11 Rahasia Pusat Perbelanjaan yang Bikin Pembeli Boros, Mulai dari Diskon hingga Letak Barang
TRIBUNTRAVEL.COM - Belanja di mal atau supermarket memang menyenangkan.
Apalagi dengan adanya diskon, voucher, dan gratisan yang membuatmu ingin terus belanja.
Segala sesuatu di pusat perbelanjaan, mulai dari pemilihan warna, suara, dan letak barang, ternyata dibuat sedemikian rupa untuk mengelabui pembeli.
Tak jarang, sesuatu yang tidak dibutuhkan akhirnya dibeli.
&; 9 Tips Mendapatkan Tiket Pesawat Murah, Pakai Mode Incognito hingga Pilih Bandara Sekunder
Dilansir TribunTravel dari The Daily Meal, berikut 11 rahasia pusat perbelanjaan:
1. Diskon membuatmu ingin membeli lebih
Apa tujuan diskon dari suatu barang yang dijual di mal atau supermarket?
Ternyata bukan untuk menghemat.
Sebuah studi yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology (MIT), membuktikan diskon merupakan salah satu cara paling efektif untuk mendorong pembelian, terlepas dari apakah harga jualnya murah atau tidak.
2. Troli yang besar membuatmu ingin membeli lebih
Keranjang belanja atau troli bukan hanya bertujuan untuk mempermudah pembeli saat berbelanja.
Lebih dari itu, troli juga akan membuatmu ingin membeli lebih.
Troli besar menyisakan ruang kosong yang perlu diisi dengan barang.
Pembeli akan terus menambahkan barang baru ke troli mereka, baik mereka membutuhkannya atau tidak.
3. Tujuan pemilihan warna
Pernahkah kamu bertanya, kenapa tulisan diskon selalu berwarna merah?
Menurut beberapa penelitian, warna merah, oranye, dan kuning akan merangsang indera penglihatan pembeli dan membuatnya datang ke toko.
4. Desain interior mal
Segala sesuatu yang ada di mal, mulai dari letak eskalator, air mancur, gerai, dan sebagainya ditujukan untuk mengalihkan perhatian pembeli.
Selain itu, juga bertujuan untuk membingungkan pembeli.
Trik ini disebut dengan Gruen Transfer yang diciptakan oleh Victor Gruen, seseorang yang membangun mal pertama di Amerika.
5. Makanan gratis membuatmu menginginkan barang mewah
Mungkin kamu akan berpikir bahwa kopi dan cokelat gratis untuk pembeli diberikan secara cuma-cuma.
Kenyataannya tidak.
Menurut sebuah studi dari Journal of Consumer Research, makan hanya satu potong cokelat gratis saat berbelanja membuat pembeli lebih bersedia untuk membeli barang-barang mahal seperti laptop, jam tangan, dan pakaian desainer.
6. Karyawan yang kasar justru membuatmu ingin membeli barang
Gerai barang-barang mewah seperti Louis Vuitton atau Yves Saint Laurent terkenal karena memiliki staf penjualan yang kasar, yang tidak akan memberikan waktu cukup lama pada pembeli untuk mencoba sepatu atau jam tangan.
Sebagian pembeli mungkin merasa enggan untuk kembali ke toko tersebut.
Namun banyak pembeli yang akhirnya terjebak dan ingin segera membawa pulang barang yang diinginkan.
7. Barang yang diinginkan biasanya diletakkan sejajar dengan mata
Banyak barang yang rata-rata diletakkan sejajar dengan mata.
Orang akan lebih ingin membeli barang yang ada tepat di depan wajahnya.
Ini merupakan salah satu trik yang dipakai supermarket agar pembeli membelanjakan lebih banyak uang.
8. Musik lambat sengaja diputar agar pembeli betah berlama-lama
Pusat perbelanjaan biasanya memutar lagu dengan tempo lambat, bukan?
Ternyata ini merupakan trik.
Sementara itu, tempat-tempat kelas atas akan memainkan musik klasik.
Dengan musik klasik, orang-orang berpikir mereka memiliki banyak uang dn tertarik untuk berbelanja.
9. Toko ingin pembeli memegang barang yang mereka jual
Menurut Journal of Consumer Research, hanya dengan menyentuh suatu objek akan meningkatkan persepsi kepemilikan objek tersebut.
Ini berarti kamu akan memiliki koneksi dengan barang yang kamu sentuh dan kemungkinan besar akan membelinya.
10. Harga dengan nominal tidak genap
Pernah menemukan barang dengan harga yang tidak genap?
Misalnya Rp 199.000, kenapa tidak dituliskan Rp 200.000 saja?
Ternyata nominal harga seperti itu ada alasannya.
Harga Rp 199.000 tentu akan terkesan lebih murah dibandingkan Rp 200.000.
11. Aroma memengaruhi keinginan membeli
Sejumlah toko biasanya akan menyemprotkan aroma wangi dalam tokonya.
Seperti misal toko roti, akan ada aroma kue, kopi, atau yang sejenisnya.
Aroma ternyata berkaitan dengan barang yang dilihat pembeli.
Selain itu, pembeli juga akan menghabiskan banyak waktu di toko.
Dengan begitu, akan ada potensi untuk membeli barang.
&; Mulai 20 Agustus, Bandara Husein Sastranegara Bandung Layani Penerbangan Pesawat Jet
&; Liburan ke Bandung, Ini 10 Tempat Wisata yang Sudah Buka di Era New Normal
&; Hotel Romantic Bubble Dome Ubud di Bali Tawarkan Sensasi Menginap di Alam dengan Pemandangan Langit
&; Tiket Pesawat Murah Jakarta-Jogja, Tarif Mulai Rp 350 Ribuan untuk Liburan Akhir Pekan
(TribunTravel/Sinta Agustina)