempertahankan tradisi dan cita rasa," ungkap Juliawati, saat ditemui pada Selasa (10/1/2023).

Pengolahan secara tradisional dilakukan mulai dari proses penggilingan beras ketan hingga proses pengukusan.

Meskipun, pada proses penggilingan beras ketan masih dibantu dengan mesin.

Namun, proses penyaringan tetap dilakukan secara manual.

Baca juga: 7 Fakta Unik Tradisi Tahun Baru Imlek di Thailand, dari Mitos hingga Pertunjukan Tari Naga

"Kalau buatnya biasa tepung digiling, sudah diayak, habis diayak dicampur pakai gula. Lalu dikukus, sekali masak bisa 5 jam, sampai kental dan kalis. Kemudian, didinginkan baru ditutup dengan bungkus daun," terang Juliawati.

Di samping itu, alasan mempertahankan daun pisang sebagai bungkus karena mengeluarkan wangi dan aroma yang khas ketika dikukus.

Berbeda bila memakai pembungkus dari bahan plastik.

"Kalau pakai daun pisang itu dari rasa beda, terus aroma jauh lebih wangi, walupun kami tidak pakai vanili (aroma makanan). Itu aroma daun akan lebih wangi, dan kalau daun pisang ini orang Jawa bilang-nya itu lebih kalis nggak madel. Seperti itu, makanya kenapa tetap bertahan pakai daun pisang sampai sekarang ini," ungkap Juliawati.

Baca juga: Sembunyikan Koin Keberuntungan Dalam Pangsit ; 6 Fakta Unik Imlek

Kue Keranjang Daun Pisang Banjir Pesanan Menjelang Imlek

Selalu menjaga kualitas dan rasa, membuat kuekeranjang daun pisang milik Juliawati diburu para pembeli saat menjelang perayaan Imlek.

Pada Imlek tahun ini misalnya, dirinya kebanjiran pesanan yang datang dari luar kota Magelang,bahkan luar Pulau Jawa.

"Kuota pesanantahun ini, kebanyakan dari luar kota, seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Klaten, banyak yang ambil. Terus untuk Magelang sendiri, sudah rutin yang biasa ambil, ada yang penjual itu langsung dari, atau ada yang reseller," kata Juliawati.

Dengan banyak jumlah pesanan tersebut, dalam sehari dirinya mengaku bisa membuat hingga tiga kuintal kuekeranjang.

Proses tersebut turut dibantu oleh 15 orang pekerja.

"Jadi,kami ada 6 tungku masak, setiap tungku bisa memasak 15 kilogram jadi sekali masak bisa 90 kilogram, biasanya, bisa tiga kali memasak. Jumlahnya tahun ini mungkin, kami buat sampai akhir nanti sekitar 6-7 ton kuekeranjang," ucap Juliawati.

Baca juga: Tebar Angpao hingga Atraksi Barongsai, Keseruan Liburan Tahun Baru Imlek 2023 di Dufan Ancol

Ada pun kuekeranjang di tempat ini memiliki dua varian rasa, yakni original dan cokelat dengan harga yang jugaberbeda.

"Sekarang, kuekeranjang yang ukuran sekilo atau isi 2 untuk orisinal seharga harga Rp58 ribu. Kalau, isi 3 orisinal Rp 60 ribu. Sedangkan, coklat untuk isi 3 seharga Rp60 ribu," tutur Juliawati.

Sementara itu, Juliawati mengaku, untuk ketahanan kuekeranjang buatannya bisa disimpan sampai satu tahun lamanya.

"Jadi kalau cuma didiamkan saja, setahun tahan. Kalau masuk ke kulkas atau freezer itu lebih tahan lagi karena tidak memakai pengawet. Dan, kami juga nggak ada tambahan bumbu apapun, bener-benar cuman ketan sama gula, saja," tutup Juliawati.


Baca juga: 4 Wisata Hidden Gems di Bali untuk Rayakan Tahun Baru Imlek hingga Ragam Promo AirAsia SuperApp

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Mengenal Kue Keranjang Daun Pisang dari Kota Magelang yang Masih Eksis Selama 40 Tahun.

Simak juga artikel lainnya seputar Imlek di sini.

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin