Jejak Orang Pendek Berkaki Terbalik di Kaki Gunung Kerinci, Ternyata Masuk Catatan Marco Polo
TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi kamu yang tinggal di Jambi pasti sudah tidak asing dengan legenda orang pendek.
Meski tidak populer di Indonesia, nyatanya misteri orang pendek sudah terdengar sama ke mancanegara.
Bahkan legenda orang pendekmasuk dalam catatanMarcoPolopada1292danVanHeerwardenpada1923.
Lantas siapa sebenarnya orang pendek di Kerinci Provinsi Jambi yang sempat bikin penasaran peneliti asal Inggris?
Sekira 700 tahun kemudian, tulisanzoologiestVan Heerwaden memperkuat catatan penjelajah duniaMarcoPolo.
Orang pendek itu oleh masyarakat Kerinci disebutUhangPandakatauOrangPandak.
Kabar keberadaan orang pendek berkaki terbalik itu memancing para peneliti Eropa datang ke Provinsi Jambi.
Akhirnya sejak 1994, Debbie Martyr dan Jeremy Holden melakukan penelitian di sana selama bertahun-tahun.
Danau Gunung Tujuh,KabupatenKerinci, Jambi, telah tersohor keindahannya.
Sebuah danau luas di puncak gunung yang diteduhi awan putih, jadi magnet wisatawan.
Di balik itu, Gunung Tujuh juga menyimpan banyak keganjilan.
Misteri yang sulit dibuktikan, namun diyakini masyarakat Kerinci.
Dari mulai cerita makhluk bernama Saleh Sri Menanti dan Lbei Sakti yang dikawal harimau, ada juga orangpendekberkakiterbalik.
Munculnyaorangpendekberkakiterbalikdi kawasanTamanNasionalKerinciSeblat(TNKS) diKabupatenKerinci, memang misterius.
Kabarnya, orang pendek ini hanya setinggi 50 sentimeter.
Perwujudannya antara tubuh monyet dan manusia.
Dia punya jari kaki menghadap belakang dan tumit di bagian depan.
Konon pernah ada warga Kerinci yang melihatnya, namun orang pendek itu menghilang begitu cepat.
Debbie Martyr, peneliti asal Inggris yang pernah diwawancaraiTribunjambi.com, mengatakan pernah melihat orang pendek, meski hanya sekilas.
Debby menyebut orang pendek adalah sebangsa satwa langka yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
&;Bentuknya seperti orang utan. Bedanya hanya orang pandak lebih banyak di darat, sementara orang hutan lebih banyak hidup di atas pohon,&; jelas Debby.
Bukan satu atau dua orang yang mengirim peneliti keTNKS.
Pada 1995, WWF rela menggelontorkan dana besar untuk melakukan penelitian mengungkap misteri orang pendek di Kerinci.
Debby bercerita, sejak penelitiannya yang dimulai pada1994-1998, dia sudah lima kali melihat orang pendek di lima lokasi berbeda.
&;Desember 1994, saya sudah berhasil menemukan orang pendek,&; katanya.
Lima lokasi yang menjadi tempat penemuan orang pendek adalah di Pesisir Selatan dan Pasaman Sumatera Barat, Muko-muko Bengkulu dan di daerah Merangin, serta Gunung Tujuh, Jambi.
Keberadaan Orang Kerdil atauUhangPandak(orang pendek) diKabupatenKerinci, Provinsi Jambi, hingga kini masih penuh misteri itu.
Pernah dilacak dan diusahakan untuk ditangkap supaya dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah.
Hasilnya, setelah dilakukan sejumlah penelitian dan ekspedisi, tetap tidak diketahui keberadaan orangpendekberkakiterbalik .
Kehadiran mereka tak ubahnya dengan makhluk gaib yang sulit dilacak menggunakan kemampuan manusia, teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah.
Mengapa seperti itu?
Pelacakan orangpendekberkakiterbalik ini misalnya, pernah masuk ke dalam salah satu studi cryptozoology.
Seperti pernah dirilisnetralnews.com, ekspedisi pencarian orang pendek sudah beberapa kali dilakukan di Kawasan Kerinci, satu di antaranya ekspedisi yang di danai oleh National Geographic Society.
National Geographic sangat tertarik mengenai legenda orang pendek diGunungKerinci, Jambi.
Beberapa peneliti telah mereka kirimkan ke sana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.
Adapun cerita mengenaiUhangPandakpertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak, MarcoPolo,1292, saat ia bertualang ke Asia.
Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos belaka oleh para ilmuwan.
Ini seperti halnya 'Yeti' di Himalaya dan monster 'Loch Ness' di Inggris Raya.
Beberapa Kesaksian
Sejauh ini, para saksi yang mengaku sudah beberapa kali melihat orangpendekberkakiterbalik, bisa menggambarkan tubuh fisiknya.
Para saksi menyebut itu sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki), tinggi sekitar satu meter (antara 85-130 Cm) dan memiliki banyak bulu di seluruh badan.
Mereka berjalan tegak dan berkaki terbalik.
Bahkan tak sedikit pula yang menggambarkannya orang pendek membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.
Menurut cerita, orang-orang dari Suku Anak Dalam (SAD), satu di antara suku Jambi yang memiliki ilmu gaib yang tinggi, juga sulit menangkap uhang pandak ini.
Bahkan, orang-orang dari SAD ini pun pernah dibuat putus asa karena selalu gagal menangkap orang pendek.
Merunut mundur tentang catatan kemunculan orang pendek, pernah ada kesaksian MrVanHeerwardenpada1923.
Van Heerwarden merupakan seorangzoologiest.
Sekira tahun-tahun itu, ia sedang melakukan penelitian di kawasanTamanNasionalKerinciSeblat.
Dalam catatan,VanHeerwardenmenuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan.
Dia menggambarkan tinggi tubuh makhuk itu setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu.
Van Heerwarden sadar, mereka bukan sejenis siamang maupun primata lainnya.
Ia tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar.
Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak.
Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah hasil.
Pada 1990-an, dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden pun sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensiOrangPendek.
Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan.
Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan dibiayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional.
Dalam ekspedisi yang dinamakan &;ProjectOrangPendek&; ini, mereka terlibat penelitian panjang disana.
Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana mereka sering dikabarkan muncul.
Metode jebakan
Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat, dimana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas orang pendek.
Namun akhirnya, rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap diri. Ekspedisi yang dialkukan selama ini belum mendapat hasil yang memuaskan alias nihil.
Penjelasan pakar cryptozoology
Beberapa pakar cryptozoology mengatakan, bahwa orangpendekberkakiterbalik mungkin memiliki hubungan yang hilang dengan manusia.
Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus Australopithecus?
Banyak Paleontologiest mengatakan, jika anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang.
Pertanyaan mengenai identitasOrangPendekyang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini, sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa tahun yang lalu.
Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenaiOrangPendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki, dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana, serta telah mampu menciptakan api.
Diperkirakan hidup antara 35000 &; 18000 tahun yang lalu.
Apakah keberadaan &;Uhang Pandak&; benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup?
Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya.
Peneliti mengetahui, bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan, lebih mempercayaiOrangPendeksebagai seekor binatang.
Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka, bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.
Terlepas dari benar tidaknya mereka adalah bagian dari makhluk halus, binatang, atau pun ras manusia yang berbeda.
Dunia tentunya masih menyimpan misteri tentangorangpendekberkakiterbalik.
Sampai saat ini misteri orang pendek berbaki terbalik diGunungKerincibelum terungkap.
Baca juga: Sempat Buka Awal Bulan Oktober 2020, Jalur Pendakian Gunung Kerinci Ditutup Kembali
Baca juga: Enam Bulan Ditutup, Jalur Pendakian Gunung Kerinci Dibuka Kembali Untuk One Day Trip
Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Kerinci Kembali Dibuka, Simak Aturan Terbarunya
Baca juga: Tempat Wisata di Kerinci Kembali Dibuka, Wisatawan Luar Daerah Harus Bawa Surat Bebas Covid-19
Baca juga: Fakta Unik Danau Kaco, Surga Tersembunyi di Taman Nasional Kerinci Seblat Jambi
Artikel ini telah tayang diTribunjambi.comdengan judul Orang Pendek yang Kakinya Terbalik di Gunung Kerinci Masuk Catatan Marco Polo, Debbie Kaget