Perbedaan Leunca dan Takokak, Serupa tetapi Tak Sama

KOMPAS.com - Leunca dan takokak sekilas memiliki bentuk yang hampir mirip.

"Saya tahu leunca dan takokak sama masuk dalam jenis terung-terungan (terong) dan sama bisa untuk lalapan khususnya makanan Sunda," jelas Chef eL Hotel Royale Bandung, Eri Irawan kepada Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Eri menyebutkan perbedaan leunca dan takokak ada pada tekstur dan warna.

Tekstur leunca lebih empuk dan berwarna hijau terang. Apabila sudah kematangan warna leunca akan berubah menjadi keungu-unguan.

Baca juga: Resep Combro khas Sunda, Camilan Gurih Berisi Oncom

Sementara takokak memiliki tekstur kulit keras, warnanya hijau kusam. Apabila terlalu matang warnanya akan berubah menjadi kuning dan dikategorikan tumbuhan liar.

Eri menyebutkan, kebanyakan orang menilai rasa takokak lebih pahit ketimbang leunca.

Leunca mentah sering disajikan sebagai lalapan atau sayur karedok. Orang Sunda sering menyantap leunca untuk ‘cocolan’ sambal.

Ilustrasi leunca mentah, lalapan khas Sunda.
Ilustrasi leunca mentah, lalapan khas Sunda.

"Rasa pahit leunca tak sepahit pare. Pahit pada leunca lebih soft dan tak terlalu menusuk di lidah," jelas Eri. 

Orang Sunda menganggap leunca sebagai lalapan yang dapat menambah nafsu makan. Cita rasa leunca hampir menyerupai terong bulat tapi sedikit lebih kuat dan lebih pahit sedikit.

Leunca biasa disantap dengan ikan asin goreng, sambal, ayam goreng, atau ikan goreng. 

Baca juga: Resep Sambal Pecak, Cocok untuk Lauk Ikan dan Ayam

"Kalau takokak bisa juga buat lalapan dan ditumis sebagai teman lauk pauk," jelas Chef Erry.

Takokak atau yang sering disebut juga pokak di Sunda atau terung pipit di Sumatera, juga cocok dibuat menjadi sambal goreng terong.

Baca juga: Resep Gepuk Daging Sapi khas Sunda, Variasi Olahan Daging Idul Adha

Temukan solusi untuk kebutuhan transportasi, pengiriman barang, layanan pesan antar makanan, dan yang lainnya di sini.

SHARE : share facebook share twitter share linkedin