Kenapa Selalu Ada Lampion Cantik Bernuansa Merah saat Tahun Baru Imlek?
TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun Baru Imlek akan segera tiba.
Biasanya, menjelang Tahun Baru Imlek di sejumlah tempat mulai dipasangi dengan lampion cantik bernuansa merah.
Lampion memang identik selalu ada saat Imlek.
Bahkan, lampion sering digunakan sebagai hiasan untuk mendekorasi suatu ruangan indoor maupun outdoor.
Baca juga: Harga Tiket Tribun Festival Malam Lampion dan Festival Cap Go Meh di Singkawang, Simak Ketentuannya
Di Solo misalnya, lampion terpasang di sepanjang jalan untuk menghiasi kota.
Tentu saja keindahan lampion bernuansa merah ini menjadi pemandangan keren di sepanjang jalan.
Tapi bukan sekedar untuk hiasan saja, rupanya ada makna khusus kenapa selalu ada lampion saat Imlek.
Simak ulasannya yuk!
Mengutip dari Culture Trip, lentera China atau yang kerap disebut dengan lampion tujuan awalnya hanyalah untuk menjadi sumber cahaya saja.
Orang-orang dari Dinasti Han Timur kuno dulunya membuat lampion dari rangka bingkai bambu, kayu, atau jerami gandum.
Baca juga: 3 Tempat Belanja Pernak-Pernik Imlek 2023 Jakarta, Lampion Merah Paling Laku di Glodok
Lalu meletakkan lilin di tengahnya dan merentangkan sutra atau kertas di atasnya sehingga nyala api tidak akan tertiup angin.
Di kemudian hari, lampion diadopsi para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah mereka pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.
Atas perintah seorang kaisar, orang-orang bergabung dalam ritual itu lalu menyalakan lentera untuk menghormati Buddha dan membawanya ke istana di Luoyang.
Umumnya masyarakat Tionghoa merayakan merayakan festival lampion di hari ke-15 dalam kalender Lunar.
Festival lampion itu digelar untuk memperingati berakhirnya Tahun Baru Imlek.
Festival Lampion memiliki berbagai macam makna seperti hari pembebasan, Hari Valentine China maupun untuk reuni keluarga.
Ketika perayaan festival tersebut, masyarakat akan menyelenggarakan berbagai macam ritual keagamaan
Mereka juga akan melakukan tradisi menyalakan lampion, bermain teka-teki, makanan tradisional China, pertunjukkan barongsai dan lain sebagainya.
Menghadirkan lampion dalam perayaan Imlek tentunya memiliki makna tersendiri.
Baca juga: Tak Ada Lampion, Candi Borobudur Hadirkan Atraksi Seni ; Budaya saat Malam Tahun Baru 2023
Lampion adalah tradisi yang dibawa dari negeri China.
Tetapi dimaknai sama, yaitu sebagai simbol tolak bala.
Orang China menggunakan lampion untuk Tahun Baru Imlek seiring dengan mengenal teknik membuat kertas di masa-masa paruh pertama tahun masehi.
Warnanya yang merah, imbuhnya menggambarkan pengharapan di tahun baru.
Harapannya segala kesedihan dan kegelapan akan sirna digantikan kebahagiaan.
Ternyata sederhananya ada dua makna warna merah pada setiap perayaan Imlek.
1. Lambang kebahagiaan
Warna merah pada lampion rupanya melambangkan kebahagiaan.
Warna tersebut biasanya digunakan saat ada suatu keluarga yang memiliki hajat mantu.
Hal itu menggambarkan keluarga yang mempunyai hajat mantu sedang berbahagia.
2. Simbol kebaikan hati
Seseorang yang mempraktikkan feng shui tradisional, Suhana Lim menjelaskan bahwa warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.
Bunyi karakter "merah" atau "hung" identik dengan karakter "makmur".
Tradisi Tahun Baru Imlek, Berikut Fakta Unik Angpao yang Tak Banyak Orang Tahu
Tahun Baru Imlek biasanya identik dengan tradisi.
Tradisi Imlek yang sering ditunggu anak-anak adalah angpao.
Angpao biasanya diberikan kepada teman atau saudara terdekat ketika merayakan Tahun Baru Imlek.
Isi dari angpao berupa uang yang melambangkan harapan baik serta sebuah keburuntungan untuk tahun baru yang akan datang.
Dalam budaya China, warna merah pada angpao melambangkan keburuntungan dan kemakmuran.
Lantas apa fakta menarik tentangangpaoyang perlu diketahui?
Simak delapan fakta tentangangpaoyang perlu diketahui jelangImlek2023, mengutip dari artsandculture.google.com, berikut ini.
1. Tradisi pemberianangpaoberasal dari Legenda Kuno
Kebiasaan memberi amplop merah atauangpaoberasal dari beberapa kisah legenda pada perayaanImlek.
Menurut legenda, iblis yang dikenal sebagai 'Sui' meneror anak-anak saat mereka tidur pada Malam Tahun Baru.
Pada saat itu orang tua berusaha membuat anak-anak terjaga sepanjang malam untuk melindungi mereka.
Namun di ketika perayaanTahunBaru, seorang anak diberi delapan koin untuk dimainkan agar tetap terjaga.
Namun ia sulit membuat matanya terjaga akhirnya tertidur dengan koin di bantalnya.
Hingga Sui muncul, tetapi saat menyentuh anak itu, koin menghasilkan cahaya kuat yang mengusir iblis itu.
Delapan koin yang menjaga anak itu melambangkan Delapan Dewa yang menyamar.
Oleh karenanya pada hari iniangpao, simbol dari koin, kadang-kadang dikenal sebagai qian yasui, atau "menekan uang Sui".
2. Jumlah uang yang diberikan berbeda
Meskipun berdasarkan tradisiangpaohanya diberikan kepada anak-anak.
Sejatinya angpao juga dapat diberikan kepada teman, keluarga, kolega, dan banyak kerabat lainnya.
Namun jumlah uang yang diberikan harus dibedakan.
Misalnya, orang tua dan kakek nenek mendapat paling banyak.
Selain kerabat, karyawan dan bahkan kenalan biasa dapat mengharapkan pemberianangpao.
3. Uang padaangpaohanya uang kertas baru
Ada aturan kebiasaan lama dalam memasukan uang dalamangpao.
Yaitu hanya uang kertas yang bersih dan segar yang boleh dimasukkan ke dalamangpao.
MenjelangTahunBaru, biasanya terjadi antrean panjang di bank.
Lantaran beberapa orang mencoba menukar uang lama dan kusutnya.
4. Angpao digital
Di abad ke-21 ini, banyak orang memilih bertukarangpaodigital daripada amplop kertas tradisional.
Hal ini karena pengiriman virtual uang tunai yang jelas.
Uang dapat ditransfer langsung ke ponsel teman dan keluarga.
Pengguna uang digital bahkan dapat mengirimangpaodigital ke selebritas favoritnya.
5. Jumlah uang yang diberikan tidak pernah disertakan angka empat
Jumlah yang diberikan dalamangpaotidak pernah menyertakan angka empat.
Tidak ada angka empat berarti tidak ada jumlah 4, 40, atau 400.
Karena pengucapan 'empat' dalam bahasa China terdengar seperti kata kematian.
Namun, jika jumlahnya menjadi angka '8' akan membawa keberuntungan dan kemakmuran.
6. Aturan menerimaangpao
Ada aturan dalam menerimaangpaodengan benar.
Secara tradisi, anak-anak akan berlutut untuk menerimaangpaomereka dari anggota keluarga yang lebih tua.
Tradisi ini masih dilakukan di beberapa daerah di China.
Angpao juga selalu diberikan dan diterima dengan kedua tangan serta tidak boleh dibuka di hadapan pemberi hadiah.
7. Angpao selalu berwarna merah
Arti pemberianangpaoberwarna merah sering dikaitkan dengan tradisi perayaanImlek.
Tetapi sebenarnya adalah cara berbagi keberuntungan dan berkah.
Warna merah juga melambangkan seperti kelahiran dan pernikahan.
Karena jika amplop berwarna putih, dipercaya hanya dipertukarkan di pemakaman.
8. Tradisi pemberianangpaomelintasi batas budaya dan agama
Tradsi memberikanangpaosaat ini telah dipraktikkan ketika hari raya Idul Fitri bagi umat Islam di Asia Tenggara.
Selain menjadi tradisi di dataran Tiongkok dan Asia Tenggara, pemberianangpaojuga telah menyebar ke seluruh dunia.
Seperti pada perayaan besar-besaran di London dan New York.
Pengertianangpaosendiri memiliki arti bungkusan merah.
Pada buku 5000 Tahun Ensiklopedia Tionghoa 1 karya Christine dan kawan-kawan, terbitan St Dominic Publishing tahun 2015 disebutkan bahwa warna merah di China juga identik dengan api.
Melambangkan kemeriahan dan kehangatan. Maka tak heran warna merah mendominasi ornamenImlek.
Secara Etimologi
Istilahangpaodalam kamus berbahasa Mandarin didefinisikan sebagai "uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah; bonus bayaran; uang bonus yang diberikan kepada pembeli oleh penjual karena telah membeli produknya; sogokan".
Hong memiliki arti marga Hong; merah, populer, revolusioner, bonus".
Bao memiliki arti "menutupi, membungkus, memegang, memasukkan, mengurusi, kontrak, kemasan, pembungkus, kontainer, tas, menerima, bungkusan".
Kegunaan dan Kebiasaan
Dilansir dari wikipedia bahwa Angpao umumnya muncul pada saat ada pertemuan masyarakat atau keluarga seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru, hari raya seperti tahun baru Imlek, memberi bonus kepada pemain barongsai, beramal kepada guru religius atau tempat ibadah, dan sebagainya.
Pada pesta pernikahan, pasangan yang menikah biasanya diberi angpau oleh anggota keluarga yang lebih tua dan para undangan.
Masyarakat yang masih teguh memegang budaya tradisional juga menggunakan angpau untuk membayar guru dan dokter.
Angpau melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna merah angpau melambangkan ungkapan semoga beruntung dan mengusir energi negatif.
Oleh sebab itu, angpau tidak diberikan sebagai ungkapan berbelasungkawa karena akan dianggap si pemberi bersukacita atas musibah yang terjadi di keluarga tersebut.
Sejarah
Pada masa Dinasti Qin di China, orang-orang tua biasa mengikat uang koin dengan benang merah.
Uang itu disebut yāsuì qián (壓祟錢) yang berarti "uang pengusir roh jahat", dipercaya dapat melindungi orang-orang tua dari penyakit dan kematian.
Yāsuì qián kemudian digantikan amplop merah semenjak bangsa China menemukan metode printing.
Uang tersebut selanjutnya disebut yāsuì qián (壓歲錢), aksara sui yang digunakan bukan berarti "roh jahat" melainkan "usia tua".
Istilah Angpau di Beberapa Negara :
1. Vietnam
Masyarakat Vietnam menyebut angpau sebagai lì xì (mirip dengan dialek Kantonis) atau dalam beberapa kasus sebagai phong bao mừng tuổi (amplop tahun baru).
2. Thailand
Masyarakat Thailand menyebut ang pow (menyerupai dialek Teochew) atau tae ea oleh warga China-Thailand. Myanmar (Burma) menyebutnya an-pao (bahasa Myanmar: ') dan di Kamboja sebagai ang pao.
3. Filipina
Warga China di Filipina saling menukar ang pao pada saat perayaan tahun baruImlek. Bagi masyarakat Filipina yang bukan China, ang paw (atau ampaw) secara umum dianggap melambangkan tahun baruImlek. Beberapa penduduk pribumi telah mengadopsi kebudayaan tersebut untuk ulang tahun, terutama memberi aguinaldo pada saat perayaan Natal.
4. Korea Selatan
Masyarakat Korea Selatan menggunakan amplop putih yang disebut "sae bae don".
5. Jepang
Di Jepang, pemberian uang yang disebut otoshidama diberikan kepada anak-anak oleh seluruh kerabatnya pada saat perayaan tahun baru Jepang. Namun, amplop yang digunakan berwarna putih dan ditulisi nama orang yang menerima.
Praktik yang mirip, Shūgi-bukuro, digunakan dalam pesta pernikahan, tetapi amplopnya dilipat bukan dilem serta dihiasi oleh pita.
6. Malaysia
Angpau di Malaysia disebut berdasarkan bahasa Kantonis, yaitu àng pao. Tradisi ini kurang populer di wilayah Semenanjung Malaysia, tetapi sangat populer di Sabah.
Warga Tionghoa di Sabah memberi ang pao kepada cucu, rekan karib, murid, dan tetangga mereka, atau digunakan untuk mengemas dana yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak dana di klenteng.
Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Mengapa Lampion Selalu Ada Saat Perayaan Imlek? Ternyata Inilah Alasannya
Baca juga: Jadwal Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2023, Pawai Tatung Berlangsung Februari
Baca juga: 5 Makna Kue Keranjang, Camilan yang Selalu Hadir saat Tahun Baru Imlek