Ketahui 7 Perayaan dan Hari Libur Nasional di Korea Selatan
TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak orang penasaran denganperayaandiKoreaSelatan.
Jika di Indonesia, ada cukup banyak perayaan keagamaan maupun non keagamaan.
Lantas bagaimana dengan diKoreaSelatan?
Ternyata, perayaan yang ada pun hampir mirip.
Berikut sederet perayaan yang ada diKoreaSelatandan sering diperingati bersama.
1. Seotdal Geumeum (11 Februari)
Seotdal Geumeum merupakan malam Tahun Baru Imlek dan juga dikenal sebagai hari terakhir di akhir tahun.
Sementara, malam sebelum tahun baru biasanya dikenal dengan jeya atau jeseok.
Jeseok, diartikan sebagai malam pembebasan. Biasanya orang-orang membuang kalender lama dan menggantinya dengan yang baru.
Pada hari ini, biasanya orang-orang begadang sampai saat fajar untuk menyambut tahun baru.
Uniknya, begadang di malam tahun baru ini sudah menjadi tradisi di Korea lho.
Dikutip dari ensiklopedia korea, kebiasaan ini kemungkinan besar sering dilakukan sejak diperkenalkannya kalender.
Kala itulah, &;Seotdal Geumeum&; dianggap sebagai ritual peralihan karena menandai transisi antara tahun lama dan tahun baru
Lalu biasanya ngapain sih orang-orang begadang?
Orang-orang merenungkan tahun yang akan segera berakhir dan merencanakan awal yang baru untuk tahun yang akan datang.
2. Seollal (12 Februari 2021)
DiKoreaSelatan, Tahun baru Imlek dikenal denganSeollal.
Tahun ini,Seollaljatuh pada 12-14 Februari. Artinya, orangKoreaSelatanmemiliki akhir pekan tiga hari untuk merayakannya bersama orang yang mereka cintai.
Seollal adalah waktu bagi orang Korea untuk kembali ke kampung halaman mereka untuk menghormati leluhur mereka, serta bertemu dengan anggota keluarga.
SelamaSeollal, orang Korea biasanya melakukan ritual leluhur, memainkan permainan rakyat, makan makanan tradisional, mendengarkan cerita, dan mengobrol hingga larut malam.
Namun, dalam beberapa kali, ada pergeseran dari perayaan tradisional, yang berarti lebih banyak dilakukan bagi mereka yang menghabiskanSeollalsendirian.
Secara tradisional, mereka biasanya menyiapakan kudapan di tahun baru dengan makan &;tteokguk&; dan &;jeon&; saat sarapan. &;Tteokguk&; adalah sup kue beras, sementara &;Jeon&; merupakan tepung terigu didadar.
Kemudian, mereka melakukan ritual penting yang disebut dengan &;sebae&;.
Biasanya gerakan sebae dilakukan untuk orang yang lebih muda dan harus membungkuk dalam-dalam kepada orang yang lebih tua sembari mengucapkan selamat tahun baru.
Saat sebae mereka biasanya juga mengenakan hanbok yang merupakan tradisional Korea.
Saat membungkuk, kita harus mengucapkan 'saehae bok mani badeuseyo' yang artinya &;Semoga tahun baru beruntung&;.
Setelah melakukan 'saebe' para orangtua mengucapkan 'Saya harap Anda tetap sehat tahun ini' atau 'Saya harap Anda menikah tahun ini' kepada anak-anak mereka.
Mereka kemudian akan memberikan sejumlah uang, yang dikenal sebagai 'sebaetdon' kepada anak-anak mereka.
Tak hanya itu, mereka juga melakukan ritual &;charye&; atau ritual leluhur, di pagi hari dan menghabiskan waktu dengan bermain game.
PerayaanSeollalyang dilakukan orang Korea memang sedang berkembang.
Namun yang pasti, kehidupan di Kota Seoul menjadi lebih hening selama masa liburan yang panjang.
Sementara sebagian besar bisnis berhenti beroperasi, museum dan istana seperti Gyeongbokgung dan Changdeokgung buka sepanjang masa liburan, memungkinkan masyarakat untuk ikut serta dalam adat istiadat tradisional.
SelamaSeollal, tiket masuk gratis ke istana-istana ini dan berbagai kegiatan budaya ditawarkan bagi mereka yang ingin mengambil bagian dalam &;sebae&; dan sesi informasi tentang &;ondol&;, sistem pemanas lantai Korea.
Pusat Budaya Global Seoul di Myeongdong akan menjadi tuan rumah kegiatan Tahun Baru Imlek, termasuk berdandan di hanbok, membuat kartu Tahun Baru Imlek dan memainkan permainan tradisional seperti &;yunnori&; dan &;tuho&;.
&;Yunnori&; adalah permainan papan tradisional Korea, sementara &;tuho&; adalag permainan tradisional dari Korea yang dimainkan dengan cara melemparkan anak panah atau tongkat yang panjang ke dalam sebuah tempayan.
Museum Rakyat Nasional Korea, yang terletak di sebelah Gyeongbokgung, juga akan dibuka dengan sebuah pameran yang menghormati tahun tikus, berjudul &;Even a Rat has Its Day&; yang berlangsung hingga 1 Maret.
Seollal adalah waktu yang optimal untuk mendaki gunung-gunung Seoul dan menghindari lalu lintas pejalan kaki biasa di akhir pekan normal, dan medan pegunungan Seoul menawarkan banyak titik pandang yang indah ke Gyeongbokgung, cakrawala Seoul dan Sungai Han.
Jalan setapak di beberapa gunung yang lebih tinggi seperti Bukhansan, puncak tertinggi Seoul, bisa menjadi licin, terutama dengan es musim dingin, sehingga perlengkapan yang tepat disarankan.
3. Hari Gerakan 1 Maret
Gerakan kemerdekaan tahun 1919 diperingati diKoreaSelatandengan hari libur khususnya, yang disebut Hari Gerakan 1 Maret. Dalam bahasa Korea disebut &;Samil Jeol&;.
Setelah Perang Dunia I, nasionalisme Korea digerakkan oleh Empat Belas Poin Presiden AS Woodrow Wilson.
Dia mengungkapkan keinginannya untuk menentukan nasib sendiri bagi semua kelompok nasional di dunia.
Sementara, orang Korea dilecehkan di bawah pemerintahan Jepang dengan tekanan keras dan tidak demokratis.
Mahasiswa Korea yang sedang belajar di Jepang memulai gerakan dengan menulis dokumen menuntut kemerdekaan penuh dari pemerintahan asing untuk seluruh Korea.
Makalah ini kemudian dibacakan di depan umum di Korea, dan meskipun ada upaya untuk menjaga agar protes tetap damai dan aman, polisi militer Jepang akhirnya menghentikan prosesi kemerdekaan yang diadakan di Taman Pagoda.
Polisi kemudian menangkap para pengunjuk rasa dan memasukkan mereka ke dalam sebuah gereja yang segera dibakar.
Tentara bahkan menembakkan api melalui jendela untuk memastikan tidak ada yang selamat.
Ketika gerakan kemerdekaan Korea berlanjut, lebih banyak lagi yang dibunuh, dianiaya, atau dikirim ke penjara.
Setiap tanggal 1 Maret, banyak orang Korea yang mengunjungi situs bersejarah seperti Balai Sejarah Penjara Seodamun atau Balai Kemerdekaan Korea.
Ini adalah hari untuk mengibarkan bendera Korea, belajar tentang sejarah Korea, dan bangga menjadi orang Korea.
4. Children's Day (5 Mei)
Jika di Indonesia Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli, hal ini berbeda dengan diKoreaSelatan.
Di Negeri Ginseng ini, Hari Anak Nasional jatuh pada tanggal 5 Mei.
Setiap Hari Anak, para orangtua memberikan waktu untuk anak-anak mereka sekadar menghadiri acara khusus di taman umum, pameran, kebun binatang, dan lokasi lainnya.
Banyak keluarga melakukan upaya ekstra untuk melakukan sesuatu yang istimewa di Hari Anak.
Hal ini dikarenakan para orangtua di Korea sering tidak punya banyak waktu untuk melihat anak mereka karena lembur atau bekerja di akhir pekan.
Dikutip dari Public Holidays, Hari Anak diperkenalkan ke Korea pada tahun 1923 oleh Bang Jeong Hwan yang merupakan seorang penulis sastra anak-anak dan pejuang yang gigih untuk hak-hak anak.
Jeong Hwan, bersama-sama dengan orang lain, memperkenalkan ide untuk menambahkan hari libur yang akan mempromosikan kemajuan anak-anak pada tahun 1922.
Selama perayaan pertama Hari Anak-anak, pada tahun 1923, penjajah Jepang berusaha untuk melarang hari libur, tetapi tidak berhasil.
Setelah Perang Dunia II, pada tahun 1945,KoreaSelatanmengadakan perayaan tahunan Hari Anak dengan semangat baru.
Semula libur diperingati pada 1 Mei, namun dipindah menjadi 5 Mei saat itu.
5. Hari Kemerdekaan Korea Selatan/Gwangbokjeol (15 Agustus)
Hari KemerdekaanKoreaSelatanselisih dua hari dengan Hari Kemerdekaan di Indoensia.
Setiap tanggal 15 Agustus, wargaKoreaSelatanmemperingati kemenangan Sekutu atas Jepang pada akhir Perang Dunia II pada tahun 1945.
Kemenangan ini sangat penting bagi Korea karena merupakan salah satu tanah paling awal yang diserang dan diduduki oleh Kekaisaran dari Jepang.
Liberation Day adalah satu-satunya hari libur yang dimilikiKoreaSelatandan Korea Utara.
Bahkan di sini, bagaimanapun, ada perbedaan.KoreaSelatanmenyebut hari libur itu "Gwangbokjeol", yang berarti "hari terang kembali".
Sedangkan, Korea Utara menyebutnya "Chogukhaebangui", yang berarti "hari pembebasan tanah air".
Setelah, dua negara merdeka didirikan di Semenanjung Korea pada 15 Agustus 1948, tiga tahun setelah kekalahan Jepang.
Uni Soviet telah mengalahkan Jepang di Korea Utara, sedangkan AS telah membebaskanKoreaSelatan.
Pada tahun 1949, Hari Pembebasan dijadikan sebagai hari libur umum diKoreaSelatanoleh presiden pertamanya, Syngman Rhee.
Setiap perayaan, ada upacara peringatan khusus yang diadakan setiap tahun untuk Hari Pembebasan yang dihadiri oleh presiden yang duduk diKoreaSelatan.
Lagu Gwangbokjeol juga menjadi identitas sebagai bentuk merayakan pembebasan dan biasanya selalu dinyanyikan pada upacara ini.
6. Chuseok (20-22 September 2021)
Chuseok berarti "Malam Musim Gugur" dalam bahasa Korea dan merupakan festival panen yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut.
Chuseok, mirip dengan Thanksgiving Amerika, adalah hari libur terbesar di Korea.Chuseokdirayakan pada hari ke-15 bulan ke-8 dari kalender china.
SelamaChuseok, orang Korea mengunjungi makam leluhur mereka atau mengadakan upacara peringatan leluhur di rumah-rumah
Biasanya, di meja makanan, setiap keluarga selalu membuat makanan tradisional seperti songpyeon, kue beras dengan isian khusus yang dikukus di atas jarum pinus, dan anggur beras.
Pancake Korea dan buah-buahan segar juga biasa dikonsumsi selamaChuseok.
7. Hangul Day (9 Oktober 2021)
Setiap 9 Oktober adalah Hari Hangeul diKoreaSelatanuntuk memperingati penemuan alfabet Korea di tahun 1443. Terkadang, hari libur ini juga disebut "Hari Bahasa Korea".
Hangul ditemukan oleh Raja Sejong Korea, bersama dengan beberapa sarjana, yang menciptakan sistem penulisan khas Korea.
Hangul pertama kali digunakan secara umum pada tahun 1446.
Adanya sistem ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat melek huruf di Korea.
Sistem lama, Korea mengikuti tulisan China yang dikenal dengan &;Hanca&;. Hingga kini terkadang, orang-orang Korea sering menggabungkan huruf Hangul dengan Hanca.
Alasan ini, Hari Hangeul menjadi hari libur patriotik sekaligus perayaan bahasa dan alfabet Korea.
Baca juga: Seruput Hangatnya Wedang Ronde Mbah Payem, Kuliner Legendaris Jogja Sejak 1965
Baca juga: 5 Jajanan Tradisioal Indonesia Berbahan Dasar Singkong, Ada yang Berasal dari Daerahmu?
Baca juga: Black Day di Korea Selatan, Hari Bagi Para Jomblo untuk Tenggelam dalam Kesedihan, Seperti Apa?
Baca juga: Jelajah Keindahan Amsterdam dan Korea Selatan di Flora Wisata San Terra
Baca juga: 5 Kafe dan Restoran di Bandung yang Sajikan Kuliner Khas Korea Selatan, Rasanya Autentik
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.comdengan judul Mengenal 7 Perayaan dan Hari Libur Nasional di Korea Selatan : dari Seollal Hingga Chuseok